Pedagang Daging Sapi di Pasar Anyar Tangerang Mogok Jualan
Pada Selasa (19/1/2021), menurut dia, memang sudah banyak pedagang sapi potong yang mogok berjualan.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pemandangan tak lazim terlihat di Pasar Anyar Kota Tangerang pada Rabu (20/1/2021).
Dari pandangan mata TribunJakarta.com di Pasar Anyar Tangerang, tepatnya di lokasi tempat biasa jual beli daging sapi potong tidak ada aktivitas jual beli sama sekali.
Dari puluhan bahkan rayusan lapak dilokasi itu, tidak ditemukan satu batang hidung pun penjual daging sapi potong.
Hanya ada beberapa penjaga dan warga sekitar yang menyalakan alat karaoke mengusir keheningan untuk sementara.
Herman seorang pedagang cabai sekitar mengatakan pemandangan tak biasa ini baru terjadi hari ini.
Pada Selasa (19/1/2021), menurut dia, memang sudah banyak pedagang sapi potong yang mogok berjualan.
"Tapi baru hari ini bablas enggak ada sama sekali penjual (daging sapi potong). Katanya mah pada mogok jualan tapi enggak tahu sampai kapan saya," cerita Herman.
Kata dia, banyak warga yang kecele saat tiba di Pasa Anyar Tangerang pada pagi ini.
Pasalnya, mereka kaget lapak langganannya tiba-tiba saja kosong dan tidak ditemukan satupun pedagang daging sapi di sana.
"Pagi banyak yang nanyain daging sapi, tapi ya memang enggak ada yang jualan. Kan terpusat di sini," tutur Herman.
Baca juga: Komentar Kubu Rizieq Shihab Terkait Gelar Perkara Kasus Kerumunan Raffi Ahmad
Baca juga: Kapolri Jenderal Idham Azis Antar Komjen Listyo Sigit Prabowo Fit and Proper Test di DPR
Ternyata, pelaku usaha Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Tangerang, sementara waktu ini menghentikan usahanya.
Hal itu, sebagai bentuk aksi protes pelaku usaha penyedia daging sapi lantaran tingginya harga sapi hidup hingga detik ini.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) seruan aksi mogok itu selama tiga hari.
Sejak Selasa 19 Januari hingga Kamis 21 Januari 2021 besok.
Pelaku usaha pembibitan Sapi Kabupaten Tangerang, Idris mengaku belum menentukan arah pasti terkait aksi mogok para pelaku usaha perdagingan sapi tersebut.
"Info surat edaran begitu, tapi kita belum tahu akan ikut atau tidak. Sebelumnya ada surat edaran juga, tapi hoaks jadi bingung kita," jelas Idris, Selasa (19/1/2021).
Menurutnya, saat ini pasokan sapi hidup dari pengusaha penggemukan sapi (feedloter) sangat terbatas.
Sehingga memicu kenaikan harga sapi hidup bagi usaha pemotongan hewan.
"Harga bakalan sapi Australia naik, dan membeli sapi susah karena tidak semua feedlot menjual banyak ke RPH. Orang punya duit banyak juga belum tentu bisa membeli sapi dari feedlot," ungkap Idris.
Ia mengaku setiap hari dapat menyembelih 10 sampai 20 ekor sapi setiap harinya, sesuai permintaan dari para pedagang sapi langganannya.
"Sehari 10 sampai 20 ekor. Tergantung permintaan dari pedagang," jelasnya
Dari informasi yang dihumpun, kenaikan harga sapi bakalan (sapi hidup) dari suplier ke RPH sebesar Rp 4 ribu kilogram hidup.
Sebelumnya, berkisar antara Rp 1 sampai Rp 2 ribu perkilogram sapi hidup.
"Kenaikan ini melebihi kenaikan harga pada saat lebaran. belum ke karkas bisa naik dua kali lipat lagi. Misal di sapi hidup kita naik seribu tapi di karkas kita naik sampai dua ribu," pungkas Idris.