Sisi Lain Metropolitan
Kisah Bayi Penderita Mikrosefalus & Epilepsi di Penjaringan: Pakai Selang di Hidung untuk Minum Susu
Ima menceritakan kisah perjuangan untuk menghidupi Kenzi. Kenzi dibantu dengan alat ketika bernafas. Selang urine kateter pun terpasang di tubuh Kenzi
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Bayi itu tak banyak bergerak. Ia terkadang menangis dipelukan ayahnya, Mulyadi.
Ima bercerita bahwa anaknya harus memakai selang di hidung lantaran tak bisa minum secara normal.

Dikhawatirkan Kenzi bisa tersedak saat minum melalui mulut.
"Karena kalau tersedak bisa masuk paru-paru nanti takut fatal," tambahnya.
Pihak rumah sakit memasangkan selang di hidung Kenzi.
Ima diminta untuk mengalirkan cairan susu melalui selang yang didorong dengan pompa suntikan di rumah.
Lima jenis obat-obatan untuk penyembuhan kejang pun dimasukkan melalui selang itu.
Semakin bertumbuh, Kenzi kerap mencabut selang itu dari hidungnya. Karena cemas harus mondar-mandir di masa pandemi, Ima diajarkan pihak rumah sakit untuk memasang sendiri selang itu bila sewaktu-waktu lepas.
Baca juga: Mengenal Donor Plasma Konvalesen untuk Terapi Pasien Covid-19, Cek Syaratnya untuk Jadi Pendonor
"Selangnya saya yang masukkin sendiri, itu tega enggak tega sih. Sudah diajarin oleh pihak rumah sakit," ucapnya.
Susu yang harus diberikan pun bukan susu bayi pada umumnya.
Ima diminta dokter untuk memberikan susu medis untuk penyembuhan kejang-kejang yang diderita Kenzi.
Bayi itu juga harus menjalani diet ketogenik (diet karbohidrat) untuk mengurangi frekuensi kejangnya.
Sebab, Kenzi sempat mengalami kejang 47 kali dalam satu hari.
"Saat ini belum bisa konsumsi susu lain selain susu medis. Dia juga harus mengikuti diet ketogenik untuk proses penyembuhan kejang-kejangnya," lanjutnya.
Untuk penyembuhan mikrosefalus, Kenzi melakukan terapi untuk merangsang motoriknya di RSCM.