Penampakan Kios Pedagang Daging Sapi di Pasar Kranji Baru Bekasi Mogok Jualan
Kondisi ini disebabkan, aksi mogok jualan yang dilakukan pedagang daging sapi di Bekasi imbas kenaikan harga yang terus terjadi.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Puluhan Kios pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi kosong melompong tak ada aktivitas, Rabu (20/1/2021).
Kondisi ini disebabkan, aksi mogok jualan yang dilakukan pedagang daging sapi di Bekasi imbas kenaikan harga yang terus terjadi.
Pantauan TribunJakarta.com, suasana puluhan kios daging sapi di Pasar Kranji Baru kosong, tidak ada aktivitas pedagang.

Blok kios pedagang daging sapi berada di lantai dasar Pasar Kranji Baru, lalu lalang aktivitas pengunjung pasar tampak ramai beberapa blok kebutuhan pangan lain.
Lampu kios pedagang daging tetap dihidupkan, tetapi tidak ada pelaku usaha yang berjaga di kios miliknya.
Meja lapak jualan daging yang biasanya dipenuhi degangan kosong, hanya tersisa bantalan kayu yang kerap digunakan untuk memotong daging.
Lemari es di tiap-tiap lapak penjual daging dikunci rapat, pedagang memasang rantai yang digembok mengitari pintu untuk membuka tempat penyimpanan daging tersebut.
Rudy (34) pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru mengatakan, dia bersama puluhan pedagang mogok jualan sebagai bentuk solideritas Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Jabodetabek.
"Mulai hari ini enggak jualan, saya sekarang cuma mampir ke pasar aja lihat kios," kata Rudy saat dijumpai.
Menurut dia, aksi mogok jualan ini rencananya akan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu (23/1/2021) mendatang.
"Kita kompak enggak jualan karena menyikapi harga daging sapi yang naik, kita pedagang kecil merasa kesusahan," tegasnya.
Sementara itu, hal yang sama juga dilakukan pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi Timur. Hal ini disampaikan Tim Monitoring Suhaimi.
"Hari ini tidak jualan (pedagang daging sapi) tutup total, mereka menyampaikan aspirasi minta dinormalkan kembali harga dari pemotongan hewan," tegasnya. (*)