Antisipasi Virus Corona di DKI
Anies Disebut Lalai hingga Pengunjung Tanah Abang Membludak, PDIP: Fokus Gubernur Tidak di Jakarta
Gilbert Simanjuntak mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang terjadi beberapa hari ini
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
Ia menyebut, kerumunan itu terjadi karena Anies lalai dalam menjalankan kewajibannya mengawasi protokol kesehatan.
Padahal, Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2/2020 tentang Pengendalian Covid-19 menjelaskan peran pemerintah ialah melakukan pengawasan terhadap kegiatan masyarakat di masa pandemi Covid-19.
"Ini bukan kecolongan lagi, tapi kelalaian," ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (4/5/2021).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini mengatakan, naiknya klaster penyebaran Covid-19 di ibu kota beberapa waktu lalu seharusnya menjadi peringatan bagi Pemprov DKI.

Terlebih, kebiasaan masyarakat membeli baju baru atau keperluan lain jelang hari raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi turun temurun.
Setiap tahunnya, Pasar Tanah Abang pun selalu diserbu masyarakat dari berbagai daerah yang ingin berburu kebutuhan Lebaran 2021.
Baca juga: Politisi PDIP Desak Anies Minta Maaf, Kerumunan Tanah Abang Berpotensi Picu Klaster Covid-19
Baca juga: Gelagat Nani Dibocorkan Ayahnya, Sempat Pulang ke Rumah Orangtua Sebelum Kirim Sate Beracun:Diam Aja
Baca juga: Libur Semaunya, Porter Pasar Tanah Abang Bisa Lebih Ceria Pada Ramadan Tahun Ini
"Sejak awal sudah terlihat bahwa parkiran tidak sesuai protokol, karena diisi 50 persen dan pengunjung penuh karena tidak diawasi. Tetapi karena kesannya pengawasan dari Pemprov tidak ada, sehingga hal ini terjadi," ujarnya.
Lemahnya pengawasan Pemprov DKI, kata Gilbert, terjadi akibat ketidakfokusan Anies mengurus Jakarta.
Sehingga, kebijakan baru diambil setelah kerumunan di Tanah Abang viral di media sosial.
"Saya melihat kesannya memang fokus gubernur sedang tidak di DKI, tapi fokus ke yang lain," kata Gilbert Simanjuntak.
"Seharusnya sewaktu klaster perkantoran naik, sudah harus diantisipasi bahwa kalau kalangan terdidik saja mulai abai, apalagi yang umum," tambahnya menjelaskan.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang melonjak dalam dua hari terakhir.
Pada Sabtu (1/5/2021) kemarin, jumlah pengunjung pusat tekstil terbesar di Indonesia ini mencapai 87 ribu orang.
Bahkan, pada Minggu (2/5/2021) kemarin, jumlahnya kembali meningkat hingga menembus angka 100 ribu pengunjung.
Padahal, rata-rata jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang hanya berkisar di angka 35 ribu orang.
Baca juga: Politisi PDIP Desak Anies Minta Maaf, Kerumunan Tanah Abang Berpotensi Picu Klaster Covid-19
Anies Harus Minta Maaf
Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera meminta maaf atas kelalaiannya sehingga pengunjung Pasar Tanah Abang membludak.
Hal ini pun berpotensi menimbulkan klaster baru penularan Covid-19 di ibu kota.
"Sepatutnya ada permintaan maaf, karena mengorbankan keselamatan masyarakat," ucapnya, Selasa (4/5/2021).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini mengatakan, Pemprov DKI Jakarta seharusnya bisa lebih sigap mengantisipasi membludaknya jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang.
Caranya dengan menutup akses masuk area parkir dan Pasar Tanah Abang begitu melihat kondisi di dalam sudah lebih dari 50 persen kapasitas.

"Seharusnya dengan mengamati di dalam pasar, pengunjungnya semakin banyak, maka pintu sudah harus ditutup," ujarnya.
Namun, bukannya melakukan hal tersebut, Gilbert Simanjuntak menyebut, Anies cs malah melakukan pembiayar hingga pengunjung membludak.
Dampaknya, mereka harus berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya saat berbelanja, sehingga sulit menjaga jarak.
Baca juga: Gelagat Nani Dibocorkan Ayahnya, Sempat Pulang ke Rumah Orangtua Sebelum Kirim Sate Beracun:Diam Aja
Baca juga: Libur Semaunya, Porter Pasar Tanah Abang Bisa Lebih Ceria Pada Ramadan Tahun Ini
Baca juga: Driver Ojol Menangis di Makam Sang Anak Korban Salah Target Sate Beracun, Nani Sesali Perbuatannya
"Lapor ke polisi kalau tidak mampu. Lapangan parkir juga jangan dibuka semua, masing 50 persen. Artinya kalau ada empat lantai (gedung parkir), yang dibuka dua," kata Gilbert Simanjuntak.
Mantan Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia ini pun meminta Anies segera mengevaluasi jajaran Perumda Pasar Jaya.
Sebab, BUMD milik Pemprov DKI itu yang seharusnya mengetahui kondisi pasar-pasar di ibu kota.
"Sebaiknya Pasar Jaya dievaluasi, akibat keteledoran ini bisa serius betul dan ternyata sudah berlangsung berhari-hari," tuturnya.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang melonjak dalam dua hari terakhir.
Pada Sabtu (1/5/2021) kemarin, jumlah pengunjung pusat tekstil terbesar di Indonesia ini mencapai 87 ribu orang.
Bahkan, pada Minggu (2/5/2021) kemarin, jumlahnya kembali meningkat hingga menembus angka 100 ribu pengunjung.
Padahal, rata-rata jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang hanya berkisar di angka 35 ribu orang.
Baca juga: Gelagat Nani Dibocorkan Ayahnya, Sempat Pulang ke Rumah Orangtua Sebelum Kirim Sate Beracun:Diam Aja
Langgar Aturannya Sendiri
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyesalkan kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang terjadi beberapa hari terakhir.
Menurutnya, kerumunan itu seharusnya bisa dicegah bila Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beserta jajarannya ketat dalam melakukan pengawasan.
"Karena seharusnya ini bisa dicegah, kerja-kerja Satgas Covid-19 di DKI Jakarta kemana kalau bisa sampai terjadi kerumunan seperti itu," ucapnya, Selasa (4/5/2021).
Baca juga: Berkah Ramadan 2021, Cerita Slamet Porter di Pasar Tanah Abang Kebanjiran Pesanan: Ramai Tumpah Ruah
Bila merujuk pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2/2020 tentang Penanggulangan Covid-19, Pras menilai, Anies telah melanggar aturan yang dibuatnya sendiri.
Sebab, aturan itu menyebutkan, tugas dari pemerintah atau dalam hal ini Pemprov DKI ialah melakukan pengawasan terhadap kegiatan masyarakat.
Terlebih, fenomena belanja baju baru atau keperluan lainnya jelang hari raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun.
Baca juga: Bukan Hanya Pakaian dan Kue Kering, Toples Kue Turut Diburu Masyarakat di Pasar Jatinegara
Baca juga: Pimpinan DPRD DKI Wanti-wanti Warga Jangan Bawa Anak Belanja di Pasar Tanah Abang
Artinya, kegiatan yang sebetulnya baik untuk pemulihan perekonomian di masa pandemi ini seharusnya bisa diantisipasi dari jauh-jauh hari agar tak terjadi kerumunan.
"Tetapi pengawasan protokol kesehatan dengan menata jarak dan pembatasan terhadap pengunjung ini yang harusnya ditegakkan Satgas Covid-19 di lapangan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Politisi senior PDIP ini pun khawatir, kerumunan justru menimbulkan klaster baru penularan Covid-19.
"Nah kalau sudah terjadi kerumunan seperti ini, lalu tiba-tiba jumlah kasus penularan meningkat bagaimana?," kata Pras.
Guna mengantisipasi kerumunan terjadi lagi, ia meminta Anies Cs lebih meningkatkan pengawasan.
Tak hanya di Pasar Tanah Abang, tapi juga di lokasi perbelanjaan lainnya jelang Lebaran 2021.
"Di sini saya meminta ketegasan pemerintah dan juga sinergitas kerja dari institusi TNI dan Polri. Karena, kita harus meminimalisir terjadinya klaster baru," tuturnya.
Baca juga: Pemprov DKI Akui Baru Buat Aturan Cegah Kerumunan di Pasar Tanah Abang Usai Viral di Medsos
Baca juga: Cegah Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Anak Buah Anies Andalkan Toa
"Jangan sampai kita sama seperti negara lain yang mengalami tsunami Covid-19," sambungnya.(*)