Kepala TPU Khusus Covid-19 Talangin Upah Penggali Makam Rp 60 Juta: Lama-lama Saya Pusing Juga
Ketua TPU Jombang, Tangerang Selatan Tabroni mengatakan sempat menalangi upah para penggali makam. Ia pusing karena kerap nombok untuk gaji mereka.
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Tobroni, Ketua TPU Jombang, Tangerang Selatan, mengatakan sempat menalangi upah para penggali makam.
Jumlahnya pun tidak main-main, karena mencapai Rp 60 juta.
Hal itu disebabkan karena ada keterlambatan pembayaran upah buat para penggali makam.
Aksi demo sejumlah penggali makam di TPU Jombang pada Senin (25/1/2021) menjadi puncak kekecewaan mereka.
Alasannya karena pembayaran upah yang menjadi hak mereka telat.
• Ngaku Sudah Sering, Wanita Mesum di Halte Santai Rapikan Rambut saat Kapolsek Senen Bertanya
Menurut Tabroni, telatnya pembayaran itu baru pertama semenjak TPU Jombang ditunjuk Pemkot Tangsel sebagai pemakaman jenazah korban Covid-19 sejak Maret 2020 silam.
"Kalau yang kemarin-kemarin kan sedikit saya ada rezeki saya tombokin dulu. Cuma lama-lama saya pusing juga," ucap Tobroni kepada Wartakotalive.com pada Selasa (26/1/2021).
"Usaha saya juga sudah lagi mandek, sudah kayak pahlawan kesiangan kalau talangin dulu," imbuh dia.
• Pengakuan Muncikari Prostitusi Gadis Belia di Sunter: Dapat Upah Rp 1,2 Juta Sekali Transaksi
• PDI Perjuangan Siap Tampung Kader Gerindra yang Minta Anies Baswedan Mundur Bila Dipecat Partai
• 4 Pemilik Shio Ini Berpotensi Banjir Uang di Tahun 2021, Shio Kamu Termasuk?
Tabroni terpaksa meminjam dana dari pihak lain agar penggali makam bisa menerima upah tepat waktu.
Tak jarang, ia mengakali keterlambatan biaya dengan kocek pribadinya untuk sementara waktu.
Biasanya, Pemkot Tangsel melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimta) membayarkan upah setelah pengelola TPU Jombang menagih.
Baca juga: Kesal Pernah Ditilang, Pemuda Buat Status Ujaran Kebencian ke Polri, Akhirnya Jadi Begini
"Nalangin dari Maret (2020). Saya pernah sampai Rp 60 juta. Sehabis itu diajukan ke Disperkimta," ucap dia.
"Cuman saya enggak lebih-lebihkan dan mengambil keuntungan satu sen pun."
"Saya enggak ambil keuntungan saya enggak mau," ungkapnya.
Dana talangan ini dipakai karena pembayaran para penggali makam menggunakan upah harian.
Menurut dia setiap lubang makam ditaksir senilai Rp 1 juta.
Jumlah segitu nantinya dibagi kepada lima penggali makam dalam satu lubang tersebut.
Pada 2021 ini, Disperkimta Kota Tangsel mulai mengubah sistem pengupahan per hari menjadi per minggu.
Sehingga pada Januari 2021 para penggali makam belum menerima upah.
Alasannya, Disperkimta Kota Tangsel belum menggelontorkan upah untuk penggali makam.
"Kurang cuma minggu kemarin, karena (pencairan dana, red) prosesnya memang lama," ucap dia.
Baca juga: Minta Anies Baswedan Mundur, Sosok Kader Gerindra Ali Lubis Tergabung ACTA yang Kerap Laporkan Ahok
"Sekarang mereka (penggali makam, red) sudah paham dari harian ke mingguan," tegas Tobroni.
Penggali Makam Demo Bawa Poster

Sejumlah penggali makam yang demo menyuarakan keresahannya lewat tulisan di atas kardus.
"Kami tim galih TPU Jombang, menolak memakamkan sebelum hak kami terpenuhi," demikian tulisan yang tertera di atas kardus.
Foto dua penggali memegang kardus berisi protes itu dibagikan ke sejumlah grup apliaksi pesan singkat pada Senin (25/1/2021).
Di dalamnya ada narasi, bahwa para penggali belum dibayar untuk 80 lubang makam.
Saat TribunJakarta.com mendatangi TPU Jombang, para penggali tengah rapat bersama Tabroni.
Ada juga Nazmudin, Kasi Pemakaman Disperkimta.
Penggali makam bernama Makmur menolak diwawancarai dan berlalu menggeber motornya.
"Ya enggak dapat bayaran, pulang saja," ajak Makmur kepada sesama penggali makam.
• Muncikari Beberkan Pelanggan PSK di Bawah Umur yang Diamankan Polsek Tanjung Priok
Nazmudin mewakili Pemkot Tangsel kemudian memberi penjelasan.
Ia memastikan para penggali bukan tidak dibayar, melainkan ada perubahan sistem pembayaran dari harian per lubang makam, kini menjadi mingguan.
"Jadi ini dibayar oleh pengelola tukang gali itu setiap hari, ada lima (lubang) dibayar lima, ada tujuh dibayar tujuh, ada empat dibayar empat," ucap Nazmudin.
"Untuk hari ini mereka rencananya kita bayar per minggu. Katakanlah utang. Jadi, mereka punya tabungan dua lubang, mau dibayar di akhir minggu ini," imbuh dia.
Nazmudin mengakui sistem pengupahan penggali makam ini tidak gampang.
"Jadi demo itu karena mau dibuat sistem dari harian bayarannya menjadi tiap minggu sambil menunggu dana BTT-nya (Biaya Tak Terduga) turun," ia menjelaskan.
Soal 80 lubang yang tertulis di foto pendemo yang beredar dibantah Nazmudin.
"Itulah tidak benar. Silakan ditanya langsung ke tukangnya berapa yang belum dibayar. Ternyata mereka itu punya tabungan pembayaran dua lubang, hari ini itu," tegas dia.
Nazmudin membenarkan upah penggali makam untuk per lubang sebesar Rp 1 juta. Setiap lubang digarap lima penggali.
"Jumlah keseluruhan kita 10 orang yang aktif, kemudian yang tadi (demo) itu yang kebetulan mempunyai jadwal galian hari ini belum dibayar," kata dia lagi.
Sebagian artikel ini disarikan dari berita Warta Kota berjudul: Upah Penggali Makam Telat Dibayar, Kepala TPU Jombang : Sejak Maret Sampai Rp 60 Juta Saya Talangi