Covid-19 Dinilai Masih Jadi Faktor Terjadinya Kekerasan Anak di Tangerang

Dikatakan Irna, banyak orang tua yang psikologisnya terganggu akibat anjloknya ekonomi keluarga saat pandemi Covid-19

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
takasuu via kompas
Ilustrasi kekerasan. Covid-19 Dinilai Masih Jadi Faktor Utama Terjadinya Kekerasan Anak di Tangerang 

Nantinya akan ditempatkan di setiap kecamatan yang ada di Kota Tangerang.

"Kita ada tim yang menangani masalah kasus kekerasan anak, bahkan tidak hanya itu tim kami juga melakukan pendampingan agar kasus kekerasan anak tidak terjadi kembali," jelas Irna.

Irna menuturkan, bagi masyarakat yang menemukan adanya kekerasan anak di Kota Tangerang bisa langsung melaporkan aplikasi Tangerang Live.

Di aplikasi tersebut akan ada petugas yang langsung melakukan tindakan.

Artinya laporan masyarkat langsung ditindak lanjuti secara cepat kata Irna.

"Saya meminta kepada masyarakat untuk tidak ragu dalam melapor jika melihat adanya kekerasan anak, karena dengan laporan tersebut kita bisa langsung ambil tindakan," imbau Irna.

Seperti diketahui, belakangan media sosial dihebohkan dengan aksi penyiksaan balita berumur dua tahun oleh pacar bibinya di Kabupaten Tangerang.

Tersangka bernama Angga Santana Dewa (27) ini bahkan merekam aksi kejamnya menyiksa balita dua tahun karena masalah sepele dan videonya langsung viral.

Dari keterangan tersangka, kejadian itu, bermula saat korban dipinjamkan handphone pelaku dan menangis karena ingin buang air besar.

Saat menangis itu, korban balita itu kemudian membanting handphone milik pelaku sehingga memicu kemarahan Angga terhadap sang anak.

"Namun pada saat main di kamar bersama tersangka, korban tidak sengaja melempar handphone milik pelaku sehinga membuat pelaku emosi dan marah," kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro di Mapolresta Tangerang, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Solidaritas Forum Pancoran Bersatu Ungkap Kronologi Awal Mula Terjadinya Bentrokan

Baca juga: Ahmad Syaikhu: Penambahan Masa Jabatan Presiden Bikin Demokrasi Indonesia Menuju Jurang Kehancuran

Baca juga: Tim Indonesia Dipaksa Mundur dari All England, Ketum PBSI: Kita Kandidat Juara

"Pelaku pun langsung memukul perut korban beberapa kali dengan posisi korban duduk dan berdiri serta tertidur," sambung Wahyu.

Angga juga melanjutkan aksi kekerasan tersebut kepada korban, ketika sedang terlentang di kamar.

Sehingga korban langsung mengalami Buang Air Besar (BAB), luka memar di bagian dada dekat kemaluan korban.

Aksinya itu, kemudian viral dan tersebar luas di media sosial.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved