Ada Larangan Mudik Lebaran, Nelayan Cilincing Mudik Pakai Perahu, Butuh Sehari Semalam ke Cirebon

Menyiasati larangan mudik lebaran 2021 dan pengetatan perjalanan dalam negeri, para nelayan Cilincing mudik pakai perahu.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Suharno
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Suasana di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (29/4/2021). Para nelayan Cilincing memilih mudik menggunakan perahu di tengah ketatnya larangan pemerintah selama pandemi Covid-19. 

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Menyiasati larangan mudik lebaran 2021, para nelayan Cilincing mudik pakai perahu.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran 2021, tanggal 6-17 Mei 2021, serta pengetatan perjalanan dalam negeri selama H-14 pra Lebaran dan H+7 pasca Idulfitri alias 22 April-24 Mei 2021.

Hal tersebut membuat para nelayan Cilincing memilih mudik menggunakan perahu.

Sedikitnya delapan perahu nelayan Cilincing sudah berangkat dari pesisir Cilincing, Jakarta Utara, ke daerah Cirebon, Jawa Barat, selama dua hari belakangan.

Delapan perahu yang masing-masing diisi sekitar empat sampai lima nelayan itu melaut menjelang momen Lebaran.

Perjalanan dari pesisir Cilincing menuju ke Cirebon paling cepat memakan waktu sehari semalam.

Hal itu diungkapkan Kurdianto (52), salah seorang nelayan Cilincing yang berulang kali mudik menggunakan perahu.

"Sudah sering sih mudik naik perahu, hampir tiap Lebaran. Dari sini ke Cirebon itu paling cepat sehari semalam," kata Kurdi, sapaannya, saat ditemui di Kampung Nelayan Cilincing, Kamis (29/4/2021).

Suasana di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (29/4/2021). Para nelayan Cilincing memilih mudik menggunakan perahu di tengah ketatnya larangan pemerintah selama pandemi Covid-19.
Suasana di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (29/4/2021). Para nelayan Cilincing memilih mudik menggunakan perahu di tengah ketatnya larangan pemerintah selama pandemi Covid-19. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Para nelayan asal Cirebon yang berdomisili di Cilincing mudik dengan menggunakan perahu kayu yang biasanya dipakai untuk menangkap ikan.

Perahu yang digunakan kebanyakan berukuran 2 GT (gross tonnage), dengan dibekali dua mesin yang mumpuni menerjang laut lepas.

Baca juga: Selain THR PNS dan TNI/Polri, Pemerintah Cairkan THR CPNS dan THR Pensiunan, Simak Besarannya

Pengalaman sebagai seorang nelayan selama puluhan tahun membuat Kurdi dan teman-teman sekampungnya sudah paham waktu-waktu berangkat.

Ketika dilihat cuaca sedang bagus-bagusnya, barang tentu para pencari ikan itu akan berangkat mudik.

"Kita ngelihat kondisi cuaca ya. Kalo langit dan anginnya lagi bagus, langsung berangkat," kata Kurdi.

Selama perjalanan, Kurdi dan rekan-rekan nelayannya pasti akan bergantian memantau cuaca yang berpengaruh terhadap kondisi ombak serta angin.

Apabila di tengah perjalanan cuaca berubah buruk, Kurdi biasanya tak mau ambil resiko.

Ia akan mengarahkan perahunya ke dermaga terdekat sampai cuaca kembali membaik.

"Jadi kalo cuaca buruk bisa lebih dari satu hari. Karena kita singgah dulu di dermaga-dermaga menuju ke Cirebon itu," ucap Kurdi.

Aktivitas mudik menggunakan perahu ini, kata Kurdi, bakal terus menerus terjadi hingga puncaknya tanggal 4 Mei 2021 nanti, atau dua hari sebelum larangan dari pemerintah berjalan.

Baca juga: Terjawab Kenapa Babi Bisa Muncul di Perkotaan Sawangan Kota Depok, Si Biang Kerok Beli Secara Online

Para nelayan memilih berlayar menggunakan perahu lantaran tidak mau berurusan dengan aparat-aparat di titik penyekatan jalur darat.

"Karena pandemi gini kan susah juga lewat jalur darat, apalagi ada penyekatan di banyak titik," ucap Kurdi.

Nekat mudik pakai perahu

Situasi pandemi Covid-19 yang masih merebak di Indonesia membuat pemerintah memberlakukan larangan mudik lebaran 2021 6-17 Mei 2021.

Seiring larangan tersebut, diterapkan pula pengetatan perjalanan dalam negeri selama H-14 pra Lebaran dan H+7 pasca Idulfitri alias 22 April-24 Mei 2021.

Baca juga: Kadus Perempuan Dibunuh Tetangganya Karena Pengecoran Jalan Tidak Sampai di Depan Rumahnya

Tak kehabisan akal, para nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, memilih mudik Lebaran tahun ini dengan menggunakan perahu untuk menyiasati ketatnya peratutan pemerintah.

Salah seorang nelayan Cilincing, Kurdianto (52) mengatakan, selama dua hari terakhir sudah ada sedikitnya delapan perahu yang berangkat.

"Sudah ada sekitar delapan perahu nelayan yang mudik selama dua hari ini," kata Kurdi, sapaannya, saat ditemui di Kampung Nelayan Cilincing, Kamis (29/4/2021).

Baca juga: Viral Video Gumpalan Awan di Bali Menyerupai KRI Nanggala 402, Perekam: Saya Malah Ngak Ngeh

Aktivitas mudik menggunakan perahu ini, kata Kurdi, bakal terus menerus terjadi hingga puncaknya tanggal 4 Mei 2021 nanti, atau dua hari sebelum larangan dari pemerintah berjalan.

Para nelayan memilih berlayar menggunakan perahu lantaran tidak mau berurusan dengan aparat-aparat di titik penyekatan jalur darat.

"Karena pandemi gini kan susah juga lewat jalur darat, apalagi ada penyekatan di banyak titik," ucap Kurdi.

Menggunakan delapan perahu, puluhan nelayan yang sudah berangkat sama-sama menuju ke kampung halaman mereka di Cirebon, Jawa Barat.

Baca juga: Kemensos Segera Cairkan Bansos Rp 300.000 Awal Mei, Segera Login ke cekbansos.kemensos.go.id

Masing-masing perahu berukuran 2 GT (gross tonnage) yang berangkat dalam dua hari ini mengangkut empat sampai lima nelayan.

"Satu perahu bisa nampung maksimal empat sampai lima orang. Mereka kan menuju ke Cirebon, terutama daerah Kalipasung, Gebang," kata Kurdianto.

Setiap perahu yang biasa dipakai untuk menangkap ikan dibekali dengan dua mesin.

Menurut Kurdi, dengan tenaga dua mesin serta kondisi cuaca bagus, perjalanan dari Cilincing menuju ke Cirebon hanya memakan waktu sekitar sehari semalam.

Namun, apabila cuaca buruk terjadi di tengah perjalanan, para nelayan tersebut akan sandar sejenak di dermaga-dermaga terdekat yang mereka temui.

"Nelayan kan tahu kondisi, pakai logika juga. Jadi ngeliat cuaca. Kalo cuacanya nggak enak ya kita sandar, masuk ke muara orang dulu. Kalau bagus, ya jos (lanjut) terus," tutup Kurdi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved