Senyum Pemuda Bergamis dengan Wajah Penuh Tato, Cerita Hijrah Hingga Alasan Tak Niat Hapus Tato

Ahmad Nur Kusuma Yuda akrab disapa Yuda tersenyum ramah saat ditemui di dalam masjid di Kota Semarang. Wajah Yuda penuh tato, kini ia memilih hijrah

KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Ahmad Nur Kusuma Yuda di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan. Ahmad Nur Kusuma Yuda akrab disapa Yuda tersenyum ramah saat ditemui di dalam masjid di daerah Peleburan, Kota Semarang. 

Cara Bertahan Hidup

Hidup di jalanan, Yuda bertahan dengan berjualan kaus sablonan di acara-acara komunitas dan mengamen.

Bahkan, dia juga pernah mencoba menjadi tukang tato di Bali.

"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucapnya. Yuda bercerita tentang awal mula tato bersarang di tubuhnya hingga memilih jalan untuk berhijrah.

Lantas ia bercerita mengenai tato yang awalnya di bagian wajah akhirnya mulai
bertambah dari tangan dan punggung.

Dia mengaku semua tato yang melekat di tubuhnya itu merupakan hadiah sebagai kenang-kenangan saat bertandang ke rumah teman dari berbagai kota.

"Ada gambar mata Dajjal di panggung, gambar Bunda Maria di lengan kiri, gambar muka setan di telapak tangan kiri, dan gambar Joker di lengan kanan. Lalu gambar bio mekanik di wajah. Kalau keluar kota dapat kenang-kenangan tato dari teman," ujarnya.

Yuda mulai merenungi hidup dan memikirkan masa depan saat jelang bulan Ramadan tahun lalu.

Ia pun memutuskan meninggalkan masa lalu setelah melalui perenungan yang dalam.

"Saya renungkan dan telepon Om saya, saya mau hijrah kembali ke jalan yang benar. Walau keluarga belum menerima semua, tapi saya usaha," katanya.

Da mengaku tidak berniat menghapus tatonya meski telah berhijrah.

"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya.

Yuda akhirnya memilih tinggal di Semarang karena dekat dengan keluarga termasuk ayah.

Dia mengaku proses hijrahnya tidak mudah dan penuh rintangan.

Terlebih lagi, dirinya kerap kali dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved