Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Tragedi Penerbangan Sriwijaya Air SJ-182: Sederet Hal Penting dan Temuan Selama 13 Hari Operasi SAR
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn.) Bagus Puruhito menuturkan, tiga metode pencarian menyasar di lokasi jatuhnya pesawat di perairan Kepulauan Seribu pada koordinat 05°57’47.81’’ S – 106°34’10.76’’ E.
Metode pencarian awal dilakukan di atas permukaan air menggunakan helikopter milik TNI AU.
Kemudian, pencarian dilakukan di permukaan air oleh tim yang sudah berada di lokasi dengan kapal operasional.
"Di bawah permukaan kita menggunakan kapal-kapal yang mempunyai perlengkapan zona, di antaranya KRI Rigel," kata Bagus di Dermaga JICT II, Minggu (10/1/2021).
Hasilnya, tim SAR gabungan mengumpulkan 17 kantong berisi bagian tubuh korban, 10 kantong serpihan pesawat, dan 17 bagian potongan besar pesawat.
Senin, 11 Januari 2021
Pada Senin (11/1/2021), upaya mencari keberadaan black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, mulai menunjukkan titik terang.
Lokasi yang diduga keberadaan black box sudah terlacak oleh Tim SAR Gabungan.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan operasi pencarian diubah satu sektor.
Pemetaan lokasi black box berbentuk segitiga seluas 140 meter x 100 meter.
"Jadi tinggal satu sektor kemarin dua. Dari hasil evaluasi semalam, kita petakan jadi satu (sektor)," ungkapnya kepada wartawan pada Selasa (11/1/2021).
Namun, pada hari ketiga operasi SAR kala itu, pencarian black box masih terkendala puing-puing Pesawat di dalam air.
Selain itu, air laut yang berombak turut memengaruhi jarak pandang di hari ketiga pencarian.
Adapun pada hari ketiga, tim SAR gabungan mendapatkan cukup banyak objek pencarian.
Terkumpul sebanyak 56 kantong berisi bagian tubuh, lima kantong jenazah, serta tujuh potongan besar pesawat.