Surya "Si Anak Manja" Nekat Bakar Halte Transjakarta, Keluarga Duga Ada yang Menghasut

Surya, mahasiswa semester 6 di salah satu universitas swasta di Jakarta, ditangkap polisi karena diduga membakar halte Transjakarta saat demo.

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Putri Anggraini, kakak Surya pelaku pembakaran halte Transjakarta, saat diwawancarai di kediamannya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN - Surya, mahasiswa semester 6 di salah satu universitas swasta di Jakarta, ditangkap polisi karena diduga membakar halte Transjakarta saat demo yang berakhir rusuh.

Surya ditangkap bersama tiga pelaku lainnya yaitu Haris, Irsyad, dan anak di bawah umur berinisial A. Mereka diciduk polisi di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Surya juga aktif sebagai anggota karang taruna dan sering mengikuti acara pengajian di lingkungan tempat tinggalnya.

"Adik saya pokoknya kalau ada (kegiatan) di kelurahan tuh selalu ikut serta, apapun kegiatannya. Kebetulan kuliahnya juga lagi libur kan, jadi aktif lah untuk kegiatannya. Kadang suka bagi-bagi makanan tuh, pengajiannya, Jumat berkah," kata Kakak Surya, Putri Anggraini, Kamis (4/9/2025).

Surya sempat bekerja sebagai driver ojek online (ojol). Ia lalu memutuskan berhenti setelah ponselnya hilang dan fokus menyelesaikan kuliahnya.

"Dulu sempat ngojek, jadi ojol, cuma kebetulan HP-nya hilang. Jadi dia sudah nggak aktif lagi, sekarang hanya jadi mahasiswa gitu," ujar Putri.

Putri tak pernah menyangka sang adik terlibat aksi anarkis hingga nekat membakar halte Transjakarta.

Di mata Putri, Surya merupakan pemuda yang tidak neko-neko dan sangat manja terhadap ibunya.

"Adik saya, mohon maaf, badannya cuma gede saja gitu, pikirannya masih bocah, masih manja banget sama ibunya. Apa-apa masih ibunya gitu, makanya saya sempat kaget adik saya ikut-ikut kayak gitu, gimana gitu kan," ungkap dia.

Putri menuturkan, Surya, Irsyad, dan A mulanya tak pernah berniat untuk ikut dalam barisan pendemo. Ketiganya lebih memilih untuk nongkrong bareng di depan rumah Surya.

Tak lama kemudian, Haris datang dan mengajak mereka pergi dengan dalih jalan-jalan.

"Si Haris, karena kebetulan mohon maaf si haris itu juga bukan anak sini ya, beda gitu. Cuma berteman sama adik saya karena satu karang taruna. Dia yang nyamper ke sini gitu," tutur Putri.

"Awalnya dia jalan-jalan, niatnya cuma jalan jalan, karena katanya habis ngerayain 17 Agustus tuh, jalan-jalan biasa sama teman-temannya," imbuhnya.

Namun, Putri menyebut saat itu Haris sudah membawa bom molotov di dalam tasnya tanpa diketahui oleh Surya, Irsyad, dan A. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved