Bom di Makassar

Fahri Hamzah Soroti Bom di Gereja Katedral Makassar: Plis Sebut Mereka Teroris! Cukup!

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah percaya teroris tidak beragama. Ia pun meminta pelaku cukup disebut teroris.

TribunSolo.com/ Fristin Intan
Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep bertemu politikus Fahri Hamzah di rumah dinas Wali Kota Solo, Sabtu (27/3/2021). Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah percaya teroris tidak beragama. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah percaya teroris tidak beragama.

Hal itu dikatakan Fahri Hamzah menanggapi aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi.

Fahri Hamzah berkomentar mengenai aksi bom bunuh diri melalui akun twitter yang terverifikasi.

"Kenapa gak bunuh diri Di bulan Ramadhan kan pahala digandakan.17 hari lagi. Gak sabar amat. Goblok aja teroris ini! Maka saya percaya teroris itu gak beragama. Saya mohon aparat gak usah lagi sebut mereka pakai bahasa arab. Jamaah, Anshar, dll. Plis sebut mereka teroris! Cukup!" tulis Fahri Hamzah pada Senin (29/3/2021).

Fahri menuturkan sejak bulan Rajab-Sya’ban umat Islam berdoa supaya selamat agar bisa memasuki bulan Ramadan.

Ia pun meminta seluruh masyarakat berhati-hati dan berdoa.

"Karena hadir di bulan mulia itu adalah kerinduan dan penantian. Eh ini ada orang bunuh diri menjelang Ramadhan. Mau bilang apa coba kita?" ujar Fahri Hamzah.

Ia pun berdoa agar jemaat Katedral Makassar diberi kesabaran dan korban luka dapat sembuh.

"Bunuh diri! Biarlah ia mati konyol! Tapi kita, SeBangsa, se-negara, tak boleh goyah...tak boleh saling meragu sesama...karena lautan cinta takkan sirna oleh setitik benci. Semoga jemaat Kathedral Makasar diberi kesabaran. Semoga korban luka dan nyawa diselamatkan. Amin YRA," tulis Mantan Wakil Ketua DPR itu.

Sementara itu, ibunda terduga pelaku wanita bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ungkap sosok anaknya.

Hal itu diungkapkannya saat melakukan tes DNA di Biddokes Polda Sulsel, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar Senin (29/3/2021).

Diketahui, putri Elis Mariani diduga menjadi pelaku bom bunuh diri pada, Minggu (28/3/2021) pagi.

Peristiwa itu mengakibatkan banyak puluhan orang terluka.

Terduga pelaku bom bunuh diri yang merupakan suami istri ini tewas saat kejadian.

Hal itu disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono.

"Betul pelaku pasangam suami istri baru menikah enam bulan," kata Argo dalam keterangannya, Senin (29/3/2021). 

Laki-laki yang menjadi terduga pelaku bom bunuh diri itu berinisial L alias lukman.

Sementara istri Lukman berinisial YSF.

Ibunda terduga pelaku wanita lantas mengungkap sosok anaknya.

Mobil milik mantan anggota DPRD Luwu, Sul Arrahman melintas di Jalan Kajoalalido, Makassar atau Gereja Katedral beberapa saat sebelum ledakan bom bunuh diri, Minggu (28/3/2021)
Mobil milik mantan anggota DPRD Luwu, Sul Arrahman melintas di Jalan Kajoalalido, Makassar atau Gereja Katedral beberapa saat sebelum ledakan bom bunuh diri, Minggu (28/3/2021) (Istimewa via Tribun Timur)

Ia mengaku jarang bertemu sejak putrinya menikah dengan Lukman 7 bulan lalu.

"Jarang ketemu sejak menikah. Dia menikah sekitar 7 atau 8 bulan lalu," ujarnya dikutip TribunJakarta.com di TribunTimur.com.

Setelah menikah, keduanya memilih usaha berjualan makanan secara online.

Jika ada yang memesan makanan, maka Lukman yang seringkali mengantarkan pesanan tersebut.

Dikatakan ibunda terduga pelaku, ia baru mengetahui anaknya meninggal malam setelah kejadian.

"Baru tau tadi malam. Yang perempuan itu anak saya," ujarnya.

Lukman ternyata sudah lama menjadi warga Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Suasana di jalan sekitar Gereja Katedral Makassar usai peristiwa bom bunuh diri, Minggu (28/3/2021).
Suasana di jalan sekitar Gereja Katedral Makassar usai peristiwa bom bunuh diri, Minggu (28/3/2021). (Tribun Timur/M Ikhsan)

Hal itu diungkapkan oleh Ketua RT 3 RT 1, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar, Ismail, Senin (29/3/2021).

"Sudah lama menjadi warga disini," tuturnya.

Meski demikian, identitas istrinya yang juga menjadi tersangka dalam peristiwa tersebut tak diketahui oleh warga setempat.

Bahkan, sambung Ismail, pernikahannya pun tak terdaftar di RT RW setempat.

Ismail menjelaskan letak rumah kedua tersangka yakni di lorong setapak 1 tak jauh dari rumahnya.

Walaupun bertetangga , Lukman tak begitu akrab dengan warga setempat.

"Tidak terlalu akrab, tidak ada sapaan kalau ketemu, terkesan tertutup," jelasnya.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Sering Berselisih dengan Ibunya, Larang Lakukan Ritual Adat Ini

Baca juga: Pengamat Teroris Imbau Waspadai Aksi Lanjutan Jaringan Teroris JAD di Makassar

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh diri di Gereja Katedral Makasar Berubah Sejak Menikah: Larang Ibu Ritual Adat

Pelaku Bagian Jaringan JAD

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menungkapkan pelaku bom bunuh diri merupakan jaringan Ansharut Daulah (JAD).

Sebelum terjadinya bom bunuh diri, Densus 88 telah menangkap 20 pengikut dari JAD di beberapa lokasi di Sulsel, pada Januari lalu.

"Terkait dengan identitas pelaku kita sudah dapatkan, yang bersangkutan berinsial L."

"Yang bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu kita telah amankan (JAD)," kata Listyo, dikutip dari TribunTimur. 

"Jadi ini adalah bagian dari kelompok beberapa waktu lalu yang kita amankan, kurang lebih 20 orang dari kelompok JAD," sambungnya.

Kelompok JAD itu lanjut Listyo, pernah melakukan kegiatan aksi teror di Dolo Philipina.

"Kelompok ini tergabung atau terkait dengan kelompok yang pernah melaksanakan kegiatan operasi di Dolo Philipina Tahun 2018," terangnya.

Pihaknya, juga mengaku telah mengamankan empat orang di Wilayah Bima, terkait aksi teror itu.

"Kemudian hari ini juga, kita sudah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, tentunya berkaitan dengan kegiatan teror," ungkap Listyo.

Kendarai Motor atas Nama Hasnawati

Masih mengutip dari Tribun Timur, dua pelaku bom bunuh diri itu diketahui mengendarai motor bernopol DD 5984 MD. 

Dari hasil pengecekan, motor jenis matic tersebut atas nama Hasnawati yang beralamat di Pampang, Kecamatan Panakukang, Makassar.

Saat menjalankan aksinya, pelaku masuk ke halaman gereja melaku pintu gerbang.

Namun, keduanya dicegah oleh petugas keamanan gereja.

“Dua orang tadi dicegah oleh security gereja tersebut tapi kemudian terjadilah ledakan itu,” terang Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, Minggu (28/3/2021).

Artikel ini merupakan gabungan berita yang telah tayang di TribunTimur.com dengan topik Bom di Gereja Makassar

Berita lainnya terkait Bom di Makassar

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved