Cita-cita Mulia Bocah 7 Tahun Urus Ibunya yang Depresi di Gubuk Reyot, Sang Ayah Menghilang

Bocah berusia 7 tahun bernama Sinta Murni harus mengurus ibunya yang depresi atau ODGJ di gubuk reyot di Indramayu. Begini kisah hidupnya.

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kediaman Sinta Murni, bocah yang diperkarakan berusia 7 tahun yang tinggal rumah gubug mengurusi ibunya yang ODGJ di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Rabu (23/6/2021). Bocah berusia 7 tahun bernama Sinta Murni harus menjalani kehidupan yang berbeda dengan anak seusianya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bocah berusia 7 tahun bernama Sinta Murni harus menjalani kehidupan yang berbeda dengan anak seusianya.

Di kala teman seusianya bermain, Sinta harus mengurus ibunya yang depresi atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di gubuk reyot berukuran 4x5 meter beralaskan tanah di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.

Sinta Murni tak bersekolah karena mengurus ibunya. Sedangkan sang ayah tidak diketahui keberadaannya.

Namun, Sinta tetap memiliki cita-cita mulia yakni ingin menjadi dokter.

Ia pun sangat ingin bersekolah seperti teman-temannya.

Sinta pun mengaku senang karena dijanjikan bisa sekolah.

Baca juga: Menjerit Kesakitan Sambil Pegangi Perut, ODGJ Berjuang Melahirkan Sendirian di Pinggir Jalan Bekasi

Hal itu ia sampaikan saat dikunjungi Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) didampingi petugas motekar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Indramayu, Rabu (23/6/2021).

"Seneng, pengen sekolah kayak temen-temen," ujar Sinta Murni dikutip dari Tribuncirebon.com.

Ia ingin bisa merawat ibunya, Nani, yang mengalami depresi atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

"Pengen jadi dokter," ujarnya.

Sinta Murni, bocah perempuan berusia sekitar 7 tahun yang tinggal di rumah gubuk dan merawat ibunya yang ODGJ di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, bersama pihak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Rabu (23/6/2021).
Sinta Murni, bocah perempuan berusia sekitar 7 tahun yang tinggal di rumah gubuk dan merawat ibunya yang ODGJ di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, bersama pihak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Rabu (23/6/2021). (Tribun Jabar)

Selama ini, Sinta Murni kurang mendapat perhatian. Ia bahkan tidak mengetahui secara pasti berapa usianya.

Saat ditemui, bocah malang tersebut mengaku sudah makan setelah dikasih oleh tetangganya.

"Tadi makan comro," ucapnya.

Baca juga: ODGJ Menjerit Kesakitan di Pinggir Jalan Kota Bekasi, Warga Syok Lihat Kepala Bayi Menyembul Keluar

Kasus bocah urus ibunya yang depresi itu mendapat perhatian dari LPAI Indramayu.

Koordinator Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Indramayu, Adi Wijaya mengatakan, Sinta Murni tidak sekolah.

Sinta mengurusi dan membantu ibunya di rumah tersebut sejak sekitar 3 tahun lalu.

"Kalau kita tidak bantu, kemungkinan besar anak ini akan terlantar," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat mengunjungi kediaman ibu dan anak tersebut, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: ODGJ dan Disabilitas di Kota Tangerang Dilakukan Vaksinasi Covid-19 Secara Door to Door

Pantauan Tribuncirebon.com, suasana berantakan terlihat di rumah tersebut, baik pada pelantaran rumah maupun rumah bagian dalam.

Di rumah tersebut, sudah ditinggali Nani kurang lebih 10 tahun lamanya.

Rumah tersebut dibangun orang kakak tiri Nani dahulu sebelum melahirkan Sinta Murni.

"Kalau listrik ini nyambung dari tetangga," ujar dia.

Sinta Murni, bocah berusia sekitar 7 tahun yang tinggal rumah gubuk mengurusi ibunya yang ODGJ di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021).
Sinta Murni, bocah berusia sekitar 7 tahun yang tinggal rumah gubuk mengurusi ibunya yang ODGJ di Desa/Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). (Tribun Jabar)

Adi Wijaya mengatakan, kondisi memprihatinkan tersebut ditambah dengan keadaan Nani yang mengalami sedikit depresi sejak beberapa tahun terakhir.

Ia sedikit sulit untuk diajak berkomunikasi.

Sedangkan, ayah dari Sinta Murni, disampaikan Adi Wijaya, tidak diketahui keberadaannya.

"Nani menikah secara agama dan belum pernah menikah secara resmi. Dia punya 3 anak, dua anaknya menurut pengakuannya dibawa ayahnya," ujar dia.

Baca juga: Vaksinasi ODGJ Perlu Penanganan Khusus, Dinkes Kota Bekasi Lakukan Koordinasi ke Panti Rehabilitasi

Kondisi serba kekurangan pun dialami keduanya, mereka luput dari perhatian pemerintah karena tidak memiliki dokumen kependudukan.

Lanjut Adi Wijaya untuk kebutuhan makan, beruntung, para tetangga masih peduli terhadap ibu dan anak tersebut.

Dalam hal ini, pihaknya akan mencoba membantu agar Sinta Murni dapat bersekolah dengan membawanya ke panti asuhan dan akan melakukan pengobatan terhadap Nani, ibunya yang sedikit mengalami depresi.

"Akan saya bawa permasalahan ini ke desa untuk dilengkapi data-data kependudukan lebih dahulu, karena mereka ini tidak punya dokumen kependudukan sama sekali," ujar dia.

"Mereka merupakan keluarga yang tidak mampu tapi tidak pernah tersentuh oleh pemerintah pusat, kalau pemerintah setempat mungkin membantu. Saya akan mengupayakan betul-betul kasus ini," ujar dia.

Adi Wijaya, mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar Sinta Murni dapat menempuh pendidikan.

Agar ke depannya, ia bisa mendapat kehidupan yang lebih layak.

LPAI berencana membawa Sinta Murni ke panti asuhan di wilayah Kabupaten Subang.

"Kalau kita tidak bantu, kemungkinan besar anak ini akan telantar," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Sinta Bocah Asal Indramayu Tinggal di Rumah Butut, Setia Rawat Ibunya yang ODGJ, Sekolah Dikorbankan, dan LPAI Saja Merasa Miris Lihat Kondisi Sinta Murni, Tinggal di Gubug Ukuran Urusi Ibunya yang ODGJ

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved