Bentrok Berujung Penganiayaan di Bekasi, Ibu Ini Minta Bantuan Ormas karena Tak Mampu Bayar Cicilan
Seorang warga bernama Ika memilih minta bantuan kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) karena tak mampu membayar utang.
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Seorang warga bernama Ika memilih minta bantuan kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) karena tak mampu membayar utang.
Hasilnya, dua ormas pun bentrok akibat aksi pelaporan yang dilakukan Ika.
Bentrok pecah terjadi antara dua ormas di Jalan Raya Narogong, Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Selasa (8/6/2021) lalu.
TONTON JUGA
Wakil Kapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, insiden bentrokan terjadi melibatkan dua ormas yakni Ormas Gempa (Gerakan Muslim Pembela Aqidah) dengan Pemuda Batak Bersatu (PBB).
Di lokasi tersebut, perselisihan bermula dari warga bernama Ika diminta agar melunasi utang oleh sebuah koperasi.
"Itu berawal dari utang piutang, saudari Ika kepada koperasi yang mungkin dimiliki perorangan atau dimiliki Pemuda Batak Bersatu (PBB)," kata Alfian, Rabu (9/6/2021).

Warga bernama Ika meminjam uang sebesar Rp3,5 juta, dicicil sebanyak tujuh kali dengan biaya Rp700.000.
"Ya hasil dari pengakuan sementara dari ibu Ika, sehingga merasa kesulitan melunasi akhirnya dia minta bantuan dari Ormas Gempa (Gerakan Muslim Pembela Aqidah)," jelas Alfian.
Baca juga: Daftar Skuad Portugal di Euro 2020: Ronaldo Jadi Andalan, Pemain Man United Bikin Lini Tengah Solid
Baca juga: Aksi Ronaldo Bersama Timnas Portugal Bikin Heboh Jelang Euro 2020, Rumput Lapangan Jadi Pelampiasan
Baca juga: Uji Coba Jelang Euro 2020: Timnas Portugal Sukses Bungkam Israel, Cristiano Ronaldo Tampil Superior
Terjadilah percekcokan antara dua kelompok ormas di daerah Pengasinan tersebut, hingga berujung insiden penganiayaan.
Insiden di Pengasinan tak ada titik temu, kelompok dari Ormas Gempa lalu berniat menyelesaikan masalah di Polres Metro Bekasi Kota.
Namun sesampainya di Polres Metro Bekasi Kota, massa dari Ormas PBB sudah ramai berkumpul di Mapolres, Jalan Pramuka, Marga Jaya, Bekasi Selatan.
"Terjadi cekcok lagi di Polres terjadilah penganiayaan di situ," kata Alfian.
Baca juga: Gerebek Hotel di Ciputat, Satpol PP Amankan 20 Perempuan Open BO
Situasi di depan Mapolres Metro Bekasi Kota lanjut Alfian makin tidak kondusif.
Terdapat sejumlah provokasi yang menyebabkan dua kelompok ormas makin memanas.
Pihak kepolisian kata dia, bertindak tegas, melakukan pembubaran dengan cara menembakkan gas air mata dan tempak peringatan agar massa membubarkan diri.
"Memang sempat memicu untuk provokasi makanya karena situasi pandemi juga jangan sampai ada klaster kita dorong untuk membubarkan diri," tegas Alfian.
Baca juga: Simak Cara Mengecek Lulus Tidaknya Kartu Prakerja Gelombang 17, Kapan Pengumumannya?
Adapun pemasalah bentrok antara dua kelompok ormas ini masih dalam penanganan Polres Metro Bekasi Kota, penyelidikan tetap dilakukan guna penanganan hukum lebih lanjut.
Sejumlah Senjata Tajam dan 26 Orang Diamankan Polisi
Polisi mengamankan 26 orang dari bentrokan ormas Pemuda Batak Bersatu (PBB) dengan Gerakan Muslim Penyelamat Aqidah (Gempa).
Keterangan tersebut disampaikan Wakil Kapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal.
TONTON JUGA
"Saya sampaikan kuasa hukum PBB percayakan kepada polisi karena kita sudah amankan 26 yang dari Gempa untuk kita lakukan penyelidikan," kata Alfian, Rabu (9/6/2021).
Puluhan orang yang diamankan ini berkaitan dengan insiden awal yang terjadi di daerah Narogong, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Selasa (8/5/2021) malam.
Namun di malam yang sama, massa dari PBB sempat menggeruduk Mapolres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Baca juga: Sama-sama Ingin Jenguk, Kubu Pacar dan Mantan Pacar Bentrok di Rumah Sakit buat Polisi Turun Tangan
Di sana, massa sempat terprovokasi dan meminta agar pimpinan dari Ormas Gempa serta orang yang telah diamankan dihadirkan di tengah-tengah kerumunan.
"Tapi semalam sempat ada provokasi minta dihadirkan ketua (Gempa) dan pelakunya, kalau kita hadirkan di tengah-tengah massa, itu akan menghakimi sendiri, itukan tidak baik," tegas Alfian.
Polisi akhirnya mengambil tindakan tegas, massa dari kelompok PBB dibubarkan secara paksa dari Mapolres Metro Bekasi Kota.
"Memang sempat memicu untuk provokasi makanya karena situasi pandemi juga jangan sampai ada klaster kita dorong untuk membubarkan diri," terangnya.
Baca juga: Tidak Mampu Bayar Cicilan, Seorang Ibu di Bekasi Minta Bantuan Ormas Hingga Terjadi Bentrokan
Selain mengamankan 26 orang, polisi juga menyita sejumlah alat bukti berupa senjata tajam, kayu serta saksi-saksi.
"Kita sampaikan agar mempercayakan pengamanan kasus kepada polisi, kita sudah amankan alat bukti dari saksi, pelaku, barang bukti kayu, senjata tajam," paparnya.
Adapun pemicu bentrokan antara dua kelompok ormas terkait utang piutang, warga bernana Ika meminjam uang ke sebuah koperasi yang punya kaitan dengan ormas PBB.
Baca juga: Gesekan Dua Ormas di Bekasi Terjadi Tadi Malam, Polisi: Salah Paham Mengenai Utang Piutang
Uang yang dipinjam sebesar Rp3,5 juta dengan cicilan Rp700.000 selama tujuh kali pembayaran, tapi karena suatu hal peminjam uang tidak sanggup membayar.
Ketika ditagih, warga peminjam uang meminta bantuan ke ormas Gempa hingga menyebabkan bentrokan. Saat itulah insiden penganiayaan terjadi di daerah Narogong, Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu.
Gesekan 2 ormas
Gesekan dua organisasi kemasyarakatan (ormas) terjadi di Kota Bekasi, perselisihan sempat membuat massa dari dua kubu geruduk Polres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka, Kecamatan Bekasi Selatan, Selasa (8/6/2021) malam.
Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari membenarkan insiden tersebut, dua kubu ormas berasal dari Pemuda Batak Bersatu (PBB) dan Gerakan Muslim Pembela Aqidah (Gempa).
"Benar kejadian semalam, awalnya di Pengasinan, Rawalumbu, lalu terjadi kesalahpahaman," kata Erna, Rabu (9/6/2021).
Erna menjelaskan, kedua kubu ormas setelah gesekan di daerah Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, bertolak ke Polres Metro Bekasi Kota.
Baca juga: Ibu Hamil 7 Bulan Ditemukan Tewas di Galian Septic Tank, Muncul Bau Tak Sedap: Keluarga Kehilangan
Pihak kepolisian kemudian berusaha melakukan mediasi, lalu massa dari kedua kubu justru kembali memanas saat berkumpul di depan Mapolres.
"Karena situasinya makin ramai, kami dari kepolisian lalu mengambil langkah untuk membubarkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Erna.
Menurut Erna, permasalahan bentrok dua kubu ormas dipicu kesalahpahaman terkait utang piutang.
Baca juga: Gerebek Hotel di Ciputat, Satpol PP Amankan 20 Perempuan Open BO
"Permasalahannya hutang piutang, warga berinisial I dia memiliki hutang dengan orang yang berasal dari PBB, lalu ditagih dan meminta bantuan ke ormas Gempa," terang Erna.
Baca juga: PT Bank Syariah Indonesia Buka Lowongan Kerja: Fresh Graduate Boleh Melamar
Kasus bentrok dua ormas ini lanjut Erna, sudah diselesaikan pihak kepolisian. Proses hukum sejauh ini masih berlangsung.
"Sudah diselesaikan semalam, jadi kedua belah pihak menyerahkan perkara hukum kepada kepolisian," tegas dia.
(TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)