Cerita Kriminal
Sehari Tak Dapat Kabar Anak Gadisnya, Aziz Membatin Lihat Sosok Ganjil di Video Viral Facebook
Sehari tak mendapat kabar, Aziz membatin dan meyakini sosok ganjil di lahan kosong dalam video viral Facebook adalah anak gadisnya, SZ.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, CISAUK - Sehari tak mendapat kabar, Aziz membatin dan meyakini sosok ganjil di lahan kosong dalam video viral Facebook adalah anak gadisnya, SZ.
Kondisi mayat gadis 19 tahun itu gosong dan keluarkan asap saat ditemukan warga Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (9/7/2021) pukul 06.00 WIB.
Penemuan mayat wanita muda dalam kondisi mengenaskan itu sempat viral setelah beredar di Facebook.
Meninggalnya SZ di tangan mantan kekasihnya DS (20), membuat keluarga besar sangat berduka.
Sang adik begitu terpukul karena begitu dekat dengan SZ selama hidupnya.
Baca juga: Muslim Bergetar saat Berucap ke Istri: Jangan ke Kebun Dulu, Ada Orang Terbakar
Sebelum ditemukan tewas, SZ pamit untuk bekerja dan biasa pulang telat karena lembur.
Tapi pada Kamis (8/7/2021) malam SZ tak memberikan kabar sehingga membuat keluarga khawatir.

"Sore itu sekitar pukul 16.00 WIB, dia pamitan mau kerja. Seperti biasa saja. Pulangnya juga biasanya pukul 20.00 WIB. Eh ini dia gak ada kabar," cerita Aziz, Senin (12/7/2021).
Aziz sempat menghubungi nomor kontak SZ tapi tak ada respon.
Minta Adik Jangan Banyak Jajan
Dalam ketidakpastian, Aziz mendapat kabar ada penemuan mayat wanita dalam kondisi hangus terbakar di dekat permukiman warga di Desa Suradita.
Desa Suradita berada di sisi selatan Desa Cibogo, tempat SZ tinggal bersama keluarganya.
Baca juga: Terungkap Jasad Wanita Terbakar di Cisauk Tewas Dibunuh, Diduga 2 Pelakunya Lelaki yang Sakit Hati
"Pas saya lihat itu jenazah di Facebook, saya sudah merasa itu anak saya. Saya sudah yakin banget," aku Aziz.
Ia kembali menegaskan, "Di batin, saya yakin itu anak saya."

Berbekal informasi tersebut, Aziz mendatangi Polres Tangerang Selatan karena anak gadisnya tak pulang sejak Kamis malam.
"Saat saya di-BAP, polisi menunjukkan pakaian terakhirnya. Iya benar itu pakaian anak saya," kata Aziz dengan suara bergetar menahan amarah.
Tak sekalipun Aziz memiliki firasat buruk saat anak gadisnya itu tak pulang. Tapi, belakangan perasaannya semakin menjadi-jadi tak keruan.
Satu hal tak biasa yang dirasa Aziz, melihat gelagat SZ sebelum pamit bekerja pada Kamis sore.
Tampak, SZ menitipkan pesan ke adiknya dan menyempatkan bermain TikTok bersama. Ini jarang sekali yang Aziz lihat dari SZ selama ini.
"Jangan bandel, jangan banyak jajannya, kasihan sama bapak-ibu," ucap SZ dalam pesannya untuk sang adik, seperti ditirukan Aziz.
Baca juga: Dihina Keok di Ranjang, Pria di Depok Tuntaskan Dendam Ajak Istri Siri Bercinta untuk Terakhir Kali
Tersebab Lamaran Ditolak
Tak sampai 2 x 24 jam sejak penemuan mayat SZ, penyidik Polres Tangerang Selatan menangkap DS dan satu pria lainnya US pada Minggu (11/7/2021).
DS dan US disangka dalam kasus kematian SZ. Mereka diringkus di Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang Selatan.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin sempat menyebut motif pembunuhan itu lantaran sakit hati.

Setelah diperiksa lebih lanjut, pelaku DS adalah mantan pacar korban.
DS sakit hati, dibantu US, nekat membunuh korban lalu membakar jasadnya di lahan garapan warga Desa Suradita.
Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Angga Surya Saputra menjelaskan, DS pernah menjalani hubungan dengan korban. DS kemudian melamar, tapi korban menolaknya.
"Tersangka ini pernah menjalin hubungan dengan korban. Saat melamar, tersangka dan keluarga ditolak keluarga korban," terang Angga.
Penyidik belum merinci hubungan DS dan US dan apa peran masing-masing, karena masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Tangerang Selatan.
Melihat kematian anak gadisnya begitu tragis, Aziz meminta kedua pelaku dihukum mati.
"Kalau bisa dan harus bisa, hukum diberlakukan adil," ucap Aziz, lalu melanjutkan, "Saya mau hukumnya hukum mati."
Menurut Aziz, bukan hanya dia dan ibunya tapi seluruh keluarga besar merasa sangat kehilangan SZ.
Baca juga: Siswa SMA Nafsu ke Tantenya Sendiri, Ajakan Bercinta Ditolak Malah Pilih Habisi Nyawa Korban
Selama ini SZ bekerja untuk ikut membantu keuangan keluarganya.
Terkejut Lihat Sosok Keluarkan Asap

Mayat SZ pertama kali ditemukan Muslim berjarak sekitar 10 meter dari saung saat hendak menggarap lahan garapannya.
Ia bergegas balik ke rumah dan berucap kepada istrinya, Dahyana, dengan mimik ketakutan. Dahyana menduga suaminya kembali pulang karena ada barang yang tertinggal.
Sudah menjadi kebiasaan Muslim keluar rumah menuju ladang pukul 05.30 WIB.
Belum sempat Dahyana bertanya tersebab apa pulang secepat itu, Muslim langsung memberikan pesan singkat, padat, dan jelas.
Ditingkahi raut ketakutan, Muslim perlahan bercerita kepada sang istri atas apa yang dilihatnya barusan di lahan yang ia tanami terong.
"Jangan ke kebun dulu. Di kebun ada orang yang terbakar," pesan Muslim seperti ditirukan Dahyana saat ditemui di rumahnya pada Sabtu (10/7/2021).
Mulanya, Muslim penasaran melihat sesuatu berasap di atas tanah, padahal masih pagi. Spontan ia terkejut asap itu berasal dari tubuh manusia yang terbakar.
Mayat tersebut sudah sulit dikenali. Seluruh tubuhnya hitam gosong dan masih mengeluarkan asap saat Muslim menemukannya.
Masih terlihat sisa kain warna krem sisa pembakaran. Bahkan, ada tulang seukuran jari tangan yang tertinggal di tempat kejadian perkara.
"Dia panik, kakinya sampai gemetaran gitu," imbuh Dahyana.
Sebagai istri, ia mencoba menenangkan sang suami dan ,menemaninya untuk melaporkan apa yang dilihatnya ke Ketua RT setempat, berlanjut ke Polsek Cisauk.
Muslim yang telah memberi Dahyana tiga anak itu sempat dimintai keterangan secara intensif di kantor Polres Tangerang Selatan selama dua hari.
Awalnya, Muslim ditemani Dahyana saat mendatangi Polsek Cisauk sampai sore. Tapi, hanya Dahyana yang pulang ke rumah, sementara Muslim masih diperiksa.
Mayat SZ dievakuasi dan dibawa untuk diautopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, karena jasadnya sulit diidentifikasi secara manual.