Ada yang Dirumahkan hingga PHK, 2.935 Pekerja di Kota Bekasi Terdampak Covid-19

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi mencatat, sebanyak 2.935 pekerja terkena dampak pandemi Covid-19.

Dampak ini berupa, dirumahkan, diliburkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kepala Disnaker Kota Bekasi Ika Indah Yarti mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi telah menyebabkan menurunnya kegiatan usaha dan rendahnya kemampuan bertahan pengusaha.

Sebagai rincian, data Disnake Kota Bekasi sepanjang pandemi Covid-19, sebanyak 411 pekerja dilaporkan telah menjalani status dirumahkan.

Kemudian, sebanyak 923 orang statusnya diliburkan oleh perusahaan, serta 1601 pekerja dilakukan PHK dari petusahaan tempatnya bekerja.

"Data itu kami himpun hingga Desember 2020, berdasarkan hasil monev (monitoring dan evaluasi) tim Disnaker Kota Bekasi dan Provinsi Jawa Barat," kata Ika, Minggu (31/1/2021).

Di Kota Bekasi lanjut dia, terdapat 2.203 perusahaan dengan jumlah total pekerja 84.777 pekerja atau buruh.

Jika dipersentasikan, jumlah pekerja yang terkena PHK di Kota Bekasi dalam masa pandemi kurang lebih 1,9 persen

"Dan prosentase jumlah pekerja atau buruh yang dirumahkan adalah kurang lebih 0,5 persen dari total jumlah pekerja di Kota Bekasi," terangnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kata Ika, berupaya memaksimalkan program kartu prakerja dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) bagi buruh yang terkena dampak PHK.

"Kartu prakerja ditujukkan kepada pencari kerja, pekerja yang terkena PHK atau pencari kerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, baik yang berasal dari calon pekerja migran Indonesia (CPMI), terdampak wabah corona maupun penyandang disabilitas," tegasnya.