Antisipasi Virus Corona di DKI
Wagub Riza Patria Beberkan Mekanisme Vaksinasi Covid-19 di Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan mekanisme vaksinasi Covid-19 di ibukota.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, SETIABUDI - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan mekanisme vaksinasi Covid-19 di ibukota.
Ia menjelaskan, nantinya vaksin Covid-19 bakal didistribusikn ke beberapa puskemas dan rumah sakit.
"Nanti (vaksin Covid-19) akan disiapkan di puskesmas-puskesmas dan di beberapa rumah sakit," kata Riza kepada wartawan di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (13/1/2021).
Lebih lanjut, Riza menyebut Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga akan mengatur penjadwalan vaksinasi.
"Jadi dari Dinkes akan mengatur, pada waktunya akan diumumkan secara bertahap," ujar dia.
Vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta dijadwalkan mulai Jumat (15/1/2021). Menurut Riza, Pemprov DKI Jakarta akan mendahulukan tokoh dan tenaga kesehatan untuk disuntik vaksin Covid-19.
"Di Jakarta tentu kami, saya dan jajaran sangat mendukung, dan kita akan mulai hari jumat tanggal 15 Januari 2021 pagi di beberapa tempat akan melakukan vaksinasi bagi tokoh-tokoh, juga sektor kesehatan," kata Riza.
Riza berharap seluruh warga Jakarta bersedia untuk disuntik vaksin Covid-19.
"Kami minta masyarakat mendukung, tidak usah khawatir dan ragu. Vaksin ini baik, aman, sehat, dan membantu kita agar terbebas dari Covid-19," ujar dia.
Ia juga mengigatkan bahwa warga yang menolak untuk divaksin Covid-19 dapat dikenakan sanksi pidana atau denda.
"Sesuai dengan Perda Nomor 2 tahun 2002, bagi yang menolak vaksin bisa dikenakan sanksi pidana, denda yang besarnya Rp 5 juta," ucap Riza.
Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 60 ribu tenaga kesehatan di DKI Jakarta bakal menerima vaksin Covid-19 pada Jumat (15/1/2021) besok.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti terkait jumlah penerima vaksin pada tahap pertama vaksinasi Covid-19.
"Kami menyiapkan dulu 60 ribu tenaga kesehatan yang kami berikan suntikan di tahap awal ini," ucapnya, Rabu (13/1/2021).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah tenaga kesehatan yang ada di DKI sebenarnya ada 131 ribu orang.
Namun, tak semuanya memenuhi kriteria lantaran tahap pertama vaksinasi ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang belum pernah terpapar Covid-19.
"Teman-teman tenaga kesehatan akan mendapat notifikasi melalui SMS Blast. Nah, kemudian ada proses registrasi ulang dan screening," kata dia.
Dalam proses screening, ada 16 pertanyaan yang harus dijawab oleh para tenaga kesehatan.
Bagi tenaga kesehatan yang pernah terpapar Covid-19 dan memiliki penyakit tertentu yang bisa menurunkan imunitas, maka mereka tidak diprioritaskan mendapat vaksinasi.
"Jadi, ada tahap screening lagi yang akan dilakukan oleh tim vaksinasi yang ada di tempatnya masing-masing," tuturnya.
Baca juga: Mie Ayam Pak Gepeng, Kuliner Legendaris di Pondok Indah hingga Langganan Para Konglomerat
Baca juga: Wagub DKI Riza Patria: Menolak Vaksin Bisa Dipidana dan Didenda Rp 5 Juta
Baca juga: Cerita Marina Merawat Cucu yang Menderita Kanker Darah Sejak Usia 6 Tahun
Kemudian, para tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi pada tahap awal ini direncanakan bakal divaksin pada Februari 2021 mendatang.
Selain 60 ribu tenaga kesehatan, Widyastuti menyebut, ada 20 pimpinan daerah dan tokoh masyarakat yang juga bakal menerima vaksin pada tahap pertama vaksinasi ini.
Namun, Widyastuti tak menjelaskan secara rinci puluhan orang tersebut.
"Secara garis besar mulai dari tokoh birokrat, tokoh masyarakat, hingga organisasi profesi. Itu yang akan (mendapat vaksin) sesuai kebijakan di tingkat pusat," ucapnya.
Adapun, DKI Jakarta saat ini telah menerima 120.040 vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Nantinya, satu orang penerima vaksin bakal mendapat jatah dua dosis yang diberikan secara bertahap dalam selang waktu dua pekan.
"Iya (ada 60 ribu tenaga kesehatan dan 20 tokoh masyarakat penerima vaksinasi), karena kami menerima dosisnya 120.040 dengan catatan harus dipastikan satu orang aman mendapatkan dua dosis," ujarnya.