Revitalisasi Pasar Ciputat Mangkrak, Omzet Pedagang Anjlok: Perut Kami Enggak Ada Birokrasi
Belasan pedagang yang tergabung dalam Perkumpulan Pedagang Pasar Ciputat (PPPC) mendatangi Kantor Pemkot Tangerang Selatan
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Belasan pedagang yang tergabung dalam Perkumpulan Pedagang Pasar Ciputat (PPPC) mendatangi Kantor Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel), Jalan Maruga, Ciputat, Rabu (24/2/2021).
Awalnya PPPC ingin berunjuk rasa, namun pejabat Pemkot mengajaknya berdiskusi.
Ketua PPPC, Yuli Sarlis mengatakan, mereka menuntut tiga hal kepada para pemangku kebijakan.
Pertama adalah terkait revitalisasi Pasar Ciputat yang mangkrak tak ada pengerjaan.
"Ternyata pembangunan mereka membawa jawaban, Dinas Pembangunan baru akan memulai bulan April pertengahan. Kan permintaan kami itu justru april sudah kembali (jadi). Ini baru dibangun April," ujar Yuli.
Seperti diketahui, ratusan pedagang Pasar Ciputat direlokasi sementara ke dalam Plaza Ciputat.
Kawasan tersebut lebih sepi dari area lapak sebelumnya.
Baca juga: Digeser Anies Jadi Wakil Wali Kota Jakut, Juaini Yusuf Bicara Soal Penanganan Banjir Rob di Pesisir
Baca juga: Wagub DKI Bantah Banjir di Awal 2021 Jadi Penyebab Pencopotan Kepala Dinas SDA
Revitalisasi berujung anjloknya omzet para pedagang yang kehilangan pembeli.
Para pelanggan cenderung berbelanja di pedagang pinggir jalan sekitar Pasar Ciputat.
"Kalau seandainya mau dibangun kenapa enggak dari kemarin, kenapa bulan September sudah diberhentikan. Enggak langsung saja gitu dibangunkan. Pedagang ini kan butuh makan," ujarnya.
Yuli dan pedagang lain mendapat penjelasan tentang birokrasi yang membelit sehingga revitalisasi mangkrak.
Dengan nada tinggi, Yuli yang mewakili ratusan pedagang lain marah.
Baca juga: Nico Robin Hajar Black Maria dan Brook Selamatkan Sanji, Spoiler Manga One Piece Chapter 1005
"Maaf perut kami enggak ada birokrasi. Anak saya harus makan setiap hari. Anak kami butuh biaya. Yang kami tunggu kan katanya April baru mau dibangun. Kita nunggu lagi. Kalau iya, kalau tidak gimana?" tegasnya.
Selain revitalisasi mangkrak yang berimbas omzet anjlok, para pedagang juga meminta bantuan modal.
Tabungan mereka habis untuk mengganti modal setiap hari karena penjualan merugi bahkan sampai gulung tikar.
"Kami butuh permodalan untuk UMKM karena pedagang sudah banyak yang bangkrut dan gulung tikar," pungkas Yuli.