Kritik Anggota DPRD yang Walk Out Saat PSI Bicara di Paripurna, Emrus: Harusnya Didebat Saja

Emrus mengungkapkan, seharusnya semua partai dapat mendengarkan pernyataan PSI pada rapat paripurna.

Editor: Wahyu Aji
WARTA KOTA/AHMAD SABRAN
Gedung DPRD DKI Jakarta 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik, Emrus Sihombing angkat bicara soal sikap walk out mayoritas fraksi di DPRD DKI Jakarta kala Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan bicara di Rapat Paripurna.

Sikap tersebut diduga dilakukan lantaran PSI menolak kenaikan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Gaji DPRD DKI Jakarta.

Emrus mengungkapkan, seharusnya semua partai dapat mendengarkan pernyataan PSI pada rapat paripurna.

Jangan sampai walk out menjadi solusi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat di DPRD DKI Jakarta.

"Perbedaan sikap antara fraksi, tidak harus keluar semua sekaligus, tidak salahkan mendengar ucapan dari PSI. Harusnya di situ dijelaskan dan diberdebatkan. Kalau begini kan di satu sisi yang keluar juga tampaknya kurang elok lah meninggalkan sahabatnya sesama DPRD itu. Didebat saja," katanya di Jakarta, Senin (21/12/2020).

Dia mengatakan, Indonesia memegang teguh demokrasi Pancasila yang mengedepankan musyawarah dalam penyelesaian masalah.

Jika sikap fraksi di DPRD DKI Jakarta menjadikan walk out sebagai solusi, mendekati demokrasi liberal.

"Karena kita bukan demokrasi liberal, demokrasi kekeluargaan, gotong royong, mendengar, berdiskusi, bermusyawarah seperti sila keempat Pancasila. Kalau ditinggal itu seperti demokrasi liberal," ujarnya.

Sebelumnya, dalam rapat Raperda tentang perubahan Perda nomor 1 tahun 2015 di gedung DPRD DKI Jakarta Senin (14/12/2020).

Sejumlah fraksi melakukan aksi walkout ketika PSI mendapatkan giliran berbicara menyampaikan pandangan umumnya.

Aksi walkout diduga sebagai respon atas sikap PSI menolak kenaikan RKT dan Gaji DPRD DKI Jakarta.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved