Sisi Lain Metropolitan

Bayinya Menderita Epilepsi, Warga Penjaringan Harap Pemerintah Anggarkan Susu Khusus Intraktabel

Warga Penjaringan, sekaligus seorang ibu dari Kenzi, anak penderita epilepsi intraktable dan mikrosefalus, Ima (37) mengaku kesulitan mencarinya.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Mulyadi (baju merah) dan Ima yang sedang menggendong Kenzi (1,4) di dalam kontrakannya. Kenzi menderita mikrosefalus dan epilepsi intraktabel pada Senin (12/7/2021). 

Kemiskinan masih membelit hidup mereka. Apalagi, kebutuhan susu khusus untuk proses penyembuhan penyakit Kenzi sangat memberatkan mereka. 

Saat ditemui TribunJakarta.com di kontrakannya, Ima menceritakan kisah perjuangan untuk menghidupi anak bungsunya itu.

Pada tanggal 11 Maret 2020, Kenzi lahir di Rumah Sakit Atma Jaya, Penjaringan, Jakarta Utara. Begitu lahir, ia langsung dibawa ke ruang ICU oleh tim dokter. Selama 2 minggu Kenzi mendapatkan perawatan ICU. 

"Kenzi sempat masuk ke ICU karena kepalanya sempat ada pendarahan dan sempat tidak menangis juga. Tapi saat itu belum diagnosis mikrosefalus dan epilepsi," ungkap Ima kepada TribunJakarta.com pada Selasa (13/7/2021).

Cobaan seakan datang bertubi-tubi kepada bayi yang baru dilahirkan itu. Kenzi, lanjut Ima, mengalami kejang saat baru tiga hari di inkubator. Ia belum mampu untuk bernafas sendiri. Kenzi dibantu dengan alat ketika bernafas. 

Selang urine kateter pun terpasang di tubuh Kenzi agar memudahkannya buang air kecil.

"Setelah dua minggu dirawat, Kenzi sempat dibawa pulang. Namun, ia kembali kejang lagi ketika memasuki usia 6 bulan," lanjutnya. 

Melihat kondisi Kenzi yang tak kunjung pulih, Ima dan Mulyadi memutuskan untuk membawa Kenzi ke rumah sakit Atma Jaya. 

Ia kembali dirawat selama 10 hari. Namun, tak ada perkembangan yang berarti bagi Kenzi. Kejangnya itu malah berangsur-angsur sering. Kenzi dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

"Di sana, Kenzi di-EEG atau rekam otak. Didiagnosa menderita epilepsi Intraktabel dan mikrosefalus. Lingkar kepalanya mengecil jadi tidak seperti anak-anak normal," jelasnya.

Mendengar penjelasan dokter, Ima awalnya mengaku lemas dan syok ketika mengetahui anaknya tidak lahir sempurna. 

Namun, itu bukanlah akhir dunia. Ima dan Mulyadi tetap akan merawat dan menjaga anak keduanya itu.

Minum Susu pakai selang di hidung

 
Kini, Kenzi terlentang lemah di atas kasur kontrakannya. Hidungnya dipasang selang yang masuk sampai ke bagian lambungnya. 

Bayi itu tak banyak bergerak. Ia terkadang menangis dipelukan ayahnya, Mulyadi. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved