Aksi Inspiratif Aipda Purnomo, Antar Anak Punk Pulang ke Rumah & Bantu Wanita ODGJ Temui Keluarga
Aksi Inspiratif diperlihatkan Anggota Polres Lamongan Aipda Purnomo. Aipda Purnomo merupakan pendiri Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Aksi Inspiratif diperlihatkan Anggota Polres Lamongan Aipda Purnomo.
Aipda Purnomo kerap membagikan aksinya menolong sesama melalui akun sosial media Instagram yang ia miliki, @poernomo_dtt.
Dalam akun tersebut tertulis Aipda Purnomo merupakan pendiri Yayasan Berkas Bersinar Abadi.
Aksi inpiratif tersebut antara lain mengantar anak punk pulang ke rumah orangtuanya, membantu wanita berstatus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bertemu keluarganya hingga menyisihkan gajinya demi cegah corona.
TribunJakarta.com merangkum sebagian aksi inspiratif Aipda Purnomo.
Antar Anak Punk Pulang ke Rumah

Saat itu, Aipda Purnomo melihat remaja berjalan tanpa mengenakan alas kaki alias nyeker di jalan Babat Jombang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Rabu (10/2/2021) pagi.
Aipda Purnomo yang saat itu baru pulang bekerja curiga kepada remaja tersebut.
Pasalnya, anak punk tersebut berjalan tanpa alas kaki.
Aipda Purnomo yang melihat anak tersebut nyeker lalu mengajak bicara anak punk tersebut.
"Tadi pagi saya pulang piket, saya melihat ada anak jalan kaki, yang bikin aneh jalan kakinya itu ga pake sendal, saya curiga, saya hentikan."
"(Lalu) saya ajak ngobrol dulu di depan rumah orang," kata Aipda Purnomo saat dihubungi oleh Tribunnews.com, Rabu (10/2/2021).
Anak laki-laki itu mengaku bernama Bagus yang saat ini duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Purnomo menceritakan, saat awal bertemu, Bagus takut pada dirinya.
Sebab, ia mengenakan seragam polisi.
Purnomo pun memahami hal tersebut, ia lantas berinisiatif untuk membujuk Bagus dengan memberikan sebatang rokok serta air mineral, agar bersedia diajak berbicara.
Bujukan tersebut ternyata berhasil.
Aipda Purnomo kemudian bertanya-tanya kepada Bagus.
Saat ditanya Purnomo, Bagus mengungkapkan ia adalah bagian dari kelompok punk.
Namun, ia ingin pulang ke rumah karena merindukan orang tuanya.
Kepada Purnomo, Bagus mengaku sudah bergabung dengan kelompok punk tersebut selama 4 hingga 5 hari dan tidak izin kepada orang tuanya.
"Saya nanya, 'sampean ijin nggak sama orang tua ?'"
"'Engga saya kasian bapak saya, pasti nyariin saya'," kata Purnomo menirukan ucapan Bagus.
Selama tinggal bersama anak punk, Bagus merasa tidak memiliki teman.
Sehingga ia pun memilih berpisah dari rombongan dan kembali pulang ke orang tuanya dengan berjalan kaki.
"Karena pengen pulang itu, dia lalu jalan kaki karena ga punya uang," imbuh Purnomo.
Lebih lanjut, Purnomo menyebutkan jarak antara jalan lokasi Bagus ditemukan dengan rumahnya berkisar 25 hingga 30 km.
Kepada Purnomo, Bagus tidak bercerita secara rinci terkait kegiatannya bersama anak punk.
Namun, ia mengaku bergabung dengan kelompok tersebut atas keinginan pribadi.
Setelah itu, mereka pergi ke sebuah warung makan dan memesan satu porsi nasi dan lauk untuk Bagus.
Purnomo lantas menawari Bagus untuk bersedia diantar pulang ke rumah orang tuanya.
"Karena saya penasaran dan tidak ingin dibohongi, saya sengaja antar pulang, namun dengan perjanjian, saya tidak boleh ketemu sama bapaknya," beber Purnomo.
Sebelum mengantar, Purnomo juga sempat mengajak Bagus ke tempat tinggalnya untuk diberikan baju dan celana.
"Sebelum dianter pulang, saya antar dulu ke rumah saya, saya kasih baju dan celana, (namun) dengan syarat dia ga mau difoto wajahnya," ungkap Purnomo.
Diketahui, Bagus menolak wajahnya diunggah di media sosial, lantaran takut apabila akan dicari oleh anggota punk yang pernah ia ikuti.
"Karena dia takut, nanti kalau saya share, nanti ketahuan anak-anak punk, lalu dicari," jelas Purnomo.
Diantar Ke Rumah
Purnomo lalu mengantar Bagus ke tempat tinggalnya yang berada di Lamongan pada hari yang sama pukul 08.30.
Namun, Purnomo menceritakan ia hanya mengantarkan Bagus sampai ke depan rumah, tanpa diketahui oleh orang tuanya.
"Depan rumahnya, namun saya ndak turun, saya pastikan dia masuk ke dalam rumahnya baru saya tinggal."
"Memang maunya begitu (Bagus tidak mau dirinya bertemu dengan orang tuanya)," tandas Purnomo.
Lebih lanjut, Purnomo berharap Bagus tidak bergabung lagi dengan kelompok anak punk itu dan bersedia melanjutkan sekolahnya.
"Ndak gabung lagi sama anak punk dan mau sekolah lagi," ujarnya.
Kendati demikian, dirinya akan memantau kondisi Bagus hingga satu minggu ke depan, untuk memastikan anak tersebut tidak bergabung kembali bersama anggota punk.
Bantu ODGJ Bertemu Keluarga
Aipda Purnomo bertemu ODGJ, wanita paruh baya yang berinisal WD di wilayah Kota Lamongan, Selasa (2/2/2021) pukul 07.00 WIB.
Purnomo beserta istrinya, Lilik Ika Wahyuni yang berprofesi sebagai Bidan menemukan WD berdasarkan dari aduan masyarakat.
Menurut keterangan Purnomo, warga mengadu karena WD mengganggu kenyamanan masyarakat.
"Dua hari tidur di depan teras rumah orang," terang Purnomo saat dihubungi oleh Tribunnews.com Kamis (4/2/2021).
Ia juga mengungkapkan bahwa saat pertama kali bertemu, kondisi WD terlihat depresi.
"Tidur di depan rumah orang, kotor bau sekali, dan depresi," ungkap Poernomo.
Purnomo lalu berinisiatif untuk menggantikan baju WD dengan pakaian yang lebih layak, dibantu oleh sang istri yang selalu mendampinginya apabila bertemu dengan ODGJ perempuan.
Pasalnya, baju yang dikenakan oleh WD sebelumnya sudah sobek.
Pakaian yang dikenakan oleh WD, sengaja dibawa oleh Purnomo.
"Kami yang bawa. Kami selalu bawa pakaian layak karena pada saat kelokasi kami tidak tau ODGJ itu laki apa perempuan," terangnya.
Purnomo lalu membujuk WD agar bersedia diantar ke rumahnya untuk dirawat.
Menurut keterangan Purnomo, untuk membuat WD bersedia dibujuk, ia dan sang istri memberikan minuman dan merayunya.
Diketahui sebelumnya, WD pernah dirawat di RSJ Lawang Malang selama tiga kali.
Hal ini disebabkan karna WD depresi dan menyebabkan dirinya berpisah dengan keluarganya.
"Berpisah tujuh tahun tanpa ada kabar," ungkap Purnomo.
Purnomo lalu berinisiatif membagikan kondisi WD pada media sosialnya.
Beruntung, salah satu keluarga WD mengetahui informasi tersebut, lalu segera menghubungi Purnomo.
"Baru saja (Rabu 3/2/2021) ada pihak keluarga yang menghubungi saya dan mengaku sebagai adik kandungnya ," ujar Purnomo.
Pria berusia 40 tahun ini lalu mengantarkan WD pada keluarganya, yang berada di wilayah Madiun.
Menurut keterangan Purnomo, saat WD dipertemukan dengan keluarganya, suasana penuh haru.
"Saat bertemu sangat haru sekali," ungkap Purnomo.
Ia juga mengungkapkan, bahwa meski WD depresi, WD masih mengingat adik dan ibunya.
Rutin Bantu ODGJ
Pria berusia 40 tahun ini, mengaku rutin mencari para ODGJ yang berada di wilayah Lamongan untuk dibantu.
Menurut keterangannya, ia sering melakukan rutinitasnya tersebut, saat dirinya libur atau bertugas.
"Proses pencarian kalau saya patroli atau lagi piket ya sendirian, namun kalau libur ditemani teman teman dari yayasan Berkas Bersinar Abadi." ungkapnya.
Ia menceritakan, bahwa setiap harinya ia membawa baju untuk diberikan kepada para ODGJ yang berada di jalan.
"Saya masukan ke tas atau saya taruh di sepeda motor cukup dua baju laki dan perempuan," ujarnya.
Diketahui, baju-baju yang sering ia bawa tersebut, memang sengaja dibeli olehnya atau mendapatkan bantuan dari para donatur.
Lebih lanjut, karena aksinya yang bersedia membantu para ODGJ, ia mendapatkan apresiasi berupa penghargaan, salah satunya dengan diberikan kenaikan jabatan.
Ia menceritakan, bahwa penghargaan yang ia terima berasal dari Kapolres Lamongan, Kapolsek Babat,Polda Jatim serta Mabes Polri.
Pemilik yayasan Berkas Bersinar Abadi ini menceritakan, bahwa salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh aksinya tersebut, yayasannya diberikan bantuan sebuah mobil untuk operasional yayasan, salah satunya dalam mencari para ODGJ.
Meski begitu, ia tidak mengalami kesulitan finansial saat membantu para ODGJ.
Hal ini ia sampaikan, lantaran banyak donatur yang bersedia membantunya.
"Alhamdulillah tidak (kesulitan mendapatkan bantuan donasi), karena banyak orang baik di Indonesia," terangnya.
Selanjutnya, ia berharap makin banyak orang yang peduli dengan lingkungan.
"Keinginan saya, makin banyak orang yang mau peduli terhadap lingkungan dan sesama, karena kita tidak tahu, dari tangan kita, bisa membuat keajaiban untuk orang lain," pungkasnya.
Baca juga: Sebagian Tiang Pancang Terpasang, Pembangunan Kampung Susun Bahari Akuarium Capai 10 Persen
Baca juga: Polisi Gelandang Penjambret yang Tega Tendang Emak-emak Bermotor di Tangerang
Baca juga: Kisah Bagus Anak Punk Kangen Pulang Tak Punya Uang, Puluhan KM Nyeker Sebelum Bertemu Aipda Purnomo
Sisihkan Gaji Demi Cegah Corona
Anggota Polres Lamongan Jawa Timur Aipda Purnomo, kerap menyisihkan uang gaji, remonerasi, dan termasuk tunjangannya untuk kegiatan kemanuasiaan, membantu yang lemah.
Di saat merebaknya virus Corona, Purnomo sejak tiga pekan ini melakukan kegiatan untuk meminimalisasi penyebaran virus corona alias Covid-19.
Menyemprotkan disinfektan di sekitar 72 tempat ibadah dan 'menggelandang' mengajari masyarakat, cara mencuci tangan yang benar, hidup bersih dan sehat.
"Khusus bulan ini, gaji, uang remonerasi dan uang tunjangan semuanya saya perbantukan untuk bantuan program pencegahan penyebaran virus Corona, " katanya kepada Surya.co.id, Minggu (29/3/2020).
Uangnya total sekitar Rp 10 juta untuk membeli disinfektan dan hand sanitizer lalu dibagikan kepada masyarakat, termasuk tempat ibadah.
Untuk penyemprotan di sejumlah tempat ibadah, Purnomo melibatkan para pengurus dan anggota Yayasan Berkhas yang dipimpinnya.
"Gaji bulan ini, ada remonerasi, dan tunjangan semua saya alokasikan untuk membantu pencegahan penyebaran Cobid - 19," kata Purnomo.
Ia pun mengajak masyarakat yang mampu untuk turut membantu pencegahan penyebaran virus Corona.
Menurutnya pencegahan penyebaran ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran.
Dengan selalu mematuhi apa yang menjadi program pemerintah.
"Siswa yang libur ya di rumah saja. Sementara masyarakat juga harus mengurangi aktivitas di luar rumah, " katanya.
Jaga jarak juga harus diperhatikan, demi keselamatan orang banyak.
"Ayo lakukan secara bersama - sama, " tandasnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Semangat Polisi Lamongan Lawan Covid-19, Gaji Rp 10 Juta Rela untuk Beli Disinfektan-Hand Sanitizer, .
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Polisi Bantu Seorang Wanita ODGJ Bertemu dengan Keluarganya, .
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Anak SMP Keluar dari Kelompok Punk dan Ingin Pulang, Berjalan hingga 30 KM tanpa Alas Kaki,