Pengikut Aliran Sesat di Cianjur Punya Rambut Merah, Bercelana Pendek, Pakai Nama Dajjal dan Iblis

Pengikut aliran sesat di Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur punya rambut yang dicat merah, dan bercelana pendek.

Editor: Muji Lestari
Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin
Sembilan warga Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, yang diduga menganut aliran sesat, dibina untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang baik dan benar. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengikut aliran sesat di Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur punya rambut yang dicat merah, dan bercelana pendek.

Bahkan para penganut aliran sesat tersebut menggunakan nama-nama aneh, seperti Dajjal dan iblis.

Pemerintah Desa Bojong bersama dengan MUI Desa Bojong dan Persatuan Asatid Karangtengah Kabupaten Cianjur saat ini tengah membina DJ (50), seorang warga Kecamatan Karangtengah yang diduga menganut aliran sesat.

Kepala Desa Bojong, Uyeng Handoko, mengatakan telah mendapat keterangan bahwa beberapa warga sudah ikut pengaruh DJ.

Setelah melakukan investigasi selama tiga hari, kepala desa mendapat fakta bahwa DJ dan sembilan warga yang sudah ikut di dalamnya tidak mewajibkan salat dan puasa.

Dalam investigasi selama tiga hari, kepala desa mendapat fakta bahwa DJ dan sembilan warga yang sudah ikut di dalamnya tidak mewajibkan salat dan puasa.

Baca juga: Anak Anggota DPRD Tersangka Pencabulan Sudah Pernah Menikah & Punya 1 Anak: Kerjaan Serabutan

"Semua rambutnya dicat merah dan mereka sering tidak berpakaian hanya memakai celana," ujar kepala desa itu di ruangannya, Kamis (20/5/2021).

Kepala desa juga menyebut hasil penelusuran di media sosial, akun media sosial mereka namanya aneh-aneh seperti raja Dajal dan iblis.

Kepala desa menjelaskan kronologi soal dugaan pengikut aliran sesat itu.

Kantor Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Kamis (20/5/2021).
Kantor Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Kamis (20/5/2021). (Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin)

Ia mendapat informasi hari Senin dari warga yang melaporkan ke Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa.

Warga melapor karena resah melihat beberapa warganya yang biasa rajin ke masjid saat puasa malah tidak berpuasa juga tak melakukan salat.

"Senin itu juga saya langsung investigasi ke lapangan, saya mengobrol dengan orang yang dimaksud," ujar kepala desa itu.

Ia mengatakan, tak hanya sekali datang ke rumah yang dimaksud namun sampai tiga kali berkunjung.

"Hari Selasa sudah diadakan evaluasi di desa, kami rencanakan investigasi tambahan dan mengundang MUI dan ulama bermusyawarah," katanya.

Baca juga: Depresi Ditinggal Istri, Pria Nekat Menyamar jadi Wanita karena Kecanduan Curi Pakaian Dalam

Uyeng Handoko menduga ada penyimpangan, berangkat dari dugaan tersebut rencananya Jumat (21/5/2021) besok yang bersangkutan akan dipanggil oleh MUI untuk lebih mendalami sejauh mana aliran ini.

"Kami tak bisa memvonis sesat atau tidaknya aliran ini, yang bersangkutan akan dipanggil oleh pihak desa apakah itu betul indikasi sesat, kami juga akan menempuh langsung tahapan pembinaan dan diberi pencerahan," katanya.

Baca juga: Ayah Penyiksa Anak Kandung di Tangsel Tak Berkutik Dihadapan Aparat, Dipiting Polisi Ke Dalam Mobil

Sang kepala desa mengatakan, musyawarah akan dilakukan oleh tim yang terdiri dari empat orang.

Ia menyebut sekitar tujuh orang warga mengikuti kelompok itu, namun mereka sudah di-Islamkan lagi dengan mengucap syahadat.

"Ciri-ciri eksklusif mereka memiliki rambut merah, yang ikut baru kerabat dekat," katanya.

Kepala desa menyebut DJ selalu bilang jika salat cukup niat gerakan hanya olah raga, lalu salat Jumat cukup diam di tempat yang sepi bersemedi.

DJ mengaku mendapat ilmu aliran tersebut dari seorang berinisial R di Kecamatan Sukaluyu.

KH Aceng Japar Sodik tak bisa menahan air matanya saat sembilan warga yang diduga menyimpang mengikuti aliran sesat kembali mengucap dua kalimat syahadat.
Ketua MUI Desa Bojong KH Aceng Japar Sodik tak bisa menahan air matanya saat sembilan warga yang diduga menyimpang mengikuti aliran sesat kembali mengucap dua kalimat syahadat. (Tribun Jabar)

Pengikut Aliran Sesat Ngaku Malas Puasa saat Bulan Ramadan

DJ (50), mengaku khilaf tak melakukan kewajiban salat lima waktu dan salat Jumat.

Ia juga mengaku malas melakukan kewajiban puasa saat bulan Ramadan.

Hal tersebut terungkap saat Majelis Ulama Indonesia Desa Bojong melakukan pembinaan dan pencegahan kepada sembilan warga yang diduga menyimpang.

Pembinaan dilakukan di Aula Desa Bojong, Jumat (21/5/2021).

Pembinaan dan pencegahan berlangsung selama satu jam lebih oleh tim yang telah dibentuk pemerintah Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.

Selesai dilakukan pembinaan dan pencegahan, serta mengucapkan deklarasi dan dua kalimat syahadat, beberapa warga yang telah kembali ke ajaran Islam yang baik dan benar enggan untuk diwawancara.

Sekretaris MUI H Insan Budiman membenarkan bahwa mereka pada dasarnya hafal masalah keagamaan.

"Mereka menyadari kekhilafan. Aapun lebih jauh setelah kami konfirmasi dan kami tanyakan ternyata mereka mengaku tak bisa melaksanakan salat hanya malas dan jenuh," kata Insan.

Insan mengatakan, mengenai kegiatan di hutan, mereka mengaku hanya melakukan refreshing dan tak melakukan ritual apa pun.

Sembilan warga Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, yang diduga menganut aliran sesat, dibina untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang baik dan benar.
Sembilan warga Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, yang diduga menganut aliran sesat, dibina untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang baik dan benar. (Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin)

Ketua MUI Menangis saat Pengikut Aliras Sesat Ucap Syahadat

Ketua MUI Desa Bojong KH Aceng Japar Sodik tak bisa menahan air matanya saat sembilan warga yang diduga menyimpang mengikuti aliran sesat kembali mengucap dua kalimat syahadat di Musala Desa Bojong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (21/5/2021).

Air mata pun berlinangan di wajah Aceng.

Ia berdoa agar sembilan warga yang diduga menyimpang ditetapkan hatinya untuk kembali memeluk ajaran Islam.

"Saya bangga menyaksikan ini, pesan saya harus ikhlas karena ini bakal mengikat di dunia dan hari akhir," kata Aceng.

Aceng mengatakan, ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama untuk berkumpul hari ini untuk menyaksikan gelaran acara dari awal sampai.

"Insyaallah yang hadir di sini dimuliakan Allah Swt, semua menjadi saksi di dunia dan di akhirat," ujar Aceng.

Artikel ini disarikan dari TribunJabar.id dengan judul Ketua MUI Tak Kuasa Menahan Tangis Saat 9 Warga yang Diduga Ikuti Aliran Sesat Ucapkan Syahadat dan Begini Pengakuan Warga Cianjur yang Diduga Menyimpang dan Ikut Aliran Sesat

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved