Ramadan 2021

Cerita Ketua DPRD Kota Bekasi Bertahun-tahun Berpuasa di Negeri Sakura

Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman J Putro memiliki pengalaman berpuasa selama delapan tahun di Negeri Sakura Jepang

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman J Putro 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman J Putro memiliki pengalaman berpuasa selama delapan tahun di Negeri Sakura Jepang, hal ini didapatkan saat ia menempuh pendidikan.

Chairoman mengatakan, bulan puasa selalu memiliki cerita tersendiri tiap tahunnya.

Termasuk kata dia, Ramadan di tengah situasi pandemi selama dua tahun terakhir ini yang sama-sama dialami umat Islam di dunia.

"Pertama kali puasa di pandemi tahun lalu ya, karena enggak boleh tarawih, akhirnya saya baru mengalami jadi imam tarawih di rumah sama anak istri selama 30 hari full," kata Chairoman, Selasa (4/5/2021).

Lalu berlanjut ke pengalaman puasa di Jepang, Chairoman mengaku, suka duka selama delapan tahun sangat membekas.

"Kalau di Jepang wah banyak, karena saya waktu di Jepang tahun 1989, masih bujang," ungkapnya.

Hal yang paling diingat kata dia, ketika ia bersama mahasiswa Indonesia kerap menunaikan salat di tempat terbuka.

Sebab di Jepang, mencari masjid tidak semudah di Indonesia yang masyarakatnya mayoritas beragama muslim.

"Itu masih aneh di Jepang, kalau kita mau salat misalnya susah nyari tempat itu kita biasanya salat di taman, jadi tontonan orang," tuturnya.

Baca juga: Kapolsek Berharap Masyarakat yang Kehilangan Motor Agar Datangi Polsek Pulogadung

Baca juga: 500 Karyawan PO di Terminal Kampung Rambutan Tak Dapat THR

Baca juga: Besok, Warga RW Padat Penduduk di Jakarta Utara Mulai Divaksinasi

Di Jepang lanjut dia, pembangunannya memang sudah sejak lama menerapkan konsep transit oriented development (TOD).

Tiap stasiun atau terminal transportasi umum, bisa dipastikan banyak taman-taman kota yang bagus dan cukup lapang.

"Setiap kita turun di Stasiun taman kotanya bagus-bagus dan ramai, tapi susah nyari tempat salat akhirnya kita pilih di taman," terang dia.

Selama di Jepang, Chairoman bermukim di Kota Tokyo selama setahun, lalu dilanjutkan tinggal di Kota Gifu selama tujuh tahun.

"Selama delapan tahun saya kebanyakan di sana, lebaran pun di sana sampai baru pulang ke Indonesia tahun 1997," tuturnya.

Selain itu, pengalaman di Negeri Sakura Jepang saat Ramadan tidak lain iklim yang berbeda dengan di Indonesia.

Delapan tahun merasakan Ramadan di Jepang, Chairoman mengingat betul perbedaan waktu berbuka tiap musimnya.

"Ada masanya kita mengalami musim dingin, yang enak musim dingin karena masa waktu matahari pendek,"

"Kadang kita sahur jam 7 atau jam 8 (pagi) nanti bukanya jam 4 (sore), cuma kalau musim panas lebih panjang, misal jam 3 (pagi) sahur baru buka jam 8 (malam)," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved