Tak Ada Penyesalan Pelaku Usai Tebas Kakek 60 Tahun hingga Tewas, Pompa Air jadi Puncak Dendam
Tak ada penyesalan yang dilontarkan pelaku pembunuhan kepada seorang kakek 60 tahun yang masih keluarganya sendiri.
Tak sampai disitu, Yama bahkan mengambil hasil panen ikan dari empang A.
Pada saat kejadian tersebut A masih berbesar hati dan mencoba mengikhlaskan perlakuan Yama.
"Kemarin pas dikosongkan empangnya itu, A masih mengalah, dia bilang biarkan saja. Memang A ini sabar sekali orangnya," tambahnya.

Ia pun menduga kalau A sudah kehabisan kesabaran saat mendapati Yama kembali berulah dengan mematikan mesin pompa airnya.
"Kayaknya A ini, sudah habis kesabaranya gara-gara Yama matikan mesin airnya A, padahal dia belum memompa air juga untuk sawahnya," jelasnya.
Syahrul menuturkan, keduanya memang tinggal dalam satu kampung namun letak rumah keduanya berjarak jauh satu sama lain.
Yama tinggal di tengah empang, semantara A tingga di perkampungan rami berdekaran rumah dengan Sahrul.
Terancam 15 Tahun Penjara
Dari hasil visum yang dilakukan pihak kepolisian, ditemukan sebanyak 18 luka bacok di tubuh korban.
Kasat Reskrim Polres Pangkep, Eka Bayu Budhiawan, menjalaskan luka yang ada di tubuh korban diakibatkan tebasan parang yang dilakukan oleh Pelaku, A.
"Permasalahan awal, pelaku dan korban bertengkar perihal masalah pompa air.
Pelaku merasa tersinggung dan mendatangi korban, lalu menganiaya korban menggunakan parang," ucap dia.
A juga mendapatkan luka di kepala akibat perlawanan dari Yaka.
Luka yang di dapatkan A berasal dari cangkul yang dibawa oleh Yaka.
"Saat itu korban sedang membajak sawah menggunakan cangkul, saat didatangi dilukai oleh pelaku, korban refleks melawan menggunakan cangkul yang dia bawa yang mengenai kepala pelaku," tuturnya.
Atas perbuatannya, A terancam Pasal 338 sub 351 ayat 3 mengenai penganiayaan hingga hilangnya nyawa seseorang.
Artikel ini disarikan dari Tribun-Timur.com dengan Topik Kakek Tewas Ditebas