Sate Ayam Beracun
Anak Tewas Makan Sate Pemberian Customer, Ojol di Bantul Sebut Korban Keluhkan Rasanya: Pak Pahit
Nasib nahas menimpa seorang bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya alias NFP, pada Munggu (25/4/2021).
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib nahas menimpa seorang bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya alias NFP, pada Munggu (25/4/2021).
Pulang mengaji berniat berbuka puasa bareng ayah dan ibunya berujung duka.
TONTON JUGA
Bocah asal Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul itu meninggal dunia setelah menyantap sate yang dibawa pulang oleh ayahnya, Bandiman.
Dikutip TribunJakarta.com dari TribunJogja Bandiman yang merupakan pengemudi ojek online (Ojol) mendapatkan sate tersebut dari customernya.
Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian menyedihkan tersebut.
Bandi mengaku kala itu dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan Salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal.
Ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
Baca juga: Tiba-tiba Hentikan Peserta Lomba saat Nyanyi di Acara Live, Iis Dahlia: Mau Kayak Nissa Sabyan?
TONTON JUGA
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke Pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.
Baca juga: Jasad Gadis Berlumur Cat Ditemukan di Tempat Sampah Perumahan, Kekejaman Pemuda di Gambir Terkuak
Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy.
Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.
Baca juga: Gerak-gerik Aneh Sebelum Munculnya Hewan Diduga Babi Ngepet, Terkuak Syarat Buat Menangkapnya
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.
Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut.
Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pak pahit," ucap NFP.
Baca juga: Nomor Ponsel Wagub DKI Diretas dan Digunakan untuk Penipuan
Bandiman mengatakan bocah kelas IV sekolah dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen itu kemudian langsung muntah-muntah.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat.
Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
Baca juga: Pengemudi Avanza Tabrak Separator Busway di Pulogadung, Satu Orang Dilarikan ke RS
"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya.
Polsek Sewon masih melakukan penyelidikan terkait kematian Naba Faiz Prasetya (8).
Warga Padukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon tersebut meninggal dunia setelah memakan sate yang dibawa ayahnya, Minggu (25/04/2021) lalu.
Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium sisa sate yang dikonsumsi oleh Naba.
Baca juga: Mau Sekolahkan Anak yang Larang Ayah Tugas di KRI Nanggala 402, Hotman Paris: Keluarga Hubungi Saya
Makanan yang dikonsumsi oleh Naba dan ibunya tersebut saat ini sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta untuk diteliti kandungannya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi,"katanya, Selasa (27/04/2021).
Polsek Sewon tidak melakukan autopsi jenazah bocah itu.
Hal itu karena pihak keluarga keberatan.
Baca juga: Jauh Sebelum Gugur Bersama KRI Nanggala, Serda Setyo Sudah Pernah Berpesan Soal Kematian ke Keluarga
Sembari menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya melakukan pendalaman pemeriksaan.
Salah satunya dengan mengambil keterangan dari saksi-saksi.
Hingga saat ini sudah ada sekitar empat saksi yang diperiksa.
Saksi tersebut berasal dari keluarga korban dan juga dari penerima makanan yang asli (Tomy).
"Saksi sudah kami ambil keterangan, dari keluarga korban termasuk orangtua, kemudian penerima makanan itu. Kan istrinya di rumah, kemarin ayah korban kan bertemu dengan istri Tomy dulu sebelum akhirnya dibawa pulang,"terangnya.
Baca juga: Nomor Ponsel Wagub DKI Diretas dan Digunakan untuk Penipuan
Polisi juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, termasuk di lokasi pertama Bandiman, ayah korban menerima pesanan offline.
"Kami sudah cek ke sana dengan INAFIS juga dengan puskemas. Kita cek apakah ada kemungkinan CCTV yang merekam, karena di sana banyak sekali pohon-pohon,"tambahnya.
Ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF, membahas mengenai kemungkinan racun yang ada di bumbu sate tersebut.
“NFP kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Ketegaran Ustaz Zacky Mirza Divonis Usia Tinggal 3,5 Tahun, Kini Terus Berikhtiar: Ingat Pesan Rasul
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate tersebut jika hanya membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.
Gejala itu kemudian dihubungkan dengan hasil pemeriksaan di tubuh korban serta hasil uji sampel dari sisa makanan.
Ditanya apakah mungkin racun yang digunakan mirip dengan sianida, Lipur enggan berspekulasi.
Menurutnya, peristiwa nahas yang menimpa NFP menjadi ranah kepolisian sehingga publik diimbau tidak berasumsi.
"Harus menunggu pernyataan resmi dari aparat. Soal kepastian racun yang ada di bumbu sate, sebaiknya tunggu hasil laboratorium,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ahli Forensik UGM Ungkap Penyebab Siswa SD di Bantul Meninggal Dunia Setelah Makan