Sisi Lain Metropolitan
Cerita Warga Miskin di Tanjung Barat Bertahan Hidup Saat Pandemi: Cukup Makan Nasi dengan Kecap
Warga miskin ibu kota di Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini hidup memprihatinkan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Warga miskin ibu kota di Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan ini hidup memprihatinkan.
Fitriyani (56), atau sering dipanggil Emak, harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidup di tengah pandemi Covid-19.
Baginya, makan dengan nasi dan kecap sudah cukup untuk bertahan hidup.
Emak hidup sebatang kara di rumah kontrakannya yang sederhana.
Di rumah petak itu, ia tidur beralaskan kasur lapuk.
Di depan kasur terdapat televisi cembung kecil yang terkadang berubah hitam putih. Di bawah lantai, berserakan berbagai macam perabotan rumah dan pakaian.
Sebelum pandemi Covid-19, ia mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bantu-bantu jualan minuman di kampus.
Dalam sehari, emak mendapatkan uang Rp 50 ribu.

Baca juga: Covid-19 Varian Inggris, Afrika & India Mengkhawatirkan, Anak Buah Aneis Minta Warga Jakarta Waspada
Baca juga: Pria 45 Tahun Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Kemayoran, Polisi: Kami Buru Sopir Mobil Sampai Dapat
Penghasilannya digunakan untuk membayar kontrakan setiap bulan.
Semenjak pandemi Covid-19, kampus tutup sehingga penghasilannya ikut-ikutan hilang.
Emak kemudian mencari penghasilan lain. Terkadang, ia membantu menggosok pakaian tetangga. Namun, penghasilannya kerapkali tak cukup untuk membayar kontrakan.
Belakangan, emak juga memunguti berbagai plastik dan kardus yang ditemuinya di jalan. Kemudian ia jual ke pemilik lapak dengan pendapatan yang tak seberapa.

Beruntung, emak memiliki pemilik kontrakan yang memahami kondisi hidupnya. Emak dibolehkan menyicil biaya kontrakan per bulan. Cicilannya pun jarang dilunasinya.
Pemilik kontrakan juga sering memberikan lauk untuk makan emak.