56 Tahun Berdiri, Nasi Gudeg Bu Ijah Masih Eksis di Glodok

Nasi gudeg ini merupakan kuliner kaki lima di Glodok, yang hanya berjualan dengan gerobak di pinggir jalan atau di atas trotoar Jalan Pancoran.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Pebby Ade Liana
Nasi Gudeg Bu Ijah, kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1965 atau sekitar 56 tahun lamanya. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Siapa bilang di kawasan Glodok, Jakarta Barat, hanya ada beragam kuliner non halal.

Di Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, ada penjual nasi gudeg halal yang sudah cukup terkenal.

Namanya Nasi Gudeg Bu Ijah. Kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1965 atau sekitar 56 tahun lamanya.

Nasi gudeg ini merupakan kuliner kaki lima di Glodok, yang hanya berjualan dengan gerobak di pinggir jalan atau di atas trotoar Jalan Pancoran.

Namun meski hanya gerobakan saja tetapi pelanggannya lintas usia.

Dari muda-mudi, sampai orang-orang yang usianya cukup tua.

Nasi Gudeg Bu Ijah, kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1965 atau sekitar 56 tahun lamanya.
Nasi Gudeg Bu Ijah, kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1965 atau sekitar 56 tahun lamanya. (TribunJakarta/Pebby Ade Liana)

"Alhamdulillah, nenek jualan dari tahun 1965. Tempatnya pindah-pindah, dulu di belakang, sekarang di depan. Tapi masih di daerah sini," kata Ijah, perempuan berusia lanjut yang merasa lebih akrab jika dipanggil Nenek Ijah.

Nenek Ijah bercerita, kini usianya sudah hampir menginjak 87 tahun.

Baca juga: Kasus Covid DKI Meningkat, Persediaan Vitamin dan Tabung Oksigen di Pasar Pramuka Masih Aman

Dahulu, ia berjualan di belakang Jalan Pancoran. Namun seiringan berjalannya waktu dagangannya itu pindah ke lokasi yang sekarang.

Tepatnya di trotoar kawasan pertokoan, Jalan Pancoran, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.

Meski sudah lanjut usia, tetapi Nenek Ijah masih punya semangat yang tinggi untuk berjualan. Bahkan, rasa masakannya pun tak mengecewakan.

Ada lebih dari 10 macam jenis lauk pauk yang ditawarkan.

Mulai dari opor ayam, kerecek, telur tempe dan tahu bacem, ayam serundeng, daging serundeng, sate hati ayam, sate ampela, ceker ayam, perkedel, bakwan jagung, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Kasus Covid DKI Meningkat, Persediaan Vitamin dan Tabung Oksigen di Pasar Pramuka Masih Aman

Kalau makan di sini, harganya relatif murah. Hanya sekitaran Rp 20 ribuan saja.

Untuk sepiring nasi, dengan daging serundeng, gudeg, kerecek, dan siraman kuah opor, saya hanya membayar Rp 20 ribu saja.

Menurut Nenek Ijah, lauk yang jadi favorit di sini adalah kereceknya. Sebab, Nenek Ijah menawarkan menu kerecek yang penuh dengan irisan kikil.

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok, Sabtu 19 Juni 2021: Aries Dapat Kejutan, Cancer Sulit Kendalikan Emosi

Kalau Tribuners tertarik mencicipinya, datanglah ke kuliner kaki lima Nasi Gudeg Bu Ijah, Glodok, saat siang atau sore hari.

Sebab, Nenek Ijah hanya berjualan sekitar pukul 13.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Namun, semakin sore biasanya dagangan Nenek Ijah semakin ramai diburu pembeli.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved