Sisi Lain Metropolitan
Cerita Rahadin, Penggali Makam Covid-19 yang Tidak Ingin Terlewat Waktu Beribadah
Rahadin menuturkan, jumlah jenazah yang dimakamkan saat ini jauh lebih banyak mengingat kasus positif yang terus mengalami peningkatan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Bertugas sebagai penggali makam Covid-19, Rahadin tak pernah tinggalkan salat lima waktu.
Pandemi Covid-19 di Indonesia diketahui hampir menginjak satu tahun.
Bahkan jumlah yang terpapar Covid-19 pun sudah tembus lebih dari satu juta jiwa.
Banyaknya korban meninggal, membuat pemerintah terus menambah lahan baru untuk pemakaman Covid-19, seperti di DKI Jakarta.
Mengacu pada hal tersebut, para penggali makam yang berasal dari Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dituntut untuk siap siaga.
Rahadin misalnya. Sejak beberapa tahun silam ia sudah menjadi bagian dari PJLP Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, yang bertugas di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.
Sedari awal pandemi, Rahadin sudah terbiasa memakamkan jenazah dengan protap Covid-19.
Hingga akhirnya ia turut diperbantukan di TPU Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
"Diperbantukan di sini. Iya baru dari awal pekan ini aja," katanya kepada TribunJakarta.com, Kamis (4/2/2021).
Memiliki pengalaman di TPU Pondok Ranggon, membuatnya santai dalam menjalani pekerjaan.
Namun, yang membedakan hanyalan jumlah jenazah yang dikebumikan saja setiap harinya.
Rahadin menuturkan, jumlah jenazah yang dimakamkan saat ini jauh lebih banyak mengingat kasus positif yang terus mengalami peningkatan.
Tak ayal, ia bersama penggali makam lainnya harus siap siaga selama 24 jam.
"Enjoy aja sih. Namanya risiko pekerjaan. Apalagi angka kasus positifnya juga terus meningkat," lanjut bapak lima anak ini.
Sebelum jam istirahat tiba, Rahadin tentunya masih berjibaku dengan tanah yang ia gali.
Jumlah jenazah yang tak pernah diketahui, membuat para penggali makam harus menyiapkan liang lahat sebanyak mungkin.
Meski begitu, Rahadin menuturkan tak ingin melewati waktu salat wajib.
Baik zuhur, asar, magrib maupun isya tak ingin dilewatinya karena kesibukannya bekerja.
Pakaian yang penuh dengan tanah, apalagi ketika musim hujan tiba tak mematahkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Rahadin menuturkan selalu mandi ketika waktu salat tiba.
Dari rumah, ia selalu membawa minimal dua pakaian salin.
Pakaian pertama merupakan peralatan ibadah dan satu lainnya merupakan pakaian salin sebelum pulang ke rumah.
"Tapi jangan lupa untuk salat. Di sini saling mengingatkan aja. Makanya saya minimal bawa dua pakaian salin. Pas waktu salat kita mandi aja. Baju ini dijemur, kita ganti yang bersih. InsyaAllah ibadah terus dijalani," jelasnya.
• Dishub DKI Klaim Flyover Tapal Kuda Lenteng Agung Efektif Kurangi Kemacetan Lalu Lintas
• Kesaksian Warga Soal Aktivitas di Pasar Muamalah Depok, Dirham Ditukar dengan Bahan Pokok
• Abu Janda Singgung Nama Hendropriyono Usai Menjalani Pemeriksaan di Bareskrim Polri
Sempat tak percaya diri
Secara sekilas, memang tak pernah ada keluhan dari para penggali makam Covid-19.
Namun siapa sangka bila sejumlah penggali makam ini justru sempat merasa tak percaya diri.
Rahadin menuturkan ia sempat tak percaya diri alias minder sewaktu sepulang kerja.
Kejadian ini ia alami di awal pandemi.
"Ini dulu ya. Pernah minder karena takutnya kita yang bawa virus ke keluarga atau ke lingkungan," ungkapnya.
Namun rasa itu justru terbantahkan dengan apresiasi yang diberikan para keluarga maupun lingkungannya.
"Tapi lama-lama semakin percaya diri aja karena respon yang diberikan keluarga dan tetangga rupanya enggak seperti yang saya pikirkan. Alhamdulillah sekarang sudah pada paham," jelasnya.
Namun untuk menjaga kesehatan bersama, Rahadin memastikan ia dan penggali makam lainnya melakukan pembersihan diri dengan mandi sebelum pulang ke rumah.
"Tapi buat jaga-jaga, kami mandi di sini. Biasanya baju enggak saya bawa pulang, saya cuci di sini. Kemudian saya pakai baju salin yang di bawa dan sampai rumah mandi lagi," tandasnya.