Ramadan 2021
Pedagang Kembang di TPU Pondok Kelapa Merugi Imbas Larangan Ziarah: Modal Tak Kembali
Pedagang kembang di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur merugi
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Pedagang kembang di taman pemakaman umum (TPU) Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur merugi imbas dari adanya larangan ziarah yang dikeluarkan pemerintah.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melarang warganya untuk ziarah kubur, mulai hari ini, Rabu (12/5/2021) sampai Minggu (16/5/2021) mendatang.
Larangan yang justru baru diketahui para pedagang kembang di TPU Pondok Kelapa membuat mereka menelan kerugian hingga jutaan rupiah.
Pasalnya, sebelum penetapan larangan tersebut, para pedagang kembang telah berbelanja belasan juta setelah berkaca dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana ketika Lebaran tiba, banyak peziarah yang datang.

"Saya tahu baru 2 hari lalu. Tapi kan terlanjur sudah belanja kembang. Saya belanja itu minggu lalu dan sampai Rp 14 juta," ujar Oci, satu diantara pedagang kembang.
Baca juga: Pembunuh PSK Online di Kamar Kos Tertangkap, Pelaku Habisi Korban Setelah Bercinta
Begitu mengetahui larangan tersebut, Oci sempat kehabisan kata-kata. Ia mendadak lebih banyak diam lantaran memikirkan kembang jualannya.
"Saya habis kecopetan. Makanya ini juga uangnya boleh pinjam. Sementara kembang enggak tahan lama. Kalau enggak laku pasti merugi," lanjutnya.
Baca juga: Masih Ada Peziarah Datang ke TPU Pondok Kelapa, Pihak Pengelola: Kami Batasi
Senada, Ani, pedagang lainnya menuturkan hal demikian.
Bila biasanya setengaj modalnya sudah kembali pada H-1 Idulfitri, namun kali ini berbeda.
Baca juga: Cerita Warga Lenteng Agung Membuat Semur Kerbau Andil: Hidangan Khas Betawi Jelang Lebaran
"Pasti rugi. Sebab kan memang biasanya sudah ramai tapi ini belum. Harusnya setengah modal kita sudah kembali. Tapi ini belum sampai setengahnya padahal minggu lalu habis belanja sampai Rp 14 juta," ungkapnya.
Nantinya, bila kembang tak habis dan sudah layu maka para pedagang terpaksa membuangnya.