Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Jaket Utuh Yumna Diantara Badan Pesawat yang Hancur, Momen Terakhir Ratih Windania Dikenang Kakak
Penemuan jaket berwarna pink bertuliskan Minnie Mouse membuat hati siapa yang melihatnya bak teriris-iris.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Penemuan jaket berwarna pink bertuliskan Minnie Mouse membuat hati siapa saja yang melihatnya bak teriris-iris.
Jaket itu ditemukan lebih dulu dibanding pemiliknya, bocah malang berusia 3 tahun, Yumna Fanisyatuzahra.
Jaket pink bergambar kartun di depannya tersebut ditemukan dengan utuh di antara badan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hancur total.
Kemudian, jaket milik Yumna yang ditemukan oleh nelayan di sekitaran TKP jatuhnya Sriwijaya Air itu viral di media sosial.
Baca juga: Viral Wanita Disebut Istri Syekh Ali Jaber, Adik Sang Ulama Bantah: Bukan Ummu Nadia atau Ummu Fahad
Baca juga: Balita Viral Pemilik Jaket Minnie Mouse dan Ibunda yang Hamil Diketemukan, Pilot Afwan Masih Misteri
Yumna, menaiki pesawat rute Jakarta-Pontianak itu bersama kakak, ibu, kakek, dan neneknya.
Namun nahas, pesawat yang dinaiki Yumna bersama puluhan penumpang lainnya jatuh di sekitaran Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Sebelum pulang ke Pontianak, Yumna baru saja liburan bareng keluarga besarnya di Bandung.
Follow juga:
Terlihat, momen membahagiakan sekaligus menyedihkan itu diunggah ibunda Yumna, Ratih Windania di media sosialnya.
Kini, unggahan tersebut menjadi kenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Dua minggu peristiwa Sriwijaya Air jatuh, Yumna, kakaknya, ibunya, kakek, dan neneknya sudah berhasil teridentifikasi.
Yumna jadi yang terakhir teridentifikasi setelah keluarganya yang lain.
Jenazah kakek nenek Yumna teridentifikasi pada Jumat (15/1/2021), kakaknya Athar Senin (18/1/2021), dan sang ibu Ratih Windania Rabu (20/1/2021).
Baca juga: Kisah Okky Korban Sriwijaya Air SJ 182, Jenazahnya Terindentifikasi Bertepatan dengan Tanggal Jadian
Sementara Yumna teridentifikasi pada Jumat (22/1/2021).
Itu artinya, semua anggota kelurga Yumna yang jadi penumpang pesawat tersebut sudah berhasil ditemukan.
Di sisi lain, Irfansyah, kakak kandung Ratih Windania mengurai kesedihannya.
Karena peristiwa nahas tersebut, Irfan kehilangan orangtua, adik, dan juga keponakan.
Ditambah calon keponakannya yang masih berada di kandungan Ratih.
Baca juga: Diramal Bakal Kandas dengan Aurel Tahun 2021, Atta Halilintar Tegas: Gausah Sok Nyari Panggung!
Di media sosial, Irfan sempat mengunggah foto keluarganya tersebut dengan caption menyentuh hati.
Foto itu diambil di Bandung beberapa hari sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi.
"Ya Allah, momen terakhir kami liburan ke Ciwiday Bandung, minta doanya ya, al fatihah," tulis Irfan di caption Instagramnya.
Irfan sempat mengungkap kesedihannya kala tahu pesawat yang dinaiki keluarganya jatuh.

Sambil menangis, Irfan mengaku akan melakukan apapun demi membuat orangtua dan adiknya selamat dari musibah tersebut.
Video Ratih Windania juga sempat viral beberapa saat setelah kabar kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 sekira pukul 14:40 WIB.
Ratih memperlihatkan momen perpisahan bersama keluarga besarnya.
"Dadah kita pulang dulu ya," begitu kiranya ucapan Ratih di video tersebut.
Baca juga: Istri Masih Menanti Kabar Baik, Perkataan Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ182 Terngiang Keluarga
Irfan mengaku mengantar Ratih dan orangtuanya ke Bandara untuk kembali ke Pontianak.
Dikatakan Irfan, seharusnya orangtuanya terbang pukul 07:00 WIB pagi hari Sabtu.
"Tapi karena ada peralihan. Jadi kita itu jalan dari Bandung Jumat, sampai Jakarta malam, berharap paginya terbang," ucapnya dikutip TribunJakarta.com dilansir dari YouTube Beepdo.com, Senin (11/1/2021).
Namun, Irfan mengaku jadwal penerbangan orangtua dan adiknya dipindahkan pukul 13:00 WIB.
"Dalam pesawat itu ada bapak, ibu, adik, keponakan saya dua orang, nah itu jadwalnya hari Sabtu digeser ke 13:30 WIB," tutur Irfan.
Irfan membantu mengurus semua persiapan orangtua dan adiknya pulang ke Pontianak.
Mulai dari mengantar ke bandara, cek in, sampai urusan bagasi.
Baca juga: Ikut Berduka Tragedi Sriwijaya Air SJ-182, Mbak You: Gak Bisa Diucapkan dengan Kata-kata
"Sudah selesai, orangtua saya tinggal masuk ke dalam," ucap Irfan.
Setelah orangtua dan adik naik pesawat, Irfan mendapat kabar duka pada pukul 16:00 WIB.
Seketika, Irfan langsung pergi ke bandara Soekarno-Hatta.
"Di sini udah ada tulisan dan udah dipastikan pesawat jatuh," ucap Irfan.
Irfan mengaku yakin orangtua dan adiknya menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Karena memang saya yang nganter sendiri, saya yang cek in, saya sudah pastikan ada orangtua di dalam,"
"Pas saya lihat manifest ada semua," tutur Irfan.
Tak ada firasat Irfan akan ditinggalkan orangtua dan adik serta keponakannya.
Baca juga: Pamer Potongan Rambut Baru Kiano yang Bikin Gemas, Baim Wong: Inilah Sebab Istri Sering Nonton Korea
Hanya saja, Irfan mengingat permintaan sang ayah untuk salat jamak.
"Ayah saya itu gak pernah mau jamak salat gabungin gitu. Tiba-tiba hari itu dia nanya saya 'bapak boleh gak jamak antara zhuhur dan ashar',"
"Nah saya bilang 'boleh pak, kan bapak gatau nyampe jam berapa dan mau kemana dulu' itu jawaban saya," ucap Irfan.
"Qodarullah dia udah salat jamak dan dapat kabar pesawat jatuh," cerita Irfan dengan suara terbata.
Air mata Irfan tak bisa dibendung lagi kala mengingat nasib keluarganya.
Irfan mengaku merupakan dua bersaudara.
"Bapak ibu adik saya, saya dua bersaudara, udah gak ada siapa-siapa lagi," tutur Irfan seraya ditenangkan rekannya.
Irfan menyebut adiknya, Ratih sedang hamil 5 bulan.
Suami Ratih sudah menunggu di bandara di Pontianak saat itu.
"Adik saya lagi hamil 5 bulan, suaminya nunggu di Pontianak. Semua ada di pesawat itu, saya sekarang tinggal pasrah, serahkan semua sama Allah," kata Irfan.
Irfan mengenang momen bahagia semua orangtua, adik, dan keponakannya pulang ke Pontianak dengan menaiki Sriwijaya Air SJ-182.
Bersama keluarganya, Irfan mengaku baru saja pulang liburan.
Baca juga: Hamil Anak ke-2, Caca Tengker Dapat Kejutan Baby Shower Bertema Cacas Baby Sprinkle dari Nagita
"Kami jalan-jalan, makan, seneng-seneng, sekarang baru kerasa,"
"Nyampe rumah kosong, ga ada siapa-siapa sepi. Bener-bener gak bisa digambarin lagi," tutur Irfan menangis.
Irfan mengaku ikhlas menerima musibah yang terjadi di keluarganya.

Jika ada hal yang membuat keluarganya kembali, Irfan mengaku akan melakukannya.
"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan, tapi gak mungkin ini sudah takdir Allah," kata Irfan.
Irfan lantas mengingat lambaian tangan terakhir Ratih Windania di Bandara.
"Dia dadah, pulang dulu ya. Itu saja," ucap Irfan menangis.
Irfan bahkan memeragakan lambaian tangan Ratih sesaat sebelum berjalan masuk ke pesawat Sriwijaya Air.
Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.
"Astagfirullah, turut berduka mas," ucap pewarta.