Anaknya Dicabuli Guru Ngaji, Orangtua di Penjaringan: Saya Sesak, Sakit Hati Saya

MA sakit hati mengetahui orang yang dipercaya bisa memberikan pelajaran keagamaan kepada sang anak, A (8), ternyata adalah seorang pria cabul

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
MA, orangtua dari A (8), korban pencabulan oleh guru ngaji di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. 

"Anak saya sering dikasih baju, sering dikasih duit. Kebaikan itu kan ada maunya. Anak saya dikasih tahu jangan bilang ke siapa-siapa, jangan bilang ke orang laki," kata MA.

MA awalnya masih menyimpan kepedihan itu dalam-dalam saat tahu anaknya telah dicabuli.

Namun, karena ternyata korban pencabulan ini tak hanya satu orang, MA akhirnya buka suara.

Terlebih ketika korban sebelumnya sudah membeberkan dugaan pencabulan ini ke warga setempat.

Baca juga: Napi Kasus Cabul Main Handpone di Penjara, Kepala Pengamanan Rutan Bocorkan Asal Usul Dapat Ponsel

"Saya diem dulu awalnya, sebelum warga ramai, takutnya pencemaean nama baik," kata MA.

"Berhubung ada yang udah duluan ngomong, akhirnya saya ngomong. Ada lima orang yang diduga jadi korban," sambungnya.

MA melaporkan dugaan pencabulan ini ke Mapolres Metro Jakarta Utara.

Ia pun meminta guru ngaji cabul itu segera ditangkap dan dihukum setimpal.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved