Markas Nahdlatul Ulama di Petamburan Viral di Medsos, Punya Sederet Kegiatan yang Rutin Dilakukan

Ketua Tanfidziah NU Ranting Petamburan, Agus Awaludin, mengatakan pihaknya berencana mengadakan sejumlah kegiatan.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Papan nama atau plang bertuliskan 'Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan', di depan kantor Kelurahan Petamburan, RT 05 RW 03, Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat 

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan baru beberapa hari memasang plang nama organisasinya, di Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat

Ketua Tanfidziah NU Ranting Petamburan, Agus Awaludin, mengatakan pihaknya berencana mengadakan sejumlah kegiatan.

Beberapa diantaranya kegiatan salat subuh berjemaah, pengajian untuk anak-anak, dan sebagainya.

"Nanti ada kegiatan subuh keliling, ada pengajian sejak subuh dari masjid ke masjid," kata Agus, saat ditemui TribunJakarta.com, di Jalan Petamburan II, Senin (1/1/2021).

"Ada pengajian Muslimat Nahdlatul Ulama. Ada juga pengkajian anak yatim-piatu. Itu setiap malam Selasa dan malam Jumat, di sini juga (Sekretariat Nahdlatul Ulama Petamburan)," lanjutnya.

Selain itu, jadwal pengajian anak-anak akan diselenggarkan pada Senin hingga Kamis.

"Bahkan sampai asar (sekira jam 4 sore) di Musala Almuqabalah (Sekretariat Nahdlatul Ulama)," ucapnya.

Kegiatan tersebut perdana dilakukan mulai hari ini.

Namun, mereka akan menyiasati jumlah muridnya yang hingga ratusan. 

"Karena muridnya sampai 100, jadi kami bagi-bagi di musala lainnya. Ini untuk mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," jelas Agus.

"Jadi nanti di sini 20 murid, di musala lainnya 20 juga. Masing-masing musala 20," lanjutnya.

Wilayah Petamburan memang terdapat sejumlah masjid hingga musala.

Pihak Nadlatul Ulama Petamburan pun mengklaim telah mendapat izin dari berbagai tokoh masyarakat setempat, guna meminjam masjid dan musala.

Papan nama atau plang bertuliskan 'Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan', di depan kantor Kelurahan Petamburan, RT 05 RW 03, Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021).
Papan nama atau plang bertuliskan 'Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan', di depan kantor Kelurahan Petamburan, RT 05 RW 03, Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

"Tentunya kami mendapat izin dari tokoh masyarakat. Mereka juga senang dan sangat mendukung kegiatan kami," jelasnya. 

"Karena pengajian untuk anak-anak ini gratis. Alhamdulillah, semuanya gratis untuk semua masyarakat. Tidak dipungut biaya apapun," tutup dia.

Tak Ada Kaitannya dengan Pembubaran FPI

Ketua NU Petamburan Sebut Tak Ada Hubungan Papan Sekretariat NU yang Viral dengan FPI Dibubarkan

Foto papan nama atau plang bertuliskan 'Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan' viral di media sosial.

Sebab, plang tersebut berada di dekat bekas Markas Front Pembela Islam (FPI).

Sekretariat Nahdlatul Ulama (NU) ini tepatnya berada di depan kantor Kelurahan Petamburan, RT 05 RW 03, Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat

Ketua Tanfidziah NU Ranting petamburan, Agus Awaludin, menegaskan plang ini tak ada kaitannya dengan pembubaran FPI beberapa waktu lalu. 

Ketua Tanfidziah NU Ranting petamburan, Agus Awaludin, saat ditemui TribunJakarta.com, di Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021),
Ketua Tanfidziah NU Ranting petamburan, Agus Awaludin, saat ditemui TribunJakarta.com, di Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021), (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

"Sebenarnya plang ini sudah direncanakan sejak lama," kata Agus, saat ditemui TribunJakarta.com, di lokasi, Senin (1/2/2021).

"Bahkan, sekarang viral yang mungkin mengaitkan dengan pembubaran FPI, malah ini direncanakan sebelum adanya pembubaran FPI," lanjutnya.

Dia melanjutkan, adanya plang ini sejak Kamis, 28 Januari 2021.

"Terlaksananya pada Kamis (28/1/2021) sore, baru dipasang," kata Agus

"Kenapa baru Kamis? Pertama memang ada yang menyumbangkan (besi-besi), lalu butuh proses pemotongan besi, kerangka, dan penulisannya," lanjutnya.

Karena faktor itu, kata Agus, pemasangan plang ini terlambat.

"Makanya baru jadi Kamis kemarin," ucapnya. 

Menyoal perizinan, kata Agus, pihak Kelurahan Petamburan, tokoh masyarakat, dan warga setempat juga telah mengizinkan sejak lama.

"Kalau izin-izin sudah juga, kami sudah lama ke Pak Lurah. Nah, kalau Ranting Petmburan ini kan tiap kelurahan ada ranting NU-nya," ucap dia.

Nantinya, Sekretariat Nahdlatul Ulama Ranting Petamburan ini akan diisi 30 anggota secara struktural. 

"Nanti anggotanya ada 30-an lah. Mudah-mudahan kami bisa amanah," ujarnya.

Sejarah Petamburan

Dosen Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI), Lilie Suratminto menjelaskan asal muasal nama wilayah Petamburan yang menjadi salah satu kelurahan di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurutnya, nama Petamburan berasal dari kata tambur.

Tambur merupakan alat musik pukul berbentuk bundar atau genderang.

Kegunaan tambur kala itu, lanjut Lilie, sebagai alat musik untuk mengiringi orang Eropa yang meninggal pada masa Hindia Belanda.

"Nama Petamburan itu dari kata tambur. Tempat bermain tambur. Biasanya kalau ada orang meninggal diiringi oleh itu (tambur)," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di TPU Petamburan, Jakarta Pusat pada Senin (30/12/2019).

Dosen Sastra Belanda, Lilie Suratminto menjelaskan batu nisan Mayor Khouw Kim An di TPU Petamburan pada Senin (30/12/2019).
Dosen Sastra Belanda, Lilie Suratminto menjelaskan batu nisan Mayor Khouw Kim An di TPU Petamburan pada Senin (30/12/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Pemain musik yang memainkan tambur berasal dari orang-orang Betawi masa itu.

Setiap mengiringi orang meninggal, para pemain biasanya memainkan alat musik terompet dan tambur.

Bagi pelayat yang hadir pun tak bisa sembarang.

"Yang meninggal di sini orang-orang Eropa. Pelayat juga ada kelasnya, yang pertama, kedua, ketiga siapa," ungkapnya.

Kemungkinan lain, Lilie menjelaskan bahwa nama Petamburan berasal dari keberadaan tempat pembuatan tambur untuk militer.

"Orang militer saat itu juga perlu tambur," tambahnya.

Tempat Tinggal Rizieq Shihab

Nama Petamburan memang cukup dikenal banyak orang.

Hal itu lantaran wilayah tersebut merupakan tempat tinggal Rizieq Shihab dan jadi markas Front Pembela Islam (FPI) yang telah dibubarkan pemerintah sejak 30 Desember 2020 lalu.

Rizieq Shihab sendiri tinggal di Gang Paksi yang berada di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sebelum FPI dibubarkan pemerintah, markas DPP FPI dan Laskar Pembela Islam berada di Petamburan III.

Sering kali juga diadakan pengajian yang digelar di Petamburan.

Foto situasi Maulid Nabi dan Pernikahan Putri Habib Rizieq di Petamburan, Sabtu (14/11/2020).
Foto situasi Maulid Nabi dan Pernikahan Putri Habib Rizieq di Petamburan, Sabtu (14/11/2020). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Nama Petamburan kembali jadi sorotan saat Rizieq Shihab kembali ke Indonesia pada 10 November 2020.

Kawasan Petamburan menjadi lautan manusia yang menyambut kepulangan Rizieq Shihab ke tanah air.

Padahal saat itu masih berlangsung pandemi Covid-19 yang melarang adanya kerumunan.

Empat hari berselang, pada 14 November 2020, kerumunan kembali terjadi di Petamburan.

Hal itu saat Rizieq Shihab menikahkan putrinya dan menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

Puncak dari kerumunan yang ada di Petamburan, Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka dan kini mendekam di tahanan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ini Asal Usul Nama Wilayah Petamburan di Tanah Abang, Jakarta Pusat

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved