Dengar Suara Rintihan, Warga di Purbalingga Kaget Lihat Bocah 7 Tahun Terkulai dengan Kaki Dirantai

Seorang warga Desa Kalimanah Kulon, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah mendengar suara rintihan tangis anak kecil.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
Kompas.com
Seorang warga Desa Kalimanah Kulon, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah mendengar suara rintihan tangis anak kecil. 

TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang warga Desa Kalimanah Kulon, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah mendengar suara rintihan tangis anak kecil.

Kalau itu warga tersebut berniat membuang sampah di halaman belakang rumahnya.

TONTON JUGA

Merasa janggal dengan rintihan itu, warga akhirnya mencari asal suara.

Betapa terkejutnya ia saat mengetahui rintihan tersebut berasal dari seorang bocah berusia 7 tahun berinisial MN.

MN terlihat tak berdaya di dalam dapur rumahnya.

Sementara kaki MN terikat rantai yang terkunci gembok di sebuah rak besi.

Warga tersebut tak tinggal diam, ia langsung melaporkannya ke pihak Desa Kalimanah Kulon.

Kepala Desa Kalimanah Kulon, Nur Cahyadi mengatakan, kejadian memilukan tersebut pertama kali diketahui oleh warga pada Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: Perut Remaja 16 Tahun Membesar Dikira Kanker Rahim, Ternyata Akibat Ulah Ayah dan Pamannya

TONTON JUGA

"Mengetahui hal tersebut, saksi langsung melaporkan ke pihak desa kemudian langsung kami tindaklanjuti," katanya saat dikonfirmasi, Senin (15/3/2021).

Pihak desa bersama warga lalu membobol ruangan dapur dan mengevakuasi korban.

Cahyadi lalu memanggil kedua orangtua korban, AA (30) dan WN (25) ke kantor desa untuk dimintai keterangan.

"Orangtua korban mengaku melakukan hal tersebut untuk memberi efek jera karena kesal dengan kenakalan anaknya," katanya.

N, bocah berusia 7 tahun disekap dan dirantai kakinya oleh orang tua kandung diamankan oleh jajaran Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purbalingga, Sabtu (13/3/2021).
N, bocah berusia 7 tahun disekap dan dirantai kakinya oleh orang tua kandung diamankan oleh jajaran Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purbalingga, Sabtu (13/3/2021). (Kompas.com)

Baca juga: Dilanda Cobaan Sehari Setelah Aurel dan Atta Lamaran, Azriel Hermansyah Berterima Kasih ke Sosok Ini

Warga yang geram dengan perbuatan AA dan WM sempat mempertanyakan tindakan mereka kepada sang buah hati.

“Namun mereka selalu bilang kepada warga untuk tidak perlu ikut campur,” ungkapnya.

Pihak desa kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada petugas kepolisian.

Saat ini kasus tersebut ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purbalingga.

Kasus Serupa

Bocah Yatim Piatu Disekap di Pasar

Malang nasib bocah yatim piatu RK (11) disekap dalam sebuah kios di Pasar Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Selatan.

Ketika ditemukan pada Minggu (8/11), kaki dan tangan bocah yatim piatu itu diikat dengan rantai.

Bahkan, mulutnya juga ditutup dengan lakban.

TONTON JUGA:

Dilansir TribunJakarta dari Kompas, Sarifuddin (33) pedagang di Pasar Baruga yang menemukan bocah tersebut menjelaskan, ketika itu tengah mengupas sayur namun mendengar suara orang meminta tolong dari dalam kios yang terkunci.

Baca juga: Adhietya Mukti Terseret Video Syur Mirip Gisel, Fitri Karlina Ungkap Sosoknya: Dia Menjaga Banget

Selanjutnya, ia mencari sumber suara tersebut, ternyata berasal dari kios milik SR, tante bocah yang disekap.

Kemudian, Sarifuddin membuka paksa pintu kios tersebut dan menemukan korban dengan posisi miring.

FOLLOW JUGA:

Kedua tangan dan kaki anak itu terikat dengan rantai menjadi satu dengan menggunakan gembok dalam keadaan terkunci serta mulut terlakban warna kuning.

"Saya bersama iparku bawa ini anak keluar dari kios, lalu buka lakban dari mulutnya. Namun rantai yang mengikat kedua tangan dan kedua kakinya tidak bisa terbuka karena dalam posisi terkunci dengan gembok," tutur Sarifuddin.

Baca juga: Senyum Getir Jedar Ungkap El Masih Panggil Richard Kyle Daddy, Sahabat Nia Ucap Kata-kata Bijak

Satu jam kemudian tante sang bocah itu datang ke pasar.

Sarifuddin dan pedagang pasar Baruga yang lain meminta agar gembok rantai yang membelit RK dilepas.

Ilustrasi kekerasan
Ilustrasi kekerasan (takasuu via kompas)

"Kami lihat ini anak mengalami luka lebam bekas cubitan di kedua pahanya," aku Sarifuddin.

Kemudian, kejadian itu dilaporkan ke Manager Operasional PD Pasar Kota Kendari, Evan.

Laporan kemudian diteruskan ke Polsek Baruga. RK juga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari untuk divisum.

Baca juga: Ketiban Rezeki Nomplok Berkat Mirip Raffi, Dimas Tak Lupakan Sosok yang Berjasa Membuatnya Viral

Pengakuan Tante Si Bocah Yatim Piatu

Kapolsek Baruga AKP I Gusti Komang Sulatra menyatakan, telah mengamankan tante RK beserta barang bukti berupa rantai dan lakban warna kuning untuk kepentingan penyelidikan.

Berdasarkan keterangan pelaku yang merupakan tante korban, tindakan itu dilakukan sebagai efek jera agar RK tidak nakal lagi.

FOLLOW JUGA:

"Setelah kami Interogasi pelaku, korban ini agak bandel, nakal sehingga si ibu asuh ini bermaksud memberi efek jera," aku Komang.

Komang menyatakan, bocah tersebut merupakan yatim piatu karena orang tuanya telah meninggal sejak usia 4 tahun.

Baca juga: Begini Cara Menghapus Foto dan Video di WhatsApp Agar Memori Tak Penuh

Sejak itu, RK diasuh pelaku yang merupakan tantenya sendiri. Tindakan pelaku memborgol tangan dan kaki korban, lanjut Komang, baru dilakukan kemarin.

"Perlu kami sampaikan saat ini ibu asuh dalam kondisi sehat, hanya sebelumnya dia mengalami depresi setelah habis operasi," ujar Komang.

Saat ini, korban diasuh oleh tetangganya di Pasar Baruga.

Untuk proses hukum, lanjut Komang, pelaku dikenakan Undang-undang Perlindungan Perempuan dan Anak dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun.

Bocah Perempuan Tewas Disekap di Lemari Pakaian oleh Temannya

Seorang anak perempuan tega membunuh teman mainnya dengan cara menyekap dan menyumpal mulutnya di lemari pakaian di Jalan B Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Jum'at, 6 Maret 2020 siang.

Rumah pelaku dipasang garis polisi dan dijaga pihak Kepolisian dan Babinsa Sawah Besar, Jakarta Pusat. Rumah ini menjadi lokasi pembunuhan anak perempuan oleh teman mainnya sendiri.

FOLLOW JUGA:

 Ibu korban yang mengetahui anaknya telah tiada terlihat syok berat dan belum bisa menerima kehilangan anak perempuannya.

Menurut saksi Mata, pelaku dan korban merupakan tetangga dan sering bermain bersama. Pelaku mengaku melakukan perbuatan ini karena ada bisikan gaib yang menyuruhnya untuk menyekap dan menyumpal mulut korban.

(tribunjakarta/kompas)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved