Hari Ini Diperiksa Bareskim, Ini Kronologi Kasus yang Menjerat Abu Janda

Permadi Arya alias Abu Janda hari ini dijadwalkan diperiksa Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Editor: Elga H Putra
Tribunnews.com
Abu Janda alias Arya Permadi. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Permadi Arya alias Abu Janda hari ini dijadwalkan diperiksa Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Abu Janda akan dimintai keterangan Bareskrim terkait unggahannya di Twitter yang menyebut “Islam Arogan”.

“Iya betul (diperiksa) Senin, 1 Februari 2021,” ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (31/1/2021).

Abu Janda sebelumnya dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Abu Janda dilaporkan atas dugaan ujaran SARA terkait cuitan yang menyebut “Islam arogan” di akun Twitter-nya, @permadiaktivis1.

Laporan itu diterima pihak kepolisian dan terdaftar dengan nomor LP/B/0056/I/2021 tertanggal 29 Januari 2021.

Rumah Legenda Srimulat Jadi Sarang Ular, Kesaksian Warga Lagi Tidur Lelap Dicium Ular Piton

“Kami melaporkan dugaan SARA terhadap agama yang mengatakan 'Islam Arogan' juga yang memuat konten penistaan agama,” ujar Ketua Bidang Hukum DPP KNPI Medya Rischa, Sabtu (30/1/2021), dilansir dari Tribunnews.com.

“Jadi karena dukungan masyarakat sudah banyak, kami diarahkan untuk segera melaporkan itu ke Bareskrim terhadap akun @aktivispermadi1 diduga milik Abu Janda," sambung Medya.

Kronologi Kasus Abu Janda

Dalam cuitan yang diunggah pada Minggu (24/1/2021), Abu Janda dianggap menyinggung Islam sebagai agama arogan terhadap kearifan lokal.

Sosok Kecil di Ruang Autopsi, Cerita Dokter Forensik Ungkap Kasus Istri Hamil Tua Dibunuh Suami Siri

Setahun Terbebani Kasus Istri Hamil Dikubur Suami Siri, dr. Hastry Ungkap Kejadian di Ruang Autopsi

Sedihnya Kakek Musa Cerita Dibayar Rp 200 oleh Penumpang, Ivan Gunawan Beri Hiburan Makanan Kesukaan

Abu Janda diduga melanggar Pasal 45 ayat 3 Junto Pasal 27 ayat 3 dan atau Pasal 45 ayat 2 Junto Pasal 28 ayat 2 Undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang ITE, dan Pasal 310 KUHP dan atau Pasal 311 KUHP tentang diskriminasi etnis.

Tak lama dari cuitan itu, Abu Janda membuat kuping orang kembali merah dengan menyebut dalam cuitannya di Twitter menyoal Islam agama arogan.

"Islam memang agama pendatang dari Arab, Agama Asli Indonesia itu Sunda Wiwitan, Kaharingan dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalau tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal @awemany," tulis Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1, Senin (28/1/2021).

Kicauan pria pemilik nama lengkap Heddy Setya Permadi atau Permadi Arya, kelahiran Cianjur, 14 Desember 1973, ini mengundang reaksi banyak orang.

Ia kembali dilaporkan dengan nomor polisi LP/B/0056/I/2021 teranggal 29 Januari 2021. Laporan tersebut didaftarkan oleh KNPI.

"Kami melaporkan dugaan SARA terhadap Agama yang mengatakan 'Islam Arogan' juga yang memuat konten penistaan agama," ujar Ketua bidang hukum DPP KNPI Medya Rischa kemarin.

Menurut dia, laporan ini dilayangkan menyusul dukungan masyarakat sudah banyak. Sehingga soal ini diarahkan untuk segera melapor ke Bareskrim Polri.

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU, KH. As'ad Said Ali yang penasaran karena sepak terjang Abu Janda lalu mencari tahu sosok sebenarnya.

Kiai As'ad Said Ali lalu menceritakan pengalamannya mencari tahu siapa Abu Janda.

Ketika masih menjabat Ketua Dewan Penasehat Anshor beberapa tahun lalu, Kiai As’ad Said Ali mempertanyakan pimpinan GP Anshor tentang Abu Janda.

Sukses Antarkan Tito Karnavian dan Listyo Sigit Jadi Kapolri, Sosok Jenderal Ini Calon Kabareskrim

Ia melakukan itu setelah Abu Janda berbicara tentang Nahdlatul Ulama (NU) di televisi yang dianggap ngawur.

Menurut dia, Abu Janda penyusup ke dalam organisasi GP Anshor atau NU. Sampai Kiai As'ad Said Ali menelusuri Abu Janda yang bisa mengikuti pendidikan kader Anshor atau Banser.

“Kesimpulan saya dia (Abu Janda) penyusup ke dalam Anshor/NU, sehingga perlu ditelusuri kenapa bisa ikut pendidikan kader Anshor/Banser,” kata Kiai As’ad Said Ali dikutip dari Facebook pribadinya, Sabtu (30/1/2021).

Dari penelusurannya, Kiai As’ad Ali menemukan fakta, bahwa Abu Janda tidak memiliki rekomendasi dari cabang atau wilayah Anshor/Banser sesuai dengan persyaratan sebagai peserta kaderisasi.

“Ia (Abu Janda) diterima atas rekomendasi seorang tokoh NU,” ucap Kiai As’ad Sadi Ali yang pernah bertugas di Badan Intelijen Negara ini.

Meski tak sebut nama, Kiai As'ad Said Ali melihat tokoh NU yang merekomendasikan mempunyai prasangka baik dan tidak memeriksa latar belakang Abu Janda.

“Saya kira dengan pertimbangan prasangka baik dan tidak mengecek latar belakang siapa sebenarnya Abu Janda,” ujarnya.

Menurut dia, Abu Janda sebenarnya telah ditegur untuk tidak bicara tentang NU atas nama Anshor.

Tapi jadi persoalan, Abu Janda sudah terlanjur memakai seragam Banser NU di media. Sehingga publik menyangka Abu Janda bagian dari NU.

“Padahal, fikrah dan akhlaknya bukan pengikut aswaja,” ujarnya.

Abu Janda alias Heddy Setya Permadi.
Abu Janda alias Heddy Setya Permadi. (Tribunnews.com)

Dikatakan Kiai As’ad Said Ali, provokasi Abu Janda selama ini telah menimbulkan kerusakan yang cukup besar di lingkungan NU.

Beberapa pondok pesantren merasa terusik. Tak hanya itu, ada juga yang menjauhi (mufarakah) dari struktur NU. Hal ini terjadi di daerah sekitar Bogor, Jawa Barat.

“Ini karena apa yang disampaikan oleh Abu Janda bertolak belakang dengan fikrah an Nahdliyah,” ujarnya.

Kiai As’ad Said Ali menduga ada orang-orang lain di luar sana seperti Abu Janda yang berpura-pura membela NU melalui media sosial.

“Saya mensinyalir ada Abu Janda-Abu Janda yang lain yang berpura pura membela NU melalui medsos , tetapi sesungguhnya musang berbulu domba,” ujarnya.

Misteri Satu Keluarga Tewas Tragis di Blitar, Polisi Temukan Kejanggalan karena Kematian Tak Wajar

Kang Pipit Meninggal Dunia, Ini Daftar Pemain Preman Pensiun yang Telah Berpulang

Tuding Pasangannya Selingkuh, Suami Bakar Istri, Orangtua Teriak Minta Tolong

Sebagai warga Nahdliyin, Kiai As’ad Said Ali menyarankan agar PBNU bersikap tegas terhadap Abu Janda karena memanfaatkan nama besar NU untuk kepentingan pribadi.

“Sudah saatnya PBNU secara resmi bersikap tegas terhadap Abu Janda. Dia memanfaatkan nama besar NU untuk kepentingan pribadi yang kalau dibiarkan akan merusak keutuhan NU,” kata Kiai As’ad Said Ali.

Mabes Polri yang menangani kasus ini siap memanggil Abu Janda sebagai pihak terlapor pada Senin, 1 Februari 2021.

"Iya betul (Abu Janda Diperiksa Senin Besok)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Sabtu (30/1/2021).

Nantinya, kasus tersebut bakal ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Terima Permohonan Maaf Abu Janda

Barisan Ksatria Nusantra sempat menunggu empat jam kedatangan Abu Janda untuk memberikan klarifikasi atas cuitannya menyebut Islam agama arogan.

Ketua Umum BKN Muhammad Rofi'i Mukhlis bersama kiai-kiai pengurus BKN NU mendapat langsung penjelasan Abu Janda.

Hasil tabayyun dan klarifikasi Abu Janda, BKN dan para kiai berkeyakinan, bahwa Abu Janda atau Permadi tidak ada niatan sedikit pun menghina Islam.

"Apalagi Abu Janda sendiri ketika saya tanya, 'kamu agamanya apa?' 'Islam gus.' Nah yang kedua, minta maaf atas kesalahpahaman itu Abu Janda menyampaikan dengan tulus dan ikhlas tanpa ada unsur keterpaksaan," ucap Rofi'i.

Tak hanya kepada BKN, Abu Janda juga membuat video klarifikasi yang diunggah di YouTube Abu Janda Aktivis pada Sabtu (30/1/2021). Ia mengaku dirinya bagian warga NU kultural.

"Saya bikin video ini untuk Kyai-kyai, Gus-gus, Ustaz-ustaz, dan semua warga NU yang saya cintai. Nama saya Permadi Arya alias Abu Janda. Saya warga NU kultural, juga kaderisasi organisasi Bandung NU. Izinkan saya menjelaskan kesalahan tulisan saya di Twitter," ujar Abu Janda dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (31/1/2021).

Abu Janda menjelaskan, cuitan dirinya telah dipotong dengan menghilangkan konteks. Cuitannya 'Islam arogan' adalah balasannya untuk cuitan Tengku Zulkarnain.

"Komentar saya itu diviralkan, dipotong tanpa konteks. Itu seolah-olah pernyataan mandiri. Padahal itu adalah cuitan jawaban saya ke ustaz Tengku Zulkarnain yang sedang provokasi SARA mengatakan minoritas di sini arogan ke mayoritas", jelas Abu Janda.

Dari situ Abu Janda mengeluarkan kata arogan dalam tulisannya. Ia menegaskan menjawab tulisan ustaz Tengku Zulkarnain yang mengatakan minoritas arogan terhadap mayoritas.

Ia juga menjelaskan soal cuitannya yang menyebut Islam sebagai agama pendatang. Poin ini juga menjadi satu di antara hal yang dipermasalahkan.

"Komentar tersebut tentunya saya berbicara sebagai seorang muslim dalam konteks otokritik perihal masalah internal Islam saat ini. Makanya di situ saya tulis Islam sebagai agama pendatang dari Arab," katanya.

Abu Janda membantah cuitannya itu dimaksudkan untuk ormas Islam seperti Muhammadiyah atau NU.

"Yang saya maksud adalah Islam transnasional seperti Salafi Wahabi, yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal, seperti mengharam-haramkan sedekah laut," jelasnya.

"Jadi bukan Islam nusantara seperti NU dan Muhammadiyah. Yang saya maksud, Islam pendatang dari Arab, yakni Islam transnasional atau Salafi Wahabi. Bukan generalisasi semua Islam," tegas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Besok, Bareskrim Jadwalkan Pemeriksaan Abu Janda soal Twit "Islam Arogan"" dan di Tribunjakarta.com dengan judul Disebut Penyusup di NU, Sosok Abu Janda Klarifikasi Cuitannya Hingga Sebut Nama Tengku Zulkarnain, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved