Video Call Terakhir Guru Resa Minta Dijemput, Kekasih di Korea Histeris Calon Istri Tewas di Jurang
Video call jadi pesan terakhir guru Resa Siti Khoeriyah. Kekasihnya di Korea histeris mendapat kabar bahwa calon istrinya itu tewas di jurang.
TRIBUNJAKARTA.COM, SUBANG - Video call jadi pesan terakhir guru Resa Siti Khoeriyah. Kekasihnya di Korea histeris mendapat kabar bahwa calon istrinya itu tewas di jurang.
Guru Resa adalah satu dari 27 korban tewas dalam kecelakaan maut bus masuk jurang di Tanjakan Cae, Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Dia adalah guru di SMP IT Al Muawanah yang ikut dalam rombingan bus maut.
Yayat (50), ibu Resa, menuturkan, sebelum kejadian kecelakaan tersebut, anaknya sempat melakukan panggilan video kepada ayahnya yang kebetulan diangkat oleh Yayat.
"Dia ngasih kabar sudah sampai di Wado agar dijemput jam sembilan," ujar Yayat ketika ditemui di kediamannya di Kampung Pasirlaja, Desa Cisalak, Kabupaten Subang, Kamis (11/3/2021)..
Tak lama berselang, keluarga Resa justru mendapat kabar tentang kecelakaan maut itu dari aparat setempat.
Baca juga: Pemilik Bus Pariwisata Juga Jadi Korban Meninggal pada Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang
Ayah Resa juga langsung bergegas menemui Resa ke RSUD Sumedang dan sampai di sana pukul 21.00 WIB.
Yayat mengatakan bahwa sejatinya dia sempat melarang sang anak untuk ikut ziarah bersana romnbongan sekolahnya tersebut.
Pasalnya, putrinya itu sempat mengeluh karena tangannya terasa kaku sehari sebelum ia berangkat berziarah.
Namun, Resa menolak dengan alasan tidak enak kalau tidak ikut karena ia juga merupakan salah satu guru di sekolah tersebut.
Baca juga: Guru Muda Korban Kecelakaan Bus di Sumedang Sempat Dilarang Ibu Berangkat, Mengeluh Tangannya Kaku
Baca juga: LENGKAP Ini Identitas 27 Korban Tewas dan 38 Korban Luka Kecelakaan Maut Bus di Sumedang
Baca juga: Bocah 2 Tahun Selamat dari Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae, Ibunya yang Terjepit Berusaha Selamatkan
"Gak usah ikut, Teh, sekarang musim hujan. Tapi dia bilang harus ikut. Gimana lagi atuh karena sudah direncanakan dari awal, kata si Teteh," tutur Yayat
Ia bergegas menyusul sang ayah untuk menjemput Resa adiknya pada pukul 01.00 WIB dini hari setelah pulang kerja ke RSUD Sumedang.
"Resa itu salah satu guru SMP IT Al Muawanah. Ia juga sempat dilarang Ibu karena sempat cerita Resa itu merasa lemas dan kaku tangannya itu. Ibu nyangka dia kurang sehat," kata Witono (30), kakak Resa.
Witono juga mengungkapkan, adiknya itu baru selesai di wisuda di salah satu perguruan tinggi di Sumedang.
Rencananya, korban akan menikah di akhir tahun 2021 ini.
"Sekarang teman lelakinya masih di Korea, jadi TKI. Rencananya, pernikahan dilangsungkan setelah calon suami selesai kontrak dan pulang ke Indonesia akhir tahun nanti," kata Witono.
Keluarga tunangan Resa juga sudah mengunjungi kediaman Resa.
"Mereka sudah ke sini, turut berbelasungkawa. Tunangannya yang di sana juga sempat telepon. Dia menangis histeris, tapi dia juga sadar bahwa ini sudah takdir," kata Witono.

Tanjakan Maut
Kecelakaan maut terjadi di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021) pukul 18.30 WIB.
Sebuah bus pariwisata rombongan peziarah dan tur siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang masuk ke dalam jurang sedalam lebih dari lima meter.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, sebanyak 27 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.
"Paling banyak usia anak remaja dan dewasa, ada juga tadi kami evakuasi balita," ungkap Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriono, Kamis (11/3/2021).
Tanjakan Cae yang menjadi lokasi kecelakaan bus tersebut memang dikenal ekstrem.
Hal ini disampaikan warga setempat, Waslim, yang mengaku paham kondisi Tanjakan Cae.
Mengutip Kompas.com, Waslim mengatakan kondisi Tanjakan Cae menanjak dan berkelok.
Baca juga: Fakta Kecelakaan Maut Bus Peziarah di Tanjakan Cae Tewaskan 27 Orang, Bus Terbalik 180 Derajad
Baca juga: Detik-detik Tim SAR Kesulitan Evakuasi Penumpang Bus di Tanjakan Cae:Penumpang ini Sulit Dikeluarkan
Apabila sopir tak tahu kondisi Tanjakan Cae, Waslim menyebut akan kesulitan mengendalikan kendaraannya.
"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham."
"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," bebernya, Rabu.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir.
Dilansir Kompas.com, Dony mengatakan Tanjakan Cae memang rawan kecelakaan.
Ia pun menegaskan, semua pengendara yang melintas di Tanjakan Cae harus berhati-hati.
Terkait kecelakaan maut yang terjadi pada Rabu malam, Dony berjanji akan secepatnya mengambil tindakan.
"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati."
"Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya," tutur dia, Rabu.
Lebih lanjut, Dony menerangkan bahwa sebelumnya terdapat longsoran di Tanjakan Cae.
Namun, TNI-Polri dan pihak kecamatan telah membersihkannya.
"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecamatan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya."
"Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini," terangnya.
Tak hanya itu, Kapolda Jawa Barat, Irjen Ahmad Dofiri, juga menyebut Tanjakan Cae bukanlah jalur alternatif yang bisa dilalui kendaraan besar.
Pasalnya, kata Dofiri, Tanjakan Cae cukup curam dan berkelok.
"Jalur alternatif ini juga cukup curam dan berkelok. Sebenarnya tidak boleh dilalui kendaraan besar, dan memang jalur ini biasanya tidak dilalui bus besar."
"Ini juga kan busnya tidak biasa, bus pariwisata yang tidak biasa lewat sini," kata Dofiri, Kamis, dilansir Kompas.com.
Dofiri pun mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan bus di Sumedang.
"Saat ini kami belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan."
"Tetapi yang pasti ini jalur alternatif yang seharusnya tidak dilalui bus besar. Selain itu, saat kejadian hujan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Resa Guru Muda Korban Kecelakaan Maut akan Menikah Akhir Tahun, Calon Suami di Korea Nangis Histeris,