Kata Santet Muncul dalam Konflik Demokrat, Kenali Ragam Santet dan Cara Mengatasinya
Ilmu santet menjadi perbincangan seiring konflik Partai Demokrat yang memanas. Kenali ragam santet di Indonesia.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Ilmu santet menjadi perbincangan seiring konflik Partai Demokrat yang memanas.
Kata santet pertama kali disampaikan Ketua DPD Demokrat Banten sekaligus Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.
Ketua DPD Demokrat Banten Iti Octavia Jayabaya menolak dengan tegas hasil KLB Partai Demokrat di Deliserdang.
Apalagi KLB Partai Demokrat memutuskan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketum Demokrat.
Iti menegaskan dirinya tetap setia kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Bahkan, Iti menyampaikan siap mengirimkan santet kepada Moeldoko.
"Banten tidak gentar," tegas Iti.
"Kami tetap setia pada ketum (AHY) kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko," ungkap Iti.
Ia menilai KLB Partai Demokrat tersebut ilegal.
"Saya Iti Octavia Jayabaya, Ketua DPD Demokrat Banten beserta seluruh Ketua DPC dan anggota DPRD di mana saya diberikan amanah dan pemilik suara yang sah sebagai Ketua DPD, kami menolak KLB ilegal," tegas Iti dalam kegiatan Commander's Call di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Minggu (7/3/2021).
Lalu bagaimana santet bekerja dan cara mengatasinya?
Berikut ragam santet yang ada di Indonesia.
Dikutip dari Tribun Manado, santet telah dipercaya masyarakat sejak berabad lalu.
Mereka percaya penyakit asalnya tidak jelas berasal dari santet.
Bagi masyarakat yang percaya, orang yang kena santet mengalami penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, datang tiba-tiba dan bersifat kronis.