Food Story
Rasakan Nikmatnya Ayam Goreng Presto Cipete, Jualan Sejak 1986: Dagingnya Gurih, Tulangnya Lunak
Terpasang spanduk kuning bertuliskan "Ayam Goreng Presto Cipete, sedia ayam goreng penyet", restoran itu tak pernah sepi di jam makan siang.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Seporsi ayam goreng presto itu disertai lalapan dan sambal.
Lalapannya terdiri dari selada, potongan timun dan daun kemangi.
Tak lupa, untuk menemani sambal, saya memesan satu kondimen lagi yaitu seporsi pete goreng.
Begitu pesanan tiba, saya pun mencoba bagian tulang dada ayam. Ketika digigit, tulangnya garing nan renyah. Daging ayamnya juga empuk.

Didi mengatakan ayam goreng restorannya menggunakan ayam kampung.
Sedangkan tulang ayam yang lunak karena dipresto.
"Diprestonya sekitar setengah jam sampai satu jam," ujar Didi kepada TribunJakarta.com pada Senin (15/3/2021).
Bumbunya merasuk ke dalam daging ayam. Gurihnya daging seakan melecut perut untuk terus mencuil ayam dan nasi ke dalam mulut.
Oh ya, sambal dan pete gorengnya bagi saya merupakan kondimen yang serasi dipadukan dengan ayam dan nasi.
Sambalnya terasa manis dan tak terlalu pedas sehingga tidak membuat bibir panas.
Perut yang tadinya memberontak perlahan berubah tenang. Meski sanggup tambah satu nasi lagi tapi saya enggan lantaran takut begah.
Baca juga: Ular Sanca 4 Meter Gegerkan Warga Pamulang, Melingkar di Atas Gapura: Berayun Setinggi Kepala
Disela makan, segelas jus markisa yang rasanya segar dan manis menjadi penetralisir mulut yang berminyak.
Populernya ayam goreng presto Cipete lantaran menjaga betul resep yang diwariskan secara turun temurun.
Dalam sehari, Didi paling banyak menghabiskan 70 ekor ayam. Bila sepi, sekitar 50 ekor.
Harganya terbilang nyaman di kantong. Satu potong ayam goreng presto dihargai Rp 19 ribu.