Ramadan Strory

Kapolrestro Jakarta Timur Tak Miliki Makanan Favorit Sahur dan Buka : Selalu Makan Masakan Istri

Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan selalu makan apapun yang dimasak istrinya

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan saat menceritakan ramadan sewaktu kecil di halaman Mapolsek Pulogadung, Jumat (23/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Tak miliki makanan khusus sahur dan buka puasa, Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan selalu makan apapun yang dimasak istrinya.

Diajari selalu bersyukur, membuat Kombes Pol Erwin tak banyak memilih soal makanan.
Kebiasaan itu juga terbawa hingga ia memiliki istri dan anak.

Kepada TribunJakarta.com, Erwin mengatakan tak memiliki makanan favorit untuk sahur maupun berbuka puasa.

Ia selalu memakan apapun yang telah dihidangkan istrinya, Reny Erwin Kurniawan di meja makan.

"Makanan? tidak ada yang favorit bagi saya. Apa yang disediakan oleh istri saya, itu yang saya makan," jelasnya ketika hadir di Mapolsek Pulogadung, Jumat (23/4/2021).

Erwin menjelaskan menghargai apa yang dimasak oleh istrinya juga menjadi kunci keharmonisannya.

"Kita harus bersyukur karena kita masih diberi rezeki untuk berbuka puasa," ungkapnya.

Pengalaman puasa sewaktu kecil
Bagi warga Jakarta Timur tentulah sudah tak asing dengan sosok Kombes Pol Erwin.

Hilir mudik di sejumlah media massa, sosoknya selalu berwibawa terutama dalam memecahkan kasus yang terjadi di wilayah hukum Jakarta Timur.

Meski begitu, rupanya terselip cerita yang justru tak banyak diketahui orang.
Yap, cerita tersebut merupakan pengalaman puasanya sewaktu kecil.

Kombes Pol Erwin menceritakan, sewaktu kecil sekira usia 10 tahun, ia pernah diam-diam membatalkan puasa.

Kala itu, ia yang merupakan anak tentara diminta orang tuanya untuk pergi ke warung.
Jarak tempuh dua sampai tiga kilometer membuatnya terus meneguhkan hati agar kuat menjalani puasa.

Sayangnya, rasa haus menyerang ketika ia menuju warung.
Tak ingin menyerah, ia coba bertahan hingga tiba di warung.

Lagi-lagi, ujian datang ketika ia melihat anak kecil yang sedang minum.

Alhasil, ia tak kuat dan membeli minuman di warung tersebut serta membatalkan puasa.

"Dulu pengalaman saya ramadan waktu masa kecil saya anak kolong anak tentara. Waktu kelas 3 SD saya disuruh ke pasar membeli peralatan sekolah yang jaraknya 2-3 kilometer," jelas Kombes Pol Erwin.

"Saat itu pikiran saya adalah tidak mau berbuka puasa. Tapi ketika dalam perjalanan saya merasa haus. Akhirnya saya merasa haus dan saya membatalkan puasa," sambungnya.

Kembali lagi ke rumah, Erwin bukannya jujur kepada orang tuanya, ia justru bersikap seperti orang yang sedang berpuasa.
Pengalaman inilah yang paling berkesan untuknya.

Ia menuturkan itu menjadi kejadian pertama dan terakhir kalinya ia membatalkan puasa.
Kejadian satu-satunya yang membuatnya menyesal karena tak bisa menahan diri dari rasa haus.

"Tapi itu menjadi kesan tersendiri bagi saya. Di puasa-puasa berikutnya saya enggak mau lagi batal. Itu usia 10 tahun. Setelah itu saya enggak mau lagi membatalkan puasa. Itu kali pertama dan terakhir," ucapnya.

Rindu ramadan masa kecil

Membahas kenangan masa kecil, Erwin kembali teringat dengan kenangan lainnya.
Kesibukannya sebagai Kapolrestro Jakarta Timur membuatnya tahu betul bahaya yang mengancam generasi muda saat ini.

Mulai dari pergaulan bebas hingga narkoba menjadi ancaman bagi anak muda saat ini.
Oleh sebab itu, ia merindukan ketenangan tempo dulu.

Erwin menuturkan ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia merupakan remaja masjid.

Kecil di Kota Solo membuat ia dan teman sepantarannya selalu mengisi waktu untuk mengaji usai salat tarawih.

Tenang dan nyaman, ialah dua kata yang ia lontarkan untuk menggambarkan saat itu.

"Dahulu masih ingat ketika saya masih SMP. Saya remaja masjid di Kota Solo. Di masa kecil kita, saya setelah tarawih saya melakukan kegiatan bersama teman-teman,"

Baca juga: Keluarga Ikut Campur Dalam Rumah Tangganya dan Sule, Nathalie Holscher Minta Maaf: Sedih Kenapa Gini

"Itu sangat tertib, sangat nyaman dan suasana mendukung. Artinya tidak ada suasana hingar bingar, tidak ada bahaya narkoba, bahkan tidak ada medsos," ungkapnya.

Baca juga: Sosok Kolonel Harry di Mata Keluarga, Doa Tak Henti Dipanjatkan Untuk Keselamatan

Baca juga: Alasan Coach Sudirman Belum Tenang Meski Persija Tekuk Persib di Leg 1 Final Piala Menpora 2021

Namun, suasana seperti itu diakuinya sulit didapatkan pada ramadan saat ini.
Bahkan ujian berpuasa saat ini dan tempo dulu sangat berbeda.

"Tentunya dengan kondisi zaman sekarang, masa-masa itu sangat sulit didapatkan, karena lebih banyak godaannya dan tentunya akan lebih sulit puasa di masa-masa sekarang ketimbang masa lalu," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved