Ada Ibu Hamil Ikut Santap Tumis Kangkung Pakai Oli di Sumedang, Begini Kondisi Bayinya Sekarang
Ada seorang ibu hamil ikut menyantap tumis kangkung yang dimasak pakai oli di Sumedang, Bagaimana kondisi bayinya?
Dia menjelaskan, hidangan berbuka puasa diberikan oleh seorang donatur berupa lontong sayur dan es buah.
Yeni menduga, kedua makanan itu menjadi sumber puluhan santri di pondok pesantrennya mengalami keracunan.
Baca juga: 70 Santri Pondok Pesantren di Bekasi Keracunan, Diduga Usai Makan Takjil dan Nasi Bungkus
"Jadi itu takjil lontong sayur dan es buah dipesan oleh donatur, ada 110 porsi yang dikirim ke kami untuk hidangan berbuka," ucapnya.
Buka pausa saat itu berjalan seperti biasa, para santri secara tertib menerima takjil satu per satu dan duduk di area utama pondok pesantren.
Namun, usai memakan santapan berbuka puasa berupa lontong sayur dan es campur buah naga, para santri mulai merasakan sakit perut.
"Pertama anak saya muntah, lalu enggak lama suami saya drop di kamar mandi, makin panik pas tahu anak santri juga pada muntah-muntah juga," ucapnya.
Dia kemudian berusaha memberikan pertolongan medis dengan membawa seluruh korban ke klinik terdekat.
Sebelum itu, Yeni sempat penasaran mencicipi takjil yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan santri.
"Saya coba tapi enggak saya telan, lontongnya keras, santan sama es buahnya agak asam," terang dia.
Adapun hingga saat ini, Yeni memastikan seluruh korban keracunan santri Yayasan Pondok Pesantren Asshofiani Ahmadi telah berangsur sembuh.
"Kemarin dua hari dua malam, sudah diinfus. ada yang habis empat botol, tiga botol, alhamdulillah siang tadi udah pada pulang dan masa pemulihan," tegasnya.
Yeni menjelaskan, yayasan pondok pesantrennya menang secara terbuka membuka donasi bagi siapa saja yang ingin memberikan sedekah.
Di bulan suci Ramadan, sedekah dibuka dengan memberikan kesempatan bagi donatur menyediakan santapan berbuka untuk santri.
"Namanya kita di yayasan, ada orang yang berbuat baik untuk buka puasa siapa aja juga kalau niat sedekah memang ada saja yang ngasih," ucapnya.
Usai kejadian keracunan ini, Yeni mengaku sudah menghubungi donatur bersangkutan.
Dia meminta agar, sang donatur memastikan kembali makanan yang dikirim layak atau tidak dengan menanyakan langsung ke penjualnya.
"Saya memberanikan diri bilang ke donatur, saya kasi tahu kondisi di pesantren setelah makan-makanan itu, supaya beliau bisa memastikan lagi karena makanan itu kan dia beli," ucapnya.
(TribunJakarta/Muji Lestari)(TribunJabar)