Kabar Artis
Cara Konglomerat Chairul Tanjung Didik Anaknya, Putri Tanjung Ungkap Uang Jajan saat Masih Kecil
Anak sulung konglomerat Chairul Tanjung, Putri Indahsari Tanjung atau karib disapa Putri Tanjung mengungkap cara sang ayah mendidiknya saat masih keci
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Wahyu Aji
Putri Tanjung lantas mengungkap uang jajannya saat masih kecil yang ternyata setengah dari uang jajan teman-temannya.
"Gue itu dikasih uang jajan setengah dari temen-temen gue, tau gak boy kenapa?" tanya Putri Tanjung.
Baca juga: Didatangi Wanita dari Kendari Minta Izin Menginap di Rumah, Baim Wong Kesal: Gak Boleh Kayak Begini
"No," kata Boy William.
"Biar gue itu mikir gimana caranya biar dapat uang tambahan, jadi gue bikin pembatas buku segala macem, walaupun yang beli nyokap bokap juga," cerita Putri Tanjung.
TONTON DI SINI:
Bapak, bapak, dan bapak
Dulu, Putri mengaku sering merasa risih bila dikatakan bahwa segala pencapaiannya saat ini semata karena bantuan dari orangtua, terutama sang bapak.
Buat Putri, sosok sang bapak adalah idola, teladan, sekaligus mentor.
Namun, ada satu hal lagi, sosok bapak yang sama bukanlah model orangtua yang membantu anaknya dengan rupa uang dan atau akses gratis.
Ketika Putri menyatakan hendak menekuni dunia usaha dan kewirausahaan, ada tiga syarat diajukan sang bapak untuk pemberian izin dan restu.
"Pertama, Bapak enggak mau kasih modal. Kedua, enggak boleh minta uang dari CT Corp, dari perusahaan Bapak. Ketiga, enggak boleh pinjam uang (ke Bapak),” ujar Putri dikutip dari Kompas.com.
Seturut waktu, Putri tak mau lagi ambil pusing dengan prasangka orang tentang dirinya, tentang capaian-capaiannya.

Tak membantah ada privilege terlahir sebagai anak pengusaha papan atas, Putri menyebut hal itu hanya satu faktor, bukan penentu akhir perjalanannya.
"Jadi aku ngerasa semakin dewasa lebih bisa berdamai sama diri sendiri. Kayak, of course aku bisa seperti sekarang enggak terlepas dari orangtuaku yang sangat luar biasa,” tutur Putri.
Pada akhirnya, kata dia, setiap orang tetaplah akan dan harus menjalani proses hidupnya masing-masing, terlepas dari asal-usul dan privilege keluarga.