Sisi Lain Metropolitan

Penjual Balon dengan Kostum Badut Kerap Mengalami Masalah pada Tangannya, Ini Penyebabnya

Rohim Maulana (38) penjual balon dengan kostum badut akui tangan kirinya kesulitan memegang sesuatu imbas kecelakaan sewaktu muda

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Rohim, penjual balon seikhlasnya dengan kostum badut saat ditemui di SPBU di Kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (10/3/2021) 

Sehingga ketika Rohim lelah, maka Hasan akan menggantikannya.

"Iya ini makanya berdua. Pokoknya sendiri ya enggak bisa. Apalagi sayanya juga kondisinya begini, sering kaku pas pegang balon. Jadinya berdua sama teman," ungkapnya.

Baca juga: Menikmati Segarnya Es Krim Jadul di Pasar Legendaris Jakarta, Rasanya Tak Perlu Diragukan

Baca juga: Kebakaran Hebat Terjadi di Bulak Kapal Bekasi, Lapak Usaha Palet Kayu Dilalap Si Jago Merah

Viral di medsos

Bapak satu anak ini menuturkan video tersebut diambil saat ia berjualan balon di SPBU daerah Kodau, Kota Bekasi.

"Iya betul itu saya. Kalau enggak salah itu pas hari Minggu ya. Ada mba-mba minta izin buat video saya. Ya saya iyakan. Untuk lokasinya memang lagi di Kodau, karena biasanya saya sering berpindah lokasi," katanya.

Sudah diwanti-wanti bisa viral, Rohim mengaku tak kaget bila di sejumlah media sosial videonya dirinya bermunculan.

"Jadi pas ambil video udah dikasih tahu bisa viral. Ya saya ma iya-iya aja dan ternyata benar viral," ungkapnya.

Dengan rendah hati dan sopan, Rohim menceritakan baru tiga bulan berjualan balon dengan kostum badut.

Mulanya, sedari tahun 2002 lalu, ia bekerja di sebuah depot air minum.

Diupah Rp 80 ribu perhari, ia biasa mengatarkan galon air minum ke sejumlah acara besar, seperti pesta pernikahan di gedung maupun hotel.

Naas, imbas pandemi segala bentuk acara seperti resepsi di gedung sempat tak diperbolehkan.

Hal ini tentunya berdampak pada dirinya dan karyawan lainnya hingga terjadi PHK secara massal.

"Saya kayak gini juga baru. Paling baru 3 bulan.  Ya ini karena corona aja. Saya dipecat dari kerjaan yang lama karena emang udah gak kirim air minum ke gedung-gedung," jelasnya.

Selama beberapa bulan pasca PHK, ia enggan untuk berdiam diri.

Memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga membuatnya tetap harus bekerja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved