Berlibur di Candi Borobudur Bisa Dinikmati Sambil Bersepeda, Berikut Rekomendasi Treknya

Bagi Anda yang hobi bersepeda, terdapat beberapa area kunjungan yang ramah sepeda di sekitar Candi Borobudur.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribun Jogja
Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi super prioritas yang digencarkan oleh Kemenparekraf dalam mempercepat memulihkan industri pariwisata domestik yang terpuruk sejak pandemi Covid-19 

Laporan wartawan Tribun Jakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi super prioritas yang digencarkan oleh Kemenparekraf dalam mempercepat memulihkan industri pariwisata domestik yang terpuruk sejak pandemi Covid-19.

Bagi traveler yang ingin liburan ke Candi Borobudur, biasanya kegiatan wisata yang dilakukan adalah berkeliling kawasan candinya.

Mulai dari menjelajahi 72 stupa, menapaki puncak candi, sambil menikmati view gunung dan pepohonan yang hijau dari area sekitar candi.

Tapi, liburan ke Candi Borobudur tak hanya sebatas itu saja.

Di sekitarnya, ternyata ada destinasi lain yang bisa di eksplore dengan bersepeda

Bagi Anda yang hobi bersepeda, terdapat beberapa area kunjungan yang ramah sepeda di sekitar Candi Borobudur.

Lokasinya masih amat asri sehingga nyaman untuk dikunjungi.

Berikut 5 rekomendasi trek bersepeda versi tiket.com yang bisa dijelajahi kalau sedang liburan di sekitar Candi Borobudur :

1. Desa Wringin Putih

Desa Wringin Putih, berlokasi sekitar 2,3 km dari area Candi Borobodur.

Yang istimewa, desa ini menawarkan pemandangan pedesaan asri dan indah dengan latar belakang persawahan serta lanskap Bukit Menoreh.

Daya tarik utama dari desa ini adalah jajaran rumah bambunya. 

Anda dapat menemui jajaran rumah bambu dikala menyusuri area Wringin Putih sambil bersepeda.

Manfaatkan kesempatan untuk berhenti sejenak agar bisa menikmati camilan khasnya yang sangat populer yakni getuk.

2. Desa Wanurejo

Desa Wanurejo terletak di kaki pegunungan Menoreh dan diapit antara Sungai Progo dan Sungai Sileng.

Tak heran, pemandangan alami di sini sangat mempesona dan memukau hati.

Kalau traveller ke sini, jangan lupa untuk kunjungi Museum Wayang dengan koleksi wayang terbaik nusantara.

Adapula 694 koleksi sastra tentang perwayangan dalam berbagai bahasa, serta 83 kaset audio yang memuat rekaman pertunjukan wayang dari tahun 1971 hingga 1994.

Bagi turis yang tidak membawa sepeda, tak perlu khawatir. Sebab, di Balkodes Wanurejo, tersedia tempat penyewaan sepeda tepatnya di Jalan Balaputradewa.

Harga sewanya mulai dari Rp 15.000 untuk sepeda biasa, hingga Rp 50.000 untuk sepeda gunung.

3. Desa Majaksingi

Berlokasi sekitar 3 km dari Candi Borobudur, tempat rehat alami berikutnya adalah Desa Majaksingi.

Kalau bersepeda ke sini, traveller bisa mampir dan menghabiskan waktu untuk kegiatan yang menarik dengan membuat kerajinan di sini.

Membuat pot dari tanah liat langsung mengikuti tutorial live dari pengrajin berpengalaman.

Bagi penggemar kopi, bersiap-siap juga untuk membawa pulang oleh-oleh kantong biji kopi lokal bercitarasa dan beraroma terwangi dari desa ini.

Baca juga: Menteri Sandiaga: Penggabungan Wisata dan Ekonomi Kreatif Bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional

Baca juga: 12 Tenda Glamping untuk Pasien Covid-19 Sudah Berdiri, Wali Kota Airin Ingin Karantina Berlibur

Baca juga: Cap Go Meh, Tempat Wisata Ini Tawarkan Kejutan Bawah Air

4. Desa Tanjungsari

Desa Tanjungsari, juga berjarak sekitar 3 km dari Candi Borobudur.

Penduduk desa ini bermata pencaharian utama sebagai petani cabe dan tembakau, selain itu, pembuatan tahu rumahan pun menjadi salah satu produk usaha yang pantas dilirik.

Desa Tanjungsari memiliki 5 benda purbakala peninggalan histori. Dua di antaranya adalah kepala arca Buddha yang diduga sebagai bagian dari Candi Borobudur pada masa pemugaran di tahun 1907-1911.

Pemandangan menariknya, Desa Tanjungsari memiliki latar belakang panorama pegunungan Menoreh. 

5. Desa Candirejo

Desa Candirejo memiliki wisata air Sungai Progo, letaknya sekitat 4 km dari Candi Borobudur.

Kalau liburan ke sini, kegiatan outdoor seperti rafting, bisa menjadi pilihan. Tapi, yang berbeda dengan rafting modern, jenis rafting di desa ini menggunakan getek tradisional.

Pilihan lain bagi turis adalah merasakan pengalaman berpetualang dengan berkendara off road menyusuri sungai Progo.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved