Bom di Makassar
Bom di Gereja Katedral Makassar, Masyarakat Harus Bercermin dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengatakan masyarakat sebaiknya bercermin pada semboyan 'Bhineka Tunggal Ika'.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Jajaran Polres Metro Jakarta Pusat tak ingin aksi bom bunuh diri terjadi lagi di gereja-gereja.
Terkhusus Gereja Katedral DKI Jakarta yang berada di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Hal ini menyusul aksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, pada Minggu kemarin.
Dua terduga pelaku bom bunuh diri tewas di sana. Sementara belasan jemaat gereja mengalami luka-luka.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengatakan masyarakat sebaiknya bercermin pada semboyan 'Bhineka Tunggal Ika'.
Semboyan tersebut berarti 'meski berbeda-beda tapi harus bersatu'.
"Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, kita harus merawat kebinekaan itu," kata Hengki, saat apel pengamanan situasi di Jakarta, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Kilang Balongan Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan hingga Cium Bau Tak Sedap
Baca juga: Polisi Tunggu Hasil Uji Balistik Proyektil Peluru Penembakan Ibu Hamil di Ciracas
Baca juga: Denny Darko Prediksi Asmara Billy dan Memes Prameswari: Gak Berharap Adik Olga Jadi Pengemis Cinta
"Perbedaan itu, toleransi itu, karena bangsa yang besar tentunya harus bersatu dalam mencapai cita-citanya," lanjut Hengki.
Hengki mengatakan, masyarakat harus menghindari sifat-sifat intoleran.
Masyarakat harus saling menghormati satu dengan yang lain. Hidup berdamai.
"Oleh karenanya kita benar-benar hindari hal-hal yang bersifat intoleran, kemudian kita bersatu dalam menjaga eksistensi negara kita," jelas Hengki.
"Mari kita sama-sama mengademkan dan mendinginkan situasi. Kita bersama-sama menghadapi pandemi ini dengan optimis agar cepat selesai," tutur Hengki.