Sudah Temui Komnas KIPI hingga Kemenkes, Pihak Keluarga Trio Akui Ada Bahasan Soal Autopsi
Pihak keluarga Trio Fauqi Firdaus menyebut ada pertanyaan soal autopsi saat pertemuan dengan Kemenkes, Dinkes dan Komnas KIPI, Senin (17/5/2021).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Elga H Putra
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Pihak keluarga Trio Fauqi Firdaus menyebut ada pertanyaan soal autopsi saat pertemuan dengan Kemenkes, Dinkes dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Senin (17/5/2021).
Trio merupakan pemuda asal Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur yang menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (6/5/2021) siang atau sehari usai vaksin AstraZeneca.
Terkait kematian Trio yang dirasa ada kejanggalan, pihak keluarga akhirnya bertemu dengan perwakilan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Komnas KIPI untuk memberikan perjelasan gamblang soal vaksin AstraZeneca.
Viki, kakak Trio mengatakan selama pertemuan berlangsung, ia dan orang tuanya menjelaskan kronologi saat adiknya menunjukkan gejala.
Ia juga mengatakan sempat ada pertanyaan soal autopsi agar penyebab kematian adiknya menjadi jelas.
"Sebenarnya ibu saya yang tadi (yang menjelaskan), karena ibu saya yang ada di situ pada saat kejadian dari almarhum pulang ke rumah hingga meninggal dunia. Ditanyai berbicara tentang kronologi dan selain itu ada pernyataan mengenai autopsi," jelasnya di lokasi.
Selanjutnya, pihak keluarga menuturkan bersedia jika dilakukan autopsi terhadap jenazah Trio.
Namun, saat ini masih menunggu kabar lanjutan dari pihak terkait.
"Bahwa disini pihak keluarga dengan jelas dan ikhlas bersedia untuk dilakukan otopsi oleh pihak-pihak terkait yg mumpuni dalam hal ini," jelasnya.
"Komnas KIPI menyampaikan bahwa perihal otopsi akan segera dilakukan, namun mereka harus berkoordinasi dulu dengan pihak-pihak pelaksana nantinya, karena menyangkut dengan dokumen dan sebagainya.
Baca juga: Pemuda Buaran Meninggal Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca, Keluarga Bertemu Kemenkes dan Komnas KIPI
Baca juga: Resmi Ditetapkan, Ini Harga dan Tarif Pelayanan Vaksin Gotong Royong Sinopharm
Baca juga: Vaksin Covid-19 Jenis Ini Disebut Efektif Bekerja di Indonesia, Sebelumnya Dianggap Kontroversial
Nanti dari pihak Puskesmas wilayah Duren Sawit akan segera menghubungi pihak keluarga tentang tanggal dan waktu pelaksanaan hingga berapa lama," ujarnya.
Alami Demam Usai Divaksin
Sebelum meninggal usai divaksin AstraZeneca, Trio alami demam, linu, dan sakit kepala.
Menurut keterangan kakaknya, Viki, adiknya mengeluhkan demam, pusing hingga linu di sekujur tubuh setelah tiba di rumah.
"Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga terutama ibu dan adik saya, Vika. Alhamarhum pulang bekerja pada Rabu sekitar pukul 15.30 WIB," jelas Viki di Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).
Kata Viki, saat itu adiknya cerita baru melaksanakan vaksin dan keluhan yang dia rasakan saat itu.\

Dia merasakan sakit kepala yang luar biasa, badan sekujur tubuh, sekujur tulangnya itu berasa linu sakit dan dia mengalami demam tinggi," jelas Viki di Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).
Lantaran tak kunjung membaik, jelas Viki, adiknya tak bisa tidur dan ditawari obat warung oleh ibunya.
Namun, Trio menolak tawaran tersebut dan sempat mengajak untuk berobat ke klinik terdekat.
"Dia sempat ngelantur, ya mungkin karena demam yang tinggi ya. Dia bilang bahwa sudah ditunggu neneknya. Terus gak bisa tidur, mencoba menghubungi temannya untuk dianter ke dokter.
Minta anter kakaknya, Vika atas saran orang tua saya juga. Namun Vika berhalangan dan paginya baru ke klinik," lanjutnya.
Sebelum ke klinik, Trio sempat melaksanakan sahur dan berbalas pesan ke rekan kerjanya.
Namun, menjelang siang dirinya sempat kejang dan segera dilarikan ke klinik namun nyawanya tak tertolong.
"Kemudian disarankan ke RS besar. Kemudian kamis siang sudah dinyatakan meninggal. Saya tanya apa jenis vaksinnya AstraZeneca," ucap Viki.
"Keluhan lain sebelum divaksin? enggak ada. Dia menjalani aktivitas kerja, hobinya. Hari Minggunya masih ikut lomba burung dengan teman-temannya dan keluarga tidak menemukan riwayat sakit keras selama hidup almarhum," tambahnya.
Terkait hal tersebut, pihak keluarga masih menunggu keterangan jelas dari instansi terkait perihal vaksin.
Keluarga berharap ada penjelasan konkrit perihal vaksin AstraZeneca.

"Kita menunggu tindak lanjut dari beberapa instansi terkait dan juga terutama pemerintah untuk menjadi perhatian bersama. Kalau langkah preventif hukum belum ya mungkin harus berkonsultasi dengan beberapa lawyer yang kamj tunjuk.
Yang kami butuhkan hanya kejelasan kenapa bisa terjadi seperti ini agar menghindari hal ini kepada yang lain," tandasnya.