Relawan Pasukan Tri Rismaharini Sebut Mensos Risma Ditakdirkan Maju Pemilihan Gubernur DKI Jakarta

Risma diyakini Relawan Pasutri telah ditakdirkan menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang.

Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Lusius Genik Lendong
Deklarasi Relawan Pasukan Tri Rismaharini (Pasutri) 

Sejak dilantik sebagai Mensos pada 23 Desember 2020, Risma sudah beberapa kali melakukan blusukan di wilayah Jakarta.

Awalnya Risma memulai blusukan di kolong jembatan belakang kantornya di Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat.

Ia kemudian melanjutkan ke sejumlah titik lain di Ibu Kota.

Terakhir, pada Senin (4/1/2021) kemarin, ia blusukan melintasi kawasan Jalan Sudirman–Thamrin, Jakarta Pusat.

Dalam blusukan tersebut, mantan Wali Kota Surabaya itu menemukan sejumlah gelandangan yang tak memiliki rumah di Jakarta.

Ia kemudian menghampiri dan mengajak para tunawisma tersebut untuk berdialog.

“Ikut saya ya Pak, nanti saya carikan balai. Nanti ada temannya banyak, nanti masih bisa mulung. Saya bantu cari kerjaan, supaya bisa makan, supaya bisa tidur, ndak kehujanan,” ungkap Risma sembari mengajak salah seorang pemulung yang terlihat tidur di pinggiran toko, seperti dikutip dari Kompas TV.

Dibela Sekjen PDI Perjuangan

Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto (DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com)

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membela Menteri Sosial Tri Rismaharini yang aktif melakukan blusukan di DKI Jakarta pasca dilantik. 

Menurutnya, aksi blusukan tersebut adalah karakter Risma yang memang kerap turun ke bawah. 

"Bu Risma juga kan belum lama dilantik, jadi karakter kepemimpinan Bu Risma setiap kunjungan ke daerah itu turun dan menyapa rakyat khususnya mereka yang miskin, yang terpinggirkan, yang diperlakukan tidak adil," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa (5/1/2021).

Hasto menyebut, apa yang dilakukan Risma merupakan cara membangun harapan bahwa Wong Cilik rakyat Marhaen, tidak akan lagi merasa tertinggalkan karena hadirnya pemimpin yang menyatu dengan rakyat. 

"Tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi Gubenur. Sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," papar Hasto.

"Bukankah sejak awal ketika Konstitusi dirancang semangat dari para pendiri republik ini menegaskan bagaimana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara?" sambungnya.

Hasto menegaskan, pengalaman yang begitu luas sebagai wali kota faktanya mampu membawa kemajuan dan juga keberpihakan bagi rakyat kecil di Kota Surabaya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved