Wagub DKI Salahkan Pandemi Covid-19, Jadi Penyebab Masalah Sosial dan Gelandangan Marak di Jakarta

Menurutnya, banyak warga terpaksa kehilangan mata pencahariannya sejak Covid-19 melanda hampir setahun belakangan ini.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui di kantornya di Balai Kota, Senin (4/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim, munculnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mulai marak di ibu kota merupakan imbas dari pandemi Covid-19.

Menurutnya, banyak warga terpaksa kehilangan mata pencahariannya sejak Covid-19 melanda hampir setahun belakangan ini.

"Setahun ini kita tahu semua bangsa di dunia termasuk Indonesia dan Jakarta sedang mengalami Covid-19. Itu artinya masalah sosial semakin tinggi," ucapnya, Selasa (5/1/2021).

Adapun masalah PMKS ini kembali mencuat setelah Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan ke sejumlah wilayah di ibu kota.

Mantan Wali Kota Surabaya ini pun menemukan beberapa gelandangan tinggal di kolong jembatan hingga mangkal di Jalan Sudirman-Thamrin.

Untuk mengatasi hal ini, Ariza berjanji bakal menggiatkan patroli untuk menghalau para gelandangan.

"Kami akan terus melakukan semua upaya untuk mengurangi, bahkan menghilangkan adanya gelandangan apalagi di daerah protokol," ujarnya.Tak sampai di situ, Pemprov DKI melalui Dinas Sosial kini juga tengah berupaya menambah kapasitas tempat penampungan bagi para PMKS yang terjaring razia.

"Kami di Dinsos punya tempat penampungan, memang secara bertahap berkesinambungan semua itu diarahkan, kita membuat perhatian kepedulian bagi mereka untuk dicarikan tempat lebih baik," kata dia.

Sebut cuma musiman

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal beberapa Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin beberapa waktu lalu.

Menurutnya, mereka merupakan gelandangan yang kerap muncul di ibu kota pada waktu-waktu tertentu.

Ia pun mengakui, fenomena kemunculan PMKS belakangan memang marak terjadi di Jakarta.

"Itu (keberadaan PMKS) musiman," ucapnya saat ditemui di Balai Kota, Selasa (5/1/2021).

Politisi Gerindra ini mengatakan, maraknya gelandangan di awal tahun 2021 ini sama seperti yang kerap terjadi jelang lebaran, dimana para PMKS sering mangkal di pinggir jalan dan tempat-tempat ibadah.

"Ini seperti terjadi juga waktu awal Covid-19, itu awal Ramadan juga terjadi beberapa tempat (jadi tempat mangkal PMKS), seperti di Tanah Abang," ujarnya menjelaskan.

Untuk mengatasi hal ini, ia menyebut, Pemprov DKI bakal mengerahkan sejumlah personel Satpol PP dan petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial untuk melakukan patroli di sejumlah wilayah.

Pasalnya, keberadaan mereka yang kerap mangkal di sejumlah jalan protokol sangat mengganggu ketertiban umum.

"Kami akan terus melakukan semua upaya untuk mengurangi, bahkan menghilangkan adanya gelandangan apalagi di daerah protokol," kata dia.

"Memang kalau dilihat di beberapa jalan itu kalau malam ada saja di pinggir jalan itu, di pinggir jalan mereka tidur di trotoar. Kejadiannya persis seperti kalau bulan Ramadan," tambahnya menjelaskan.

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan blusukan pada hari pertama tugasnya sebagai Menteri Sosial di jembatan Kali Ciliwung bagian bawah flyover Jalan Pramuka, Jakarta Pusat pada Senin 28 Desember 2020.

Saat blusukan, Risma bertemu dengan seorang pemulung dan istrinya yang tengah mendorong gerobak di flyover Jalan Pramuka.

Risma pun berbincang dengan pemulung tersebut, termasuk bertanya perihal penghasilan sehari-hari yang didapat pemulung tersebut.

Pemulung itu mengaku memperoleh penghasilan sebesar Rp 800.000 setiap bulan yang harus ia bagi untuk biaya hidup keluarga di kampung halaman.

Mendengar curahan hati pemulung tersebut, Risma berjanji akan mencarikan rumah layak huni sekaligus memberikan pelatihan agar si pemulung bisa memperbaiki kualitas hidup.

"Bapak, Ibu, saya carikan rumah jadi enggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk Bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kayak gini, ya. Mau ya," kata Risma.

Setelah dua hari berselang, Risma kembali melakukan blusukan ke kolong tol Pluit, Jakarta Utara. Ia menawarkan membuka warung pecel lele ke warga yang tinggal di kolong tol Pluit pada 30 Desember 2020.

Risma juga sempat blusukan ke kawasan jalan protokol Sudirman-Thamrin di Jakarta Pusat Senin kemarin dan menemukan beberapa gelandangan di tempat tersebut.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved