Ketika Emak-emak Bersatu Tutup Kafe Remang-remang yang Dianggap Sarang Maksiat
Emak-emak bersatu, tutup kafe remang-remang yang dianggap jadi sarang maksiat.
TRIBUNJAKARTA.COM, BINJAI - Emak-emak bersatu, tutup kafe remang-remang yang dianggap jadi sarang maksiat.
Peristiwa itu dilakukan para emak-emak bersama warga Sumber Karya Kecamatan Binjai Timur dan warga Desa Serba Jadi II.
Mereka kompak menggeruduk kafe remang-remang di perbatasan Binjai-Sunggal Deliserdang, Sumatera Utara.
Pasalnya, warga, terutama para emak-emak merasa sudah lama terganggu dengan aktivitas hiburan malam di kafe tersebut.
Terlebih, disinyakur kafe tersebut juga jadi tempat prostitusi yang melibatkan sejumlah wanita penghibur dan minuman beralkohol.
Lantaran sudah geram, Rabu (3/2/2021) tengah malam, puluhan warga setempat mendatangi lokasi hiburan malam tersebut.
Kaum emak-emak yang turut dalam aksi ini membubarkan aktivitas sekaligus berniat menutup paksa lokasi hiburan malam itu.
Nur, warga yang turut datang ke lokasi mengatakan, bahwa aksi ini bukan kali pertama.
Kata dia, warga sudah belasan kali menggeruduk lokasi hiburan malam tersebut namun pemilik tak juga jera membuka kegiatannya yang telah ditolak warga.
Padahal warga sudah menyampaikan peringatan, mulai dari cara baik-baik untuk saling menghargai sampai cara tegas hendak menutup paksa lokasi hiburan malam.
"Kami minta agar pemilik hiburan karaoke segera menutup usahanya, karena sudah sangat meresahkan warga. Mereka gak ingat waktu jam istirahat, tetap hidup musik keras-keras sampai pagi," tegasnya.
Lokasi hiburan malam ini berada di jalan lingkar Megawati-Tandam.
Biasanya kerap didatangi para lelaki hidung belang untuk bersenang-senang menikmati minuman beralkohol sembari dipandu wanita-wanita penghibur.
Siapa Zaim Saidi? Pendiri Pasar Muamalah di Depok yang Jual Beli dengan Mata Uang Dinar dan Dirham
• Lihat Logam Mulia Edisi Imlek yang Bertemakan Shio Kerbau
• Cerita Dibalik Satu Keluarga Pencopet di Surabaya, Bagi Peran dan Hasilnya untuk Makan Sehari-hari
"Kami gak tahu lagi lah kalau massa sudah ngamuk, sudah berulang kali kami ingatkan supaya jangan karaokean sampai pagi. Kami sangat terganggu, kami mau itu ditutup selamanya. Kami gak terima di kampung kami ada tempat maksiat," kata Nur.