Pelajari Ilmu Tekbal hingga Jemur Bahan Peledak di Rumah, Sederet Pengakuan Terduga Teroris Buat Bom

Sederet pengakuan disampaikan para terduga teroris yang baru saja diamankan oleh Densus 88.

Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Suasana di kediaman dua terduga teroris di Jalan Raya Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Pihak kepolisian hingga tim Gegana masih melakukan penyelidikan di TKP 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sederet pengakuan disampaikan para terduga teroris yang baru saja diamankan oleh Densus 88.

Pengakuan itu disampaikan para terduga teroris melalui video yang tersebar di kalangan awak media.

Salah satunya disampaikan Zulaimi Agus, terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi, Jawa Barat.

Melalui video itu, dia mengungkapkan alasannya menjadi pembuat dan pengajar bom aseton peroksida (TATP).

Dalam video itu, dia mengatakan motivasi utamanya lantaran tidak ada lagi keadilan di Indonesia.

Ketidakadilan tersebut pertama kali dirasakannya saat kerusuhan demonstrasi menuntut adanya dugaan kecurangan pilpres di Kantor Bawaslu, Sarinah, Jakarta Pusat pada 21-22 Mei 2019 lalu.

"Saya Zulaimi Agus, saya belajar TATP atau Aseton Peroksida sejak pasca kerusuhan Mei 21 - 22 di depan Bawaslu. Saya belajar membuat bahan tersebut dari blog blog internet dengan cara mengaktifkan VPN," kata Zulaimi.

Zulaimi menyatakan pihaknya ingin membalas terhadap tindakan kesewenangan aparat kepolisian yang disebut telah melakukan kekerasan terhadap para demonstran.

"Motivasi saya membuat TATP, saya merasa negara ini tidak ada keadilan. Saya ingin membalas, sebelum membalas saya ingin menegakan keadilan dengan cara saya sendiri atas tindakan aparat Brimob yang bertindak sewenang-wenang terhadap demonstran Bawaslu 2019," ujar dia.

Zulaimi mengungkapkan keahliannya itu pun diajarkan kepada sejumlah terduga teroris yang juga turut ditangkap Densus 88 Antiteror di Jakarta-Bekasi.

Baca juga: Keramas usai Malam Pertama, Atta dan Aurel Lakukan Ini di Depan Kaca: Istri Dapet Berkah, Suami Enak

Baca juga: Polda Metro Jaya Ungkap Asal Kartu Identitas Perbakin Pengemudi Fortuner yang Acungkan Senjata

Baca juga: Berjuang 3 Jam Mengapung di Laut usai Kapal Terbalik, Bayi Hembuskan Nafas Terakhir dalam Gendongan

Dia mengajarkan keahliannya itu di rumah terduga teroris lainnya berinisial HH di Condet, Jakarta Timur.

"Saya mengajarkan cara pembuatan TATP tersebut kepada HH, Jery, Malik, Naufal dan Bang Jun di rumah HH di garasi," jelas dia.

Di sisi lain, Zulaimi mengaku tergabung dalam organisasi Front Pembela Islam (FPI) di salah satu kantor DPC di wilayah Kabupaten Bekasi.

"Saya bergabung dengan organisasi FPI tahun 2019 di wilayah DPC Serang Baru Kabupaten Bekasi sebagai wakadiv jihad. Saya bergabung dengan majelis Yasin Walatif diajak oleh Bambang alias Abi dikenalkan HH," ujar dia.

Spanduk Bengkel Sinergy Motor di Jalan Serang Cibarusah lokasi penggeledahan dan penangkapan terduga teroris, Senin (29/3/2021).
Spanduk Bengkel Sinergy Motor di Jalan Serang Cibarusah lokasi penggeledahan dan penangkapan terduga teroris, Senin (29/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Pelajari Ilmu Kebal

Sementara itu, terduga teroris lainnya, Bambang Setiono, mengakui pernah mempelajari ilmu tekbal di Sukabumi, Jawa Barat.

"Melakukan pertemuan sebanyak 3 kali di Cibadak Sukabumi di Ahmad Dimiyati alias Abah Popon bersama Habib Husein Hasni, Zulaimi Agus, Jati, Jeri Junaidi, Ipul, Novan, Malik, Habib Aljufri, Asep Komara, Angga Putra untuk mengisi ilmu kebal," ujar dia.

Dia mengaku pernah merencanakan aksi teror kepada personel kepolisian.

Rencana tersebut dibahas bersama sejumlah jamaahnya yang kini juga telah tertangkap.

Salah satunya adalah rencana penyiraman air keras terhadap pesonel kepolisian yang bertugas.

"Saya ikut mengetahui rencana pelemparan air keras Habib Husein Hasmy kepada petugas kepolisian," kata Bambang dalam video pengakuan yang tersebar di kalangan awak media.

Tak hanya itu, dia juga merencanakan untuk melakukan pelemparan bom molotov kepada personel kepolisian.

Baca juga: Makam ZA Terduga Teroris yang Menyerang Mabes Polri Tanpa Nisan, Hanya Benda Ini Jadi Penanda

Baca juga: Polisi Tangkap 60 Terduga Teroris Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Baca juga: Istri Terduga Teroris Terlilit Utang, Hati Jokowi Tersentuh hingga Kirim Utusan Antarkan Uang

Dia turut terlibat dalam penunjukan eksekutor yang bakal bertugas melemparkan bom molotov.

"Mengetahui penunjukan sebagai tim eksekutor untuk penyerangan bom lempar kepada anggota kepolisian bersama Jeri, Ahmad Junaidi, Malik, Jati, Noval, Ipul, dan laskar FPI," ungkap dia.

Bambang Setiono mengakui terlibat dalam aktivitas yang diduga sebagai tindak pidana teroris di Jakarta-Bekasi.

Selain merakit bom, dia mengaku merencanakan dalam penyerangan terhadap orang dan toko milik warga keturunan.

Pengakuan itu disampaikan oleh Bambang Setiono melalui video yang beredar di kalangan awak media.

Suasana di kediaman dua terduga teroris di Jalan Raya Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Pihak kepolisian hingga tim Gegana masih melakukan penyelidikan di TKP
Suasana di kediaman dua terduga teroris di Jalan Raya Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Pihak kepolisian hingga tim Gegana masih melakukan penyelidikan di TKP (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)

Dalam video itu, awalnya dia mengaku sebagai salah satu simpatisan FPI sejak Desember 2020 lalu.

"Saya Bambang Setiono mengaku bahwa menjadi simpatis FPI sejak awal Desember 2020. Bergabung majelis Latif Alyasin," kata Bambang.

Bambang menyatakan dirinya mengetahui pembuatan bom aseton peroksida (TATP) yang dilakukan Zulaimi Agus atas perintah Husein Hasni.

Terjerumus dalam Lingkaran Aktivitas Terorisme

Ia juga mengakui telah merencanakan penyerangan bom molotov terhadap toko usaha hingga tokoh warga keturunan.

"Merencanakan penyerangan di SPBU dengan menggunakan bom molotov untuk menuntut bebasnya HRS dan merencanakan aksi pelemparan bom warga keturunan atau toko usaha milik warga keturunan," ujar dia.

Ia juga mengaku telah merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo di daerah Jakarta.

Tak hanya itu, Bambang juga merencanakan untuk memberikan serbuk bahan peledak ke sejumlah daerah.

"Merencanakan pemberian serbuk HCL03 terhadap setiap DPC dan DPW wilayah Bandung melalui Habib Mukri dan wilayah Brebes melalui Habib Hasan," ungkap dia.

Bambang memastikan pengakuannya dalam video tersebut merupakan tanpa paksaan dari pihak manapun.

"Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya-benarnya tanpa paksaan dari pihak manapun," jelasnya.

Jemur Bahan Peledak di Rumah

Ahmad Junaidi terduga teroris yang ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri mengakui segala perbuatannya.

Dia mengakui sempat terlibat dalam pembuatan bom berbahan aseton peroksida (TATP).

Dalam video pengakuannya yang tersebar di awak media, Ahmad mengaku pernah diminta menjemur bahan peledak di rumahnya oleh terduga teroris lainnya Zulaimi Agus.

"Saya pun pernah dihubungi untuk menjemur berbentuk bahan peledak yang dari aseton dan HCL selama 3 hari di rumah dan lalu saya serahkan kembali kepada Agus," kata Ahmad.

Setelah dijemur, Ahmad menuturkan bahan peledak itu kemudian menjadi berbentuk seperti bubuk.

Kemudian, bahan peledak otu dimasukannya ke dalam toples.

"Setelah itu, saya kumpulkan menjadi 3 toples sosis dalam bentuk serbuk yang sudah kering," ungkap dia.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan bersama jamaah lainnya pernah pergi ke Sukabumi untuk dapat keahlian kekebalan tubuh oleh seseorang yang dipanggil Abah Popon.

"Adapun pengajuan mengajak kami para jamaah pergi ke Sukabumi ke Abah Popon untuk pengisian (kebal) untuk jaga jaga keamanan diri masing-masing," bebernya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan Topik Penangkapan Terduga Teroris

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved