Antisipasi Virus Corona di DKI
Ada 128 Kasus Varian Baru Covid-19 di DKI Jakarta, 113 di Antaranya Delta
Sebanyak 128 kasus varian baru virus corona ditemukan di DKI Jakarta hingga 28 Juni 2021. Varian Delta (B.1617.2) mendominasi
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sebanyak 128 kasus varian baru virus corona ditemukan di DKI Jakarta hingga 28 Juni 2021.
Dari jumlah tersebut, varian Delta (B.1617.2) yang pertama kali ditemukan di India paling mendominasi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, ada lebih dari 100 kasus varian Delta yang ditemukan di ibu kota.
"Ada 113 varian Delta. Kemudian, 12 varian Alpha (B.117), dan 3 varian Beta (B.1.351)," ucapnya, Selasa (29/6/2021).
Dwi mengatakan, 128 kasus diduga mutasi virus corona itu diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel Whole Genome Sequencing (WGS).

"Hasilnya, sebanyak 128 sampe dinyatakan sebagai Variant of Concern (VoC) per 28 Juni 2021," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Adapun penyebaran varian baru virus corona ini paling banyak terjadi akibat transmisi lokal dari varian Delta.
Total asa 45 transmisi lokal varian Delta yang ditemukan di DKI Jakarta.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Kota Depok Kembali Berstatus Zona Merah
Baca juga: Carut-marut Vaksinasi di Pemkot Tangerang, Peserta Membludak Saling Dorong, Antrean Mengular Panjang
Baca juga: Daftar 16 Keutamaan Baca Surat Yasin, Jangan Lupa Diamalkan Setiap Hari
Kemudian, ada 22 transmisi lokal varian Delta di wilayah penyangga, seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang pemeriksaannya dilakukan di Jakarta.
"Kami identifikasi juga bahwa 35 kasus memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri (kasus impor), dan 25 kasus masih dalam proses verifikasi," kata dia.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun mengajak seluruh warga waspada dengan varian baru ini, khususnya varian Delta.
Sebab, virus ini lebih mudah menular dan lebih ganas dibandingkan varian asli virus corona (SARS-CoV-2).
"Kami mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada karena varian baru ini lebih cepat menular dan menimbulkan gejala yang lebih berat," tuturnya.