Penumpang KMP Yunice Lolos Maut: Terapung 30 Menit di Selat Bali, Bersyukur Terlihat Kapal Lewat

Upaya penuh perjuangan dilakukan para penumpang KMP Yunice yang berhasil lolos dari maut ketika kapal itu tenggelam di Selat Bali.

Editor: Elga H Putra
Tribun Bali
Penumpang selamat KMP Yunice yang dievakuasi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Upaya penuh perjuangan dilakukan para penumpang KMP Yunice yang berhasil lolos dari maut ketika kapal itu tenggelam di Selat Bali. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANYUWANGI - Upaya penuh perjuangan dilakukan para penumpang KMP Yunice yang berhasil lolos dari maut ketika kapal itu tenggelam di Selat Bali.

Musibah karamnya kapal itu terjadi saat KMP Yunice hendak sandar ke Pelabuhan Gilimanuk Bali, Selasa (29/6/2021) sekira pukul 19.06 waktu setempat.

Dilansir TribunJakarta.com dari Tribun Bali, sampai siang ini ada 11 orang yang masih dinyatakan hilang dan dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.

Adapun dari data yang ada, KMP Yunice itu mengangkut 57 orang yang terdiri dari 13 awak kapal, 41 penumpang dan tiga orang petugas kantin.

Data yang diperoleh hingga pukul 09.00 WITA, telah terevakuasi korban selamat 39 orang, meninggal dunia 7 orang dan masih dalam pencarian 11 orang.

Tujuh korban meninggal itu terdiri dari lima perempuan dan dua laki-laki.

Baca juga: Detik-detik KMP Yunice Tenggelam, Penumpang Panik Kapal Miring ke Kiri: Berpikir Gimana Bisa Selamat

Sementara dari 39 korban selamat, mereka memiliki ceritanya masing-masing ketika berhasil lolos dari maut dan masih diberikan kesempatan untuk hidup.

Satu diantaranya dikisahkan Sukro (44) warga Srono, Banyuwangi, Jawa Timur yang berada di KMP Yunice saat musibah itu terjadi.

Sukro menuturkan dirinya langsung reflek mengambil pelampung dan langsung loncat ke laut ketika mengetahui bahwa kapal yang ditumpanginya tinggal menunggu waktu untuk karam.

Keputusannya meloncat ke laut tak otomatis membuat dirinya selamat.

Baca juga: Terombang-ambing di Laut, Penumpang KMP Yunice Selamat Ditolong Nelayan: Lihat Ombak Bak Gunung

Baca juga: KMP Yunice Tenggelam di Pelabuhan Gilimanuk Bali, Video saat Sejumlah Penumpang Dievakuasi Viral

Baca juga: Viral Video KMP Yunice Tenggelam di Pelabuhan Gilimanuk Bali, Penumpang Berteriak: Tolong, tolong!

Sukro masih harus bertaruh dengan keadaan karena dia mengaku hampir 30 menit terapung di laut.

Kondisi malam hari membuat dinginnya air laut itu terasa begitu menusuk dirinya hingga akhirnya nyawanya diselamatkan oleh kapal lain yang melintas.

"Sekitar setengah jam saya terapung, hingga akhirnya ada kapal lewat dan saya teriak minta tolong. Alhamdulillah saya bersyukur masih diberi keselamatan," katanya.

Lain cerita dialami Taufik, warga Jember yang hendak ke Denpasar, Bali menaiki KMP Yunicee.

Dia mengaku banyak penumpang bingung karena tidak ada peringatan apapun di atas kapal.

"Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugasnya lari-lari," kata Taufik.

Kata dia, kepanikan semakin terjadi ketika kapal tiba-tiba terus miring ke kiri, dan akhirnya terbalik.

Sejumlah penumpang KMP Yunice yang tenggelam di evakuasi, Selasa (29/6/2021).
Sejumlah penumpang KMP Yunice yang tenggelam di evakuasi, Selasa (29/6/2021). (Tangkapan layar di Instagram)

"Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung.

Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya.

Saya tendang saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung," kata Taufik.

"Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya selamat," katanya.

Kapal terus miring ke kiri, dan Taufik memberanikan diri untuk keluar dari kapal.

Setelah kapal terbalik banyak penumpang yang terapung di laut dalam keadaan yang gelap.

Tanggapan Dishub Bali

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Gede Wayan Samsigunarta mengatakan, pemerintah melakukan evaluasi atas insiden yang menimpa KMP Yunicee.

"Kita pada posisi sekarang kita tidak mau juga ini berulang sehingga kita evaluasi seperti apa sebetulnya kondisi pemuatan dan kemudian administrasi dan sebagainya.

Ini situasi yang tidak mengenakan buat kita semua dan terjadi artinya cukup dan bukan sesuatu yang biasa. Nah karena itu harus dianggap sebagai sesuatu yang harus diivestigasi kemudian kita akan lihat seperti apa masalahnya," kata dia.

Lebih lanjutnya, Ia mengatakan utamanya pihaknya akan berpikir bagaimana caranya mencegah agar hal ini tidak terjadi lagi.

Ia juga mengatakan apakah nanti pada muatan yang lebih ditata, dan kalau bisa kapal-kapal yang mengangkut barang itu yang memang benar kapal barang.

Dan kejadian ini juga akan diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Kalau Balai Transportasi Darat mereka yang ini kan kebetulan di dua wilayah, jadi di barat itu oleh BPTD Jatim di Timur oleh BPTD Bali. Masing-masing melakukan tugasnyalah untuk melihat seperti apa proses yang terjadi secara internal. Seperti apa kapal ini bergerak sebelumnya bagaimana. Karena kan sebelumnya pasti dari Gilimanuk dia," tambahnya.

Pendirian tenda oleh Brimob Polda Bali di Pelabuhan Gilimanuk untuk memudahkan koordinasi dalam melaksanakan evakuasi korban tenggelamnya KMP Yunicee, Selasa (29/6/2021)
Pendirian tenda oleh Brimob Polda Bali di Pelabuhan Gilimanuk untuk memudahkan koordinasi dalam melaksanakan evakuasi korban tenggelamnya KMP Yunicee, Selasa (29/6/2021) (Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana)

Ketika disinggung apakah KMP Yunicee kondisinya sudah cukup tua, Gede mengaku tidak mengetahui persis akan hal tersebut.

Ia mengatakan yang jelas kapal yang boleh berlayar itu pasti kapal yang masih layak untuk berlayar dan beroperasi.

Sementara untuk data manifest yang terkesan simpang siur, Gede mengatakan mungkin itu yang disampaikan terjadi kerumitan di penyeberangan pendek yang jika dilihat rumitnya sistem transportasi itu yang paling repot sebenarnya pada jalur darat.

"Jalan itu kita tidak pernah bisa melakukan kontrol dengan baik. Kemudian yang kedua penyeberangan pendek seperti ini. Ini penyeberangan dan dia sifanya seperti jembatan, jadi ferry. Dengan sistem ferry ini orang terbiasa untuk berlalulintas. Misalnya ada seseorang di seberang mau ke sini naik saja, jadi langsung karena sudah biasa bolak balik. Kadang-kadang hanya bilang Pak izin ikut. Tapi, ini akan kita lihat seperti apa sebenarnya," paparnya.

Ia juga menekankan kepada masyarakat ketika membeli tiket penyebrangan kapal agar memperhatikan akan mendapatkan insurance yang seperti apa.

Proses ini harus selalu ditegakkan bahwa yang mendapatkan layanan lisense adalah orang yang resmi untuk melakukan kegiatannya aktivitas transportasi.

Dan kejadian ini diakuinya belum berpengaruh pada pengiriman logistik untuk Provinsi Bali.

"Endak ada perintah untuk penutupan sampai sekarang, kita masih beroperasi normal tapi saat tertentu cuaca buruk atau memang situasi emergency ya memang ditutuplah. Endak (ada pengaruh, red) armadanya banyak yang masih stanby juga banyak. Artinya, dari sisi armada masih cukup semuanya masih cukup," imbuhnya.

Proses evakuasi korban selamat di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa 29 Juni 2021 malam.
Proses evakuasi korban selamat di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa 29 Juni 2021 malam. (Surya/Haorrahman)

Sementara, andil Dinas Perhubungan dalam hal ini adalah memperketat Pelabuhan.

Di Dinas Perhubungan juga tersedia kebijakan, yakni kebijakan pemuatan dan kebijakan logistik.

Dan di daerah untuk mengurangi terjadinya kasus-kasus seperti ini sangat penting.

"Karena itu memang saya sama teman-teman lagi nata nih pelan-pelan termasuk logistik ekspor kita kalau bisa lebih layaklah. Misalnya mana yang lewat laut, mana yang sebenarnya lewat penyeberangan. Kalau lewat penyeberangan itu seperti apa. Kemudian kira-kira nanti kita juga harus berkoordinasi dengan pusat berkaitan dengan standar kapal penyeberangan yang sebaiknya ada untuk Bali. Itu sedang kita perbaiki," tutupnya.

Artikel ini disarikan dari Tribun-Bali.com dengan Topik Kapal Tenggelam di Gilimanuk

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved