Virus Corona di Indonesia
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik 13 Persen Dalam Dua Pekan, Anies Baswedan Soroti Mobilitas Warga
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, kasus Covid-19 terus meroket menjelang libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, kasus Covid-19 terus meroket menjelang libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, tren peningkatan kasus ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir.
Bahkan, periode dua pekan terakhir lonjakan kasus Covid-19 mencapai 13,3 persen dengan total kasus tembus angka 163.111.
Dari hasil evaluasi, Anies Baswedan mengatakan, lonjakan kasus tak terlepas dari tingginya mobilitas warga yang keluar masuk Jakarta.
Data dari Facebook Data for Good menunjukan bahwa pada tanggal 8 Desember 2020 atau sehari sebelum Pilkada, ada pergerakan cukup masif masyarakat dari dalam Jabodetabek ke luar.
Hal ini pun berimplikasi pada pergerakan kembali mereka ke Jabodetabek.
"Tanggal 8 Desember 2020 (1 hari sebelum Pilkada) ada pergerakan dari dalam Jabodetabek ke luar Jabodetabek," ucapnya, Senin (21/12/2020).
Lonjakan kasus Covid-19 ini berpotensi kembali meroket saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Untuk mengantisipasi hal itu, Anies Baswedan menerbitkan Seruan Gubernur (Sergub) Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pengendalian Kegiatan Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 pada Masa Libur Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Mobilitas penduduk ini akan kami pantau dan dikendalikan agar tak terjadi penularan. Baik orang dari luar ke Jakarta maupun sebaliknya," ujarnya dalam keterangan yang diterima TribunJakarta.com.
Orang nomor satu di DKI ini pun mengimbau seluruh warganya untuk tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar.
"Perlu bagi kita khususnya para keluarga di Jakarta untuk menahan diri tidak melakukan aktivitas liburan ke luar rumah, terlebih keluar dari Jakarta," tuturnya.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan agar penularan Covid-19 bisa segera dikendalikan.
"Jangan sampai liburan yang senangnya mungkin hanya sementara malah membuat orang-orang yang kita sayangi berisiko terpapar Covid-19," kata Anies Baswedan.
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kasus Covid-19 kerap mengalami tren peningkatan setelah adanya libur panjang, seperti pada akhir Oktober dan Agustus lalu.
"Kami mengimbau masing-masing dari kita menahan diri tidak liburan ke luar rumah, apalagi ke luar kota," ucapnya.
Baca juga: Antrean Rapid Test Antigen di Bandara Soekarno-Hatta Mengular, Alasan Harga Jadi Alasan
Baca juga: Anak Tewas Dituding Ditabrak Truk yang Dikendarainya & Selingkuhan, Ayah Bantah: Bukan Saya Senggol
Baca juga: Selain Kerokan, 7 Obat Tradisional Ini Ampuh Mengatasi Masuk Angin, Yuk Catat!
Kapasitas Ruang Isolasi Sisa 15 Persen
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza memastikan, kapasitas 98 rumah sakit rujukan Covid-19 masih aman hingga akhir tahun 2020.
Adapun data dari Dinas Kesehatan DKI menyebutkan bahwa tempat tidur di ruang isolasi khusus pasien Covid-19 hanya tersisa 15 persen.
Sedangkan, ketersediaan tempat tidur di ruang ICU (Intensive Care Unit) tinggal 20 persen.
"Ketersediaan rumah sakit masih cukup," ucap Ariza di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (21/12/2020).
Meski demikian, politisi Gerindra ini menyebut, Pemprov DKI bakal terus meningkatkan kapasitas RS rujukan Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan.
Anggaran khusus untuk penanganan Covid-19 pun disebutnya sudah dialokasikan dalam APBD 2020.
"Terus kami tingkatkan jumlah tenaga kesehatan, jumlah fasilitas, laboratorium, jumlah rumah sakit, relawan, vitamin, dan obat. Kami siapkan semunya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, Gubernur Anies Baswedan telah memberi instruksi untuk menambah kapasitas RS rujukan di ibu kota.
"Kami menargetkan peningkatan kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.171 dan ICU sebanyak 1.020 di RS rujukan Covid-19 Jakarta, khususnya RSUD," tuturnya.
"Peningkatan kapasitas fasilitas ini pula diiringi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan," tambahnya menjelaskan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi hingga 3 Januari 2020.
Anies menyebut, perpanjangan masa transisi ini dilakukan lantaran belum ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19.
Selain itu, perpanjangan PSBB masa transisi ini juga dilakukan sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus akibat libur Natal dan tahun baru.
Untuk itu, fokus Pemprov DKI dalam masa PSBB transisi kali ini ialah mengendalikan mobilitas penduduk agar kasus Covid-19 bisa ditekan.
"Mobilitas penduduk ini akan kami pantau dan dikendalikan agar tak terjadi penularan, baik orang dari luar ke Jakarta maupun sebaliknya," ucapnya, Senin (21/12/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun mengimbau warganya untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar kota saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Perlu bagi kita, khususnya para keluarga di Jakarta untuk menahan diri tidak melakukan aktivitas liburan ke luar rumah, terlebih keluar dari Jakarta,” ujarnya.